nusabali

Ada Pohon Beringin, Kepah dan Kepuh yang Dikenal Pingit

Menelusuri Keunikan Pura Swagina Taman Sari yang Berlokasi di Dekat GOR Ngurah Rai Denpasar

  • www.nusabali.com-ada-pohon-beringin-kepah-dan-kepuh-yang-dikenal-pingit

Dulu pura ini adalah pura pangulun sawah yang disebut Pura Ulun Suwi. Pura induknya adalah Pura Subak Praupan Tegeh Sari di Jalan Nangka dekat KFC.

DENPASAR, NusaBali- Berada di tengah-tengah Kota Denpasar yang sibuk, Pura Swagina Taman Sari di Desa Adat Pagan, Desa Dangin Puri Kangin, Denpasar Utara, Kota Denpasar tampak tidak ada yang spesial ketika dilihat dari tepi Jalan Angsoka, tepat di depan RS Mata Bali Mandara.

Namun, nyatanya pura seluas sekitar satu are ini menyimpan keunikan. Keunikan yang hanya dapat dirasakan dan disaksikan jika menginjakkan kaki di dalam pura yang dulunya berupa pangulun carik (parahyangan sawah) ini. Ya, pura di tengah-tengah gedung pemerintahan dan pendidikan, di sisi selatan GOR Ngurah Rai ini dulunya adalah pura untuk para petani. Siapa sangka, dari Pasar Kereneng hingga ke batas utara Jalan Suli dulu membentang lahan sawah milik negara yang digunapakai oleh masyarakat. 

Hal ini dijelaskan kepada NusaBali oleh Bendahara Pangempon Pura Swagina Taman Sari, I Dewa Putu Darmawan,58, ketika ditemui di wantilan pura pada, Kamis (25/4). Dewa Darmawan sendiri adalah mantan Perbekel Dangin Puri Kangin periode 1998-2014. "Dulu pura ini adalah pura pangulun sawah yang disebut Pura Ulun Suwi. Pura induknya adalah Pura Subak Praupan Tegeh Sari di Jalan Nangka dekat KFC. Di sini dulu ada saluran irigasi dari Subak Praupan Barat," beber Dewa Darmawan. 

Seiring perkembangan zaman dan alih fungsi sawah menjadi fasilitas pemerintahan, BUMN, dan lembaga pendidikan, sawah pun menipis, begitu pula jumlah petani yang punya hak guna di sawah negara. Dikarenakan perubahan ini, Pura Ulun Suwi berubah menjadi Pura Taman Sari sekitar tahun 1982. Atas dukungan KONI Provinsi Bali yang bermarkas di GOR Ngurah Rai kala itu, areal pura kemudian ditata dan di-sukat (diukur) ulang oleh Griya Gede Bajing, Denpasar. Tahun 2007, nama pura disisipkan kata 'Swagina' yang artinya diperuntukkan untuk yang memiliki 'gaginan' (profesi, kebisaan) dalam arti luas, bukan saja profesi petani. 

Selain Palinggih Ida Sri Rambut Sedana dan Ida Ratu Gede Dalem Ped yang sudah ada dari awal keberadaan pura, pasca menjadi Pura Swagina Taman Sari, dibangun pula Palinggih Padmasari. Sehingga, pura dapat menerima pamedek (umat) secara umum. "Nah, di dalam pura, di belakang palinggih Ida Ratu Gede Dalem Ped, ada tiga taru (pohon) yang pingit. Dulu, tidak ada yang berani lewat pura ini karena ketiga pohon itu dikenal keramat. Bisa dibilang taksun-Ida itu ada di taru itu," ungkap Dewa Darmawan. 

Ketiga pohon itu adalah kepuh, kepah, dan beringin. Tiga pohon ini tumbuh dengan formasi segitiga, di mana pohon kepuh ada di barat/utara, pohon kepah di timur, dan pohon beringin di selatan. Kata Dewa Darmawan, tiga pohon ini juga menyimbolkan Tri Pramana: bayu, sabda, idep; dan simbol Tri Murti. Dijelaskan Putu Sumiarsa,60, Kelian Adat Kereneng yang juga Manggala Karya Pujawali Pura Swagina Taman Sari tahun ini, pohon kepuh tumbuh vertikal tanpa dahan sampai di atas dua pohon lainnya. Sedangkan, pohon kepah lebih pendek, bercabang, dan kini sedang berbuah. 

"Kepuh dan kepah ini seperti simbol laki-laki dan perempuan. Menurut kami, ini keunikan Pura Swagina Taman Sari, jarang ada pura di dalamnya terdapat tiga pohon tumbuh 'menyatu' satu sama lain," imbuh Sumiarsa ketika ditemui di kesempatan yang sama. 

Tidak diketahui secara pasti apa fungsi taru ini dan mengapa tumbuh di lokasi itu. Namun, khusus pohon kepah digunakan untuk sumber tamba (obat) bagi panjak dan pamedek yang datang. Kulit dari akar pohon kepah ini digosok dan serbuknya dijadikan obat luar. Akan tetapi praktik menggosok pohon kepah ini sudah dihentikan oleh manggala pura. Sebab, pamedek terkadang menggosok sendiri tanpa pengawasan sehingga dikhawatirkan merusak kondisi pohon kepah. Kini, Pura Swagina Taman Sari kaempon (dikelola) oleh tujuh banjar di Desa Dangin Puri Kangin. Selain itu, pura ini juga kasungsung (disucikan) oleh para pelajar, mahasiswa, guru, dan dosen dari lembaga pendidikan sekitar, juga oleh anggota Polri/Brimob dari Mapolda Bali. 

Pujawali Pura Swagina Taman Sari sendiri jatuh pada Purnama Jyestha, Selasa (23/4) lalu dan nyejer hingga Jumat (26/4) hari ini. Para pelajar PAUD, SD, sekolah menengah, hingga rektorat dikatakan Sumiarsa sudah tangkil (datang) untuk bersembahyang. 7 ol1

Komentar