nusabali

Kantongi HAKI, Diproyeksikan Masuk Karisma Event Nusantara

Festival Durian Ki Raja Promosikan Buah Varietas Lokal Desa Madenan, Tejakula, Buleleng

  • www.nusabali.com-kantongi-haki-diproyeksikan-masuk-karisma-event-nusantara

Durian Ki Raja bersama lima buah varietas lokal Desa Madenan, Tejakula, Buleleng, telah memperoleh sertifikat Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Perlindungan Sumber Daya Genetik.

SINGARAJA, NusaBali
Ratusan buah durian disediakan dalam Festival Durian Ki Raja di hutan Desa Madenan, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Sabtu (2/12). Dalam festival ini, durian Ki Raja yang unik, khas, dan hanya tumbuh/dibudidayakan di Desa Madenan, menjadi primadonanya. Namun, festival ini juga menawarkan varietas buah lokal lain seperti manggis dan alpukat.

Durian Ki Raja yang ditawarkan dalam festival adalah hasil budidaya sekitar 30-an petani setempat. Ada 200 buah durian Ki Raja yang disiapkan untuk gelaran festival selama dua hari hingga Minggu (3/12) hari ini. Pengunjung bisa mencicipi sensasi durian tanpa biji itu sepuasnya, dengan membeli tiket masuk festival mulai Rp 100 ribu hingga Rp 500 ribu.

Ketua Kelompok Petani Durian Ki Raja Made Sudi Adnyana, mengatakan festival ini digelar secara kolektif oleh kelompok tani untuk mempopulerkan durian Ki Raja dan durian-durian lokal lainnya. “Festival ini murni dari komunitas secara swadaya, tidak mencari untung. Untuk mengangkat durian lokal juga seperti Mantun, Bonyor, Sari Kuning yang tidak kalah rasanya dengan durian Ki Raja, namun belum dikenal banyak orang,” ujarnya, ditemui di sela-sela festival.

Durian Ki Raja yang disediakan dalam festival itu terbatas sekitar 200 buah. Selain karena sudah lewat musim panen, jumlah pohon durian Ki Raja yang produktif hanya sedikit. “Jumlah pohon durian Ki Raja sekarang hanya 13 pohon yang produktif. Usia pohonnya 30 tahun hingga 40 tahun. Tapi yang berbuah di musim ini cuma 6 pohon,” kata Suadnyana.

Foto: Festival Durian Ki Raja di hutan Desa Madenan, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Sabtu (2/12).

Menurutnya, terbatasnya pohon durian Ki Raja yang berbuah dipengaruhi oleh cuaca tak menentu. Pada saat kemarau, pohon berbunga lebat namun karena panas kepanjangan bunga menjadi rontok. Begitu tiba musim hujan, curah hujan tinggi membuat pertumbuhan buah durian menjadi tidak optimal.

Sejarah buah durian Ki Raja kali pertama ditanam di desa oleh kakeknya bernama I Kaki Raja dengan satu pohon yang masih tersisa. Kemudian pada tahun 1990-an dengan adanya listrik masuk ke Desa Madenan, pohon durian tersebut ditebang karena masuk jalur listrik PLN. Namun sebelumnya, pohon itu berhasil dicangkok untuk bibit.

Bibit induk durian Ki Raja itu sempat disebarkan ke masyarakat, namun tidak begitu diminati. Sebab buah durian tidak begitu menguntungkan dari segi ekonomis dibandingkan komoditas lainnya seperti cengkih. “Sehingga yang tanam hanya keluarga besar Kaki Raja saja dan bertahan sampai sekarang,” tuturnya.

Penamaan durian Ki Raja pun diambil dari cerita awal mula penanaman durian tersebut. Buah durian itu diikutkan dalam lomba durian yang digelar oleh Pemkab Buleleng pada 2019 dan mendapat juara II. “Saat kontes harus ada nama, terinspirasi dari yang menanam Kaki Raja jadi namanya Ki Raja. Sebutan biar simpel dan mudah diingat masyarakat,” kata Suadnyana.

Durian Ki Raja telah dipasarkan di berapa daerah di Bali dan Jawa. Per kilogram buah ini dijual seharga Rp 150 ribu. Suadnyana berharap durian Ki Raja bisa bersaing dengan durian-durian lain di pasar. Pemasaran lebih luas pun diupayakan melalui kegiatan promosi seperti festival buah.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng I Made Sumiarta, mengatakan khusus durian Ki Raja, telah memperoleh sertifikat Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Perlindungan Sumber Daya Genetik. Lima varietas lokal Desa Madenan lainnya juga telah mengantongi HAKI, yakni Durian Mantun, Manggis Gempeng, Alpukat Alputi, Alpukat Albo, dan Alpukat Jebelo.

Kata Sumiarta, buah durian masih menjadi salah satu komoditas buah unggulan Buleleng. Pada 2022 lalu produksi buah durian mencapai 3.281 ton dengan total populasi buah durian sebanyak 136.796 pohon. “Pemasaran buah durian Buleleng tidak hanya lokal Bali dan Jawa, tapi diekspor juga ke negara Asia seperti Thailand,” ucapnya.

Di tempat yang sama, Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Made Ayu Marthini yang hadir dalam festival berharap Festival Durian Ki Raja di hutan Desa Madenan yang baru kali pertama digelar ini bisa terus berlanjut. Festival ini bisa menarik kunjungan wisatawan dengan menawarkan pengalaman berbeda.

Jika terus digelar secara konsisten, tak menutup kemungkinan, festival durian Ki Raja bisa masuk dalam agenda Karisma Event Nusantara (KEN) dari Kemenparekraf RI bersama festival daerah lainnya. "Saat pandemi selesai, Kemenparekraf menggelar banyak festival dalam KEN. Nanti festival Ki Raja bisa masuk,” ucap Marthini.

Dia berharap festival itu terus digelar dan menjadi lebih besar karena unik dan istimewa dengan memadukan produk hasil bumi. “Keistimewaan Ki Raja bisa dikenal lebih luas di Indonesia. Pohonnya bisa semakin banyak dan petani semakin sejahtera. Ini adalah perpaduan pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Marthini. 7 mzk

Komentar