nusabali

Disemarakkan Bagi-bagi Uang Sebagai Simbol Kesejahteraan

Ditengah Keseruan Tradisi Siat Yeh Songsong Tahun Baru 2024 di Desa Suwat, Gianyar

  • www.nusabali.com-disemarakkan-bagi-bagi-uang-sebagai-simbol-kesejahteraan

Uang yang dibagi tidak bersumber dari partai politik atau caleg siapapun, uang tersebut merupakan hasil dari perkembangan pariwisata air terjun di Desa Suwat

GIANYAR, NusaBali
Basah-basahan tapi seru, itulah suasana Siat Yeh (perang air) saat puncak gelaran ke-9 Festival Air Suwat di Desa Suwat, Kecamatan/Kabupaten Gianyar mengawali Tahun Baru 2024, Senin (1/1) sore. Festival kali ini mengusung tema ‘The Power of Water’. Tema yang diangkat untuk memaknai secara mendalam esensi air yang memiliki kekuatan luar biasa, menyejukkan di tahun-tahun yang panas.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Siat Yeh kali ini diawali dengan bagi-bagi uang. Lembaran uang beragam pecahan total senilai jutaan rupiah dilemparkan ke udara. Peserta Siat Yeh pun berebut. Berbagai perangai terlihat dalam momen-momen ini.


Bendesa Adat Suwat, Ngakan Putu Sudibya mengatakan bagi-bagi uang ini sebagai simbol berbagi kesejahteraan. Ia meminta agar uang ini tidak dibelanjakan, namun disimpan. "Ini pica (anugerah), jangan dilihat dari nominalnya. Saya minta uang ini tidak dibelanjakan tapi di-linggih-kan (di tempat yang suci) supaya rezeki kita berlipat," ujar Sudibya di antara kerumunan warga. Ia mengungkapkan, uang tersebut tidak bersumber dari partai politik atau caleg siapapun. Sudibya tegaskan uang ini hasil dari perkembangan pariwisata air terjun di Desa Suwat.

"Rezeki ini dari objek wisata yang ada di sini, Suwat Warterfall. Untuk yang dapat jangan senang berlebihan, yang tidak jangan sedih berlebihan. Nanti akan ada pembagian yang lebih merata," jelasnya. Sementara itu, Ketua Panitia Festival Air Suwat, Putu Bayu Suda mengatakan festival ini dipersiapkan dalam waktu yang relatif singkat, yakni tiga pekan saja. Namun kekompakan tim yang semua diisi oleh anak muda ini bisa menyelesaikan tantangan dengan baik.
 
"Untuk pertama kalinya memang diisi semuanya oleh anak muda. Festival-festival sebelumnya ada keterlibatan orang tua. Setelahnya kami mendapat kesempatan dalam mengatur sebuah acara. Ini pengalaman luar biasa," ujarnya. Ketua II Panitia Festival Air Suwat, Ricky Udayana menambahkan waktu persiapan yang singkat dengan hasil yang sekarang sudah cukup memuaskannya. Dia yakin festival tahun depan akan lebih meriah jika lebih banyak anak muda lagi yang terlibat.

"Jika keterlibatan anak muda semakin banyak, maka pasti kita sanggup. Semoga bisa lebih besar dengan keterlibatan anak muda yang lebih banyak," jelasnya. Festival Air Suwat berlangsung selama enam hari. Acara dibuka tanggal 27 Desember 2023 dan ditutup 1 Januari 2024. Tidak hanya warga lokal, wisatawan mancanegara pun turut serta dalam festival ini. Mereka terlihat dalam perlombaan permainan tradisional di sawah hingga saat perang air (siat yeh).

Tradisi Siat Yeh ini selain untuk menyambut datangnya tahun baru, juga diharapkan menjadi simbol memerangi emosi dan sifat negatif di dalam diri selama setahun. Karena setiap tahunnya sudah melewati berbagai rasa dalam diri, sekarang melalui perang air ini dilepaskan, dan untuk menyongsong tahun ke depannya sudah siap dengan hal lebih positif. 7 nvi

Komentar