nusabali

Jalur Alternatif Jalan Segara Giri Jimbaran Diuji Coba

  • www.nusabali.com-jalur-alternatif-jalan-segara-giri-jimbaran-diuji-coba
  • www.nusabali.com-jalur-alternatif-jalan-segara-giri-jimbaran-diuji-coba

Jalur alternatif ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang baik dalam upaya mengatasi kemacetan di kawasan Jimbaran.

MANGUPURA, NusaBali
Jalan Segara Giri Jimbaran yang baru saja diresmikan oleh Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta kini mulai digunakan sebagai jalur alternatif untuk memecah kemacetan, Jumat (1/3) pagi. Penggunaan jalur alternatif ini pertama kali dilakukan untuk kegiatan Pujawali di Pura Ulun Siwi, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, yang mengharuskan dilakukannya pengalihan arus lalu lintas.

“Terkait pengalihan arus saat ini (kemarin), karena kami menyelenggarakan kegiatan Pujawali di Pura Ulun Siwi, jadi pengalihan arus dilakukan dari lapangan Yoga Perkanti menuju Jalan Yoga Perkanti ke arah kiri ke Pantai Jimbaran di Jalan Segara Giri Jimbaran dan lurus ke Pantai Kedonganan,” ujar Ketua LPM Kelurahan Jimbaran I Made Dharmayasa saat ditemui di lokasi.

Selain itu, Dharmayasa melanjutkan jika arus lalu lintas dari arah utara juga dialihkan dari Jalan Raya Uluwatu I Kedonganan di batas Kelurahan Kedonganan ke kiri ke Jalan Sanggar Buana dan langsung menuju Bypass Ngurah Rai. Pengalihan ini berlaku mulai pukul 08.00 Wita, dengan kendaraan berat lebih dari 10 ton diarahkan untuk melintasi Jalan Uluwatu I menuju Kedonganan dan tidak menggunakan jalur alternatif.

Menurut Dharmayasa, kebijakan pengalihan arus lalu lintas ini mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Sebelum adanya jalur alternatif, kemacetan di Jalan Raya Uluwatu I menjadi masalah serius yang kerap dikeluhkan. “Dengan adanya jalan ini setidaknya beban kemacetan di Jalan Raya Uluwatu I sedikit bisa dipecah,” paparnya.

Pengalihan arus lalu lintas ini sementara hanya dilakukan untuk Jumat (1/3) saja karena adanya upacara Pujawali di Pura Ulun Siwi. Namun, Dharmayasa menambahkan bahwa pengalihan serupa akan dilakukan lagi jika ada kegiatan yang berlangsung di Jalan Raya Uluwatu I.

Dia juga berharap agar masyarakat dapat mematuhi arahan dan pengaturan yang dilakukan oleh pecalang, meskipun tidak ada pengumuman resmi terkait pengalihan arus ini. Pecalang telah siaga di beberapa titik untuk memastikan kelancaran pengalihan arus lalu lintas. Penggunaan Jalan Segara Giri Jimbaran sebagai jalur alternatif ini juga diharapkan dapat menjadi langkah awal yang baik dalam upaya mengatasi kemacetan di kawasan Jimbaran, sekaligus memberikan contoh bahwa pengelolaan lalu lintas yang baik dapat berdampak positif terhadap kenyamanan dan kelancaran arus kendaraan.

Ketua Pecalang Desa Adat Jimbaran I Nyoman Suwirya menjelaskan bahwa penempatan personel dari Linmas, Pecalang, dan Bakamda masih terbatas, sehingga penggunaan jalur alternatif ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi kemacetan di Jalan Raya Uluwatu I. “Kami berharap ke depannya kami bisa menempatkan anggota kami di semua titik kemacetan dan mengalihkannya ke jalan baru ini yang kami harap bisa mengurai kemacetan,” ujar Suwirya.

Petugas telah disebar di beberapa titik kunci, termasuk di pertigaan Jalan Yoga Perkanti, dengan arahan untuk mengarahkan lalu lintas ke barat menuju pantai yang tembus ke Cafe 9, dan selanjutnya ke Kedonganan. Dengan total anggota yang bertugas mencapai 127 orang, terdiri dari 52 anggota pecalang, 56 anggota Linmas, dan 19 anggota Bakamda, mereka menjaga dari pukul 06.30 sampai upacara berakhir pada pukul 22.00 Wita.

“Setelah dibukanya jalan ini, syukur kami sudah bisa mengurai kemacetan yang ada dan situasi sudah kondusif,” tambah pria yang memiliki nama beken Man Genuk ini.

Sementara, Nyoman Bagi Sumadia yang akrab disapa Jero, salah satu pemilik resto di Cafe 9, optimistis dampak positif dari pembangunan jalan ini terhadap usahanya. “Jalan alternatif ini sangat luar biasa dan mudah-mudahan ini menjadi tahap perkenalan agar banyak orang yang tahu Cafe 9, sehingga kami bisa mendapatkan hikmahnya dari pembangunan jalan ini,” kata Jero.

Menurutnya, sebelum adanya pembangunan jalan alternatif, kemacetan yang terjadi di Jimbaran terutama saat ada upacara keagamaan membuat banyak orang tidak bisa berkutik dan berdampak pada usaha di sekitar, termasuk Cafe 9. Dengan dibukanya jalur baru ini, Jero berharap kemacetan bisa diminimalisasi dan lebih banyak pengunjung yang tertarik untuk mampir ke Cafe 9. 7 ol3

Komentar