nusabali

4 Pelaku Penyerangan Kantor Satpol PP Ditangkap

Tak Ada Rekaman, CCTV di Kantor Satpol PP Mati

  • www.nusabali.com-4-pelaku-penyerangan-kantor-satpol-pp-ditangkap

DENPASAR, NusaBali - Empat dari puluhan orang yang melakukan penyerangan di Kantor Satpol PP Kota Denpasar di Jalan Kecubung Nomor 4 Denpasar Timur diringkus tim gabungan dari Polsek Denpasar Timur, Polresta Denpasar, dan Polda Bali, Minggu (26/11) sore. Para pelaku diamankan ke Mapolsek Denpasar Timur untuk dilakukan pemeriksaan mendalam.

Informasi dari sumber di lapangan, Senin (27/11) empat pelaku yang diamankan itu masing-masing berinisial IN S, NK, UIT, dan H alias T. Selain keempat orang tersebut ada dua orang lainnya masing-masing FE dan JE yang masih dalam pengejaran aparat. Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan dikonfirmasi, Senin siang membenarkan telah dilakukan penangkapan terhadap empat orang terduga pelaku. Sayangnya mantan Kapolresta Denpasar ini masih menyembunyikan identitas dan latar belakang para pelaku dengan alasan masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Terkait adanya informasi ada oknum institusi tertentu terlibat, Kombes Jansen mengatakan masih melakukan pendalaman informasi.

Kombes Jansen mengatakan penyerangan itu terjadi diduga buntut dari razia yang digelar Satpol PP Kota Denpasar di beberapa tempat hiburan malam di kawasan Jalan Danau Tempe, Sanur, Denpasar Selatan, Sabtu (25/11) malam. Dalam razia yang dipimpin Komandan Regu (Danru) I Wayan Wiratma beserta 16 anggota itu menjaring 33 orang perempuan.

Puluhan perempuan itu dibawa ke Kantor Satpol PP Kota Denpasar untuk didata dan diberi pembinaan. Proses pendataan terhadap puluhan perempuan itu dilakukan hingga, Minggu (26/11) dinihari pukul 02.00 Wita. Selesai didata puluhan perempuan itu ditahan sementara di Kantor Satpol PP Kota Denpasar. Sekitar pukul 04.00 Wita datang seorang laki-laki tidak dikenal berteriak-teriak di depan pintu gerbang kantor meminta untuk dibukakan pintu. Mendengar teriakan itu beberapa petugas Satpol PP ke depan pintu gerbang untuk mengecek dan menanyakan maksud kedatangannya. Orang tak dikenal itu terus berteriak dengan nada marah.

"Orang tak dikenal itu berteriak marah-marah dan berkata ‘mati kau’. Beberapa saat kemudian orang itu mengeluarkan senjata diduga pistol dan mengacungkannya. Karena merasa takut, anggota Satpol PP yang mendatangi pintu gerbang mundur ke dalam kantor," ungkap Kombes Jansen. Tak berselang lama, sekitar 25 orang pria lainnya datang ke TKP langsung mendobrak pintu gerbang lalu melakukan penyerangan terhadap personel Satpol PP yang ada di sana dengan cara memukul, menendang, dan menginjak. Ada sebagian dari pelaku bersenjata balok kayu.

Akibat penyerangan itu enam orang anggota Satpol PP menderita luka-luka. Enam orang korban itu masing-masing berinisial IKGA,52. Korban ini menderita luka robek di kepala bagian belakang, bibir pecah, kelopak mata lebam. Hingga kemarin masih dirawat di RSUD Wangaya Denpasar. IGATY,33, mengalami luka robek di dahi hingga harus dijahit empat jaritan, IWW mengalami luka robek di bibir, IMW laki-laki,36, mengalami luka memar pada kedua lengan, AAMW,24, tahun mengalami luka memar dan lecet di bibir dan INB,53, mengalami luka dan memar di rahang kanan.

"Ada tiga korban yang mengalami luka cukup parah, yakni IKGA, IGATS, dan IWW. Selain melukai korban para pelaku juga merusak kendaraan operasional Satpol PP Kota Denpasar terdiri dari dua unit mobil dan satu unit sepeda motor. Kasus ini masih dalam penanganan di Polresta Denpasar," ungkap Kombes Jansen. Dikonfirmasi terpisah Kapenrem 163/Wira Satya, Mayor Chb I Made Oka Widianta mengatakan belum menerima laporan terkait adanya oknum anggota TNI dari Korem 163/Wira Satya yang terlibat dalam penyerangan kantor Satpol PP Kota Denpasar tersebut. Dia mengaku informasi yang beredar luas tentang adanya oknum TNI yang terlibat masih dilakukan penyelidikan.

"Sampai saat ini saya belum bisa kasih keterangan karena masih dilakukan penyelidikan. Biar terang dulu kasusnya baru saya bisa kasih keterangan. Kalau ada yang terlibat tentunya akan dihukum sesuai dengan kesalahannya," ungkap Mayor Made Oka. Sementara Pasca kantor Satpol PP Kota Denpasar diserang orang tak dikenal (OTK), Minggu pagi, tugas patroli yang biasanya dilakukan personel Satpol PP dihentikan sementara. Patroli akan dilakukan kembali setelah penanganan kasus tersebut oleh pihak kepolisian selesai. Hal itu diungkapkan, Kepala Bidang (Kabid) Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat Satpol PP Kota Denpasar, I Nyoman Sudarsana saat diwawancarai, Senin kemarin. Menurutnya, patroli sementara dihentikan sampai proses penyelidikan selesai. Ditambahkannya, saat ini mobil patroli juga masih dijadikan barang bukti karena dirusak.

Namun, kendati patroli dihentikan sementara namun proses administrasi dan penerimaan laporan akan tetap dilayani. "Hanya patroli saja dihentikan sementara. Kami menunggu hasil pemeriksaan di kepolisian. Nanti menunggu instruksi pak Kasat juga kapan bisa patroli lagi," jelas Sudarsana. Sementara saat penyerangan yang menyebabkan 6 petugas jadi korban pemukulan tidak ada bukti kamera pengawas (CCTV) yang merekam kejadian. Usut punya usut, CCTV di Kantor Satpol PP ternyata rusak sejak lama. Para penyerang yang berjumlah lebih dari 10 orang dan mendobrak pintu gerbang yang digembok itu tidak terekam sama sekali. Padahal CCTV terpasang di depan gedung dan mengarah ke pintu gerbang. "CCTV-nya mati sudah sejak lama, saya kurang tahu persisnya, karena beda yang menangani. Kalau misalnya hidup CCTV-nya, pasti ada rekamannya. Kami tidak punya rekaman saat kejadian karena memang suasananya panik semua ketika diserang," katanya.

Terkait kejadian ini, pihaknya mengaku akan tetap melakukan penegakan Perda yang menjadi kewenangan Satpol PP. Kemudian, pihaknya juga akan melakukan pengecekan izin usaha tempat yang menampung 33 perempuan yang diamankan tersebut. Jika tempat itu tidak memiliki izin, maka akan diproses dan jika harus ditutup pihaknya akan melakukan penutupan. "Kami akan berproses sesuai aturan, karena ada aturan yang harus kami jalankan dan tidak boleh bertindak di luar aturan," ujarnya.

Sementara dari pantauan, kegiatan di Kantor Satpol PP, Senin kemarin berjalan seperti biasa. Petugas yang mengalami luka ringan beberapa sudah bekerja melaksanakan tugas. Dengan kejadian ini Sudarsana mengatakan akan lebih memperketat penjagaan agar tidak ada kejadian yang sama. Terpisah Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara angkat bicara terkait kejadian penyerangan kantor Satpol PP Kota Denpasar. Pihaknya akan melakukan rapat koordinasi untuk tindaklanjut kejadian tersebut. Menurut Jaya Negara, dia mendapat laporan bahwa Kantor Satpol PP Kota Denpasar diserang diduga buntut operasi razia di Jalan Danau Tempe dan mengamankan 33 orang perempuan. Proses razia itu dilakukan karena informasi masyarakat akibat dari gangguan kebisingan.

Sehingga, petugasnya langsung melakukan tindakan ke lokasi yang diadukan. "Satpol PP mendapat pengaduan dari masyarakat dan juga tokoh-tokoh masyarakat setempat dan Satpol PP turun melakukan tugasnya," jelas Jaya Negara. Menurut Jaya Negara, penyerangan itu dilakukan dengan membawa senjata. Bahkan, Jaya Negara mengaku heran kenapa bisa ada senjata yang dibawa oleh para pelaku penyerangan. Dengan kejadian itu, timnya langsung menindaklanjuti dengan melakukan pelaporan ke Polsek Denpasar Timur.

Dengan kejadian tersebut, Jaya Negara mengatakan akan melakukan rapat untuk membahas tindaklanjut kejadian tersebut. "Kami sudah tindaklanjuti juga laporannya ke Polsek Dentim dan saya lanjutkan ke Polresta. Saya dengar sudah ada penahanan terhadap 4 orang pelakunya. Rencananya hari ini (kemarin) rapat tetapi undur jadi besok (hari ini)," imbuhnya. Sementara, salah seorang petugas Satpol PP yang menjadi korban, I Putu Suandita yang juga Kasi Penertiban Satpol PP Denpasar menuturkan kejadian itu sangat cepat. Saat kejadian pintu gerbang Satpol PP sedang digembok dan 33 orang yang diduga PSK sudah selesai dilakukan pendataan.

"Waktu kejadian pintu gerbang kantor sudah ditutup. Tiba-tiba ada orang yang tak dikenal teriak-teriak meminta pintu dibuka. Kemudian bilang, 'kalau tidak matilah kau'," ungkap Putu Suandita. Karena akan dibuka paksa, komandan regu pun melakukan penghadangan. Saat itulah ada satu orang yang mengeluarkan senjata diduga pistol. Melihat itu, petugas pun berhamburan, gerbang pun dijebol. "Begitu pintu dibuka, komandan regu langsung dipukul," tuturnya.

Saat bangun, kemudian dipukul lagi. Suandita menuturkan, kemudian orang tersebut mengejar petugas lain. Ada yang dipukul di pojok tembok dan yang paling parah ada yang dihajar di depan ruang pembinaan dan korban inilah yang dirawat inap di RSUD Wangaya karena mengalami luka serius. Putu Suandita yang ada di sana pun ikut jadi korban. Dia menerima pukulan sebanyak 3 kali, sampai saat ini masih lebam di leher kiri. Dia kena pukul saat mau membantu temannya. "Ramai itu, lebih dari 10 mereka. Hanya satu yang bawa senjata. Teman-teman di bagian depan dipukul," ujarnya.

Menurut Putu Suandita, dari banyaknya pelaku salah satunya berteriak meminta PSK untuk keluar, setelah itu semua PSK berlarian. Suandita mengaku, dia sendiri menyelamatkan diri dari serangan dengan meloncati tembok kantornya. Setelah bisa melompat tembok barulah dia menelepon intel Polsek. Dia tidak menyangka akan jadi hal seperti itu. Padahal, Menurutnya saat pelaksanaan sidak situasi aman-aman saja dan damai. Bukan hanya penyerangan terhadap petugas, pelaku juga menyerang motor dinas yang dikendarainya dan ditendang ke dalam got hingga retak di bagian depan. 7 pol, mis

Komentar