nusabali

Menelusuri Jejak Warisan Sang Empu di Prapen Pande Tapa Karya Tatasan

  • www.nusabali.com-menelusuri-jejak-warisan-sang-empu-di-prapen-pande-tapa-karya-tatasan
  • www.nusabali.com-menelusuri-jejak-warisan-sang-empu-di-prapen-pande-tapa-karya-tatasan

DENPASAR, NusaBali.com - Di antara hiruk pikuk modernitas, Bali masih menyimpan warisan budaya leluhur yang tak lekang oleh waktu. Salah satunya adalah keris, sebuah benda pusaka yang tak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga sarat makna spiritual.

Di Jalan Ratna, Gg Pacar No.2, Tonja, Denpasar, terdapat sebuah prapen, atau bengkel tradisional, yang didedikasikan untuk pembuatan keris. Prapen Pande Tapa Karya Tatasan, nama bengkel tersebut, telah berdiri sejak tahun 1931 dan kini dipimpin oleh Pande Putu Yuga Wardiana.

Yuga, sapaan akrabnya, mewarisi keterampilan membuat keris dari sang kakek, Empu Keris Jero Mangku Gede Pande Ketut Sandi. Bagi Yuga, keris bukan sekadar benda pusaka, tetapi juga perwujudan dari swadarma, atau kewajiban turun-temurun yang diamanahkan kepadanya.

"Ini generasi yang sudah berulang-ulang, artinya menjalankan kegiatan yang memang harus tiyang mulai lagi, dan kita kembalikan lagi swadarma kepandeannya," ungkap Yuga, Sabtu (4/2/2024).

Proses pembuatan keris di Prapen Pande Tapa Karya Tatasan masih mengikuti pakem tradisional Bali. Setiap keris dibuat dengan tangan terampil Yuga, tanpa bantuan mesin modern.

"Sabda Bayu idupnya, disampaikan dan dituangkan di wadah besinya," kata Yuga, menjelaskan pentingnya unsur spiritual dalam pembuatan keris.

Keunikan keris buatan Yuga terletak pada tampilan sanglingan yang lebih mengkilap dan desain gagang serta sarungnya yang mempertahankan corak tradisi setempat.

Meteor, salah satu bahan yang digunakan dalam pembuatan keris.

"Bahan pembuatannya, terkadang saya menggunakan bahan meteor, nikel, dan baja. Untuk emas, perak, tembaga hanya 0,2% yang digunakan," terang Yuga.

Lebih dari sekadar membuat keris, Yuga juga berdedikasi untuk melestarikan warisan budaya ini. Ia tak segan-segan berbagi pengetahuannya dengan generasi muda, bahkan menyiapkan lontar yang berisi penjelasan tentang setiap keris yang dibuatnya.

"Saya juga ingin mengembangkan kembali sastra kita, apa itu lontar dan tujuannya," kata Yuga. *ol4


Komentar