nusabali

Kapten Mudita Diusulkan Pahlawan Nasional Sejak 2020

Belum Disetujui, Bangli Masih Terkendala Anggaran

  • www.nusabali.com-kapten-mudita-diusulkan-pahlawan-nasional-sejak-2020

BANGLI, NusaBali - Di tengah diraihnya gelar Pahlawan Nasional untuk Raja Klungkung Ida Dewa Agung Jambe, di Kabupaten Bangli ternyata juga tengah memproses usulan serupa, yakni Kapten Anak Agung Anom Mudita (Kapten Mudita).

Kapten Mudita telah diusulkan menjadi Pahlawan Nasional oleh Pemkab Klungkung pada tahun 2020 silam. Namun hingga kini prosesnya belum tuntas. Salah satu penyebab mandegnya proses tersebut lantaran terbentur anggaran.

Kabid Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin Dinas Sosial Bangli, I Nengah Mustika menjelaskan beberapa syarat pendukung juga sudah dipenuhi dalam pengusulan Kapten Mudita sebagai Pahlawan Nasional. Seperti, ada pengakuan nama Jalan Kapten Mudita. Selain itu ada monumen, hingga digunakan sebagai nama fasilitas umum. "Untuk jalan sudah ada di wilayah LC Bukal, Kelurahan Cempaga, Bangli dan monumen juga sudah ada," ujar Mustika, Kamis (9/11).

Lebih lanjut, untuk nama Kapten Mudita sebagai nama fasilitas umum sebelumnya sudah ada, yakni sebagai nama lapangan. Hanya saja namanya kini berubah menjadi Alun-alun Bangli. Terkait hal tersebut pihaknya sempat mengusulkan pada Bupati agar namanya dikembalikan menjadi Alun-alun Kapten Mudita. "Namun menurut pak Bupati, nama Kapten Mudita nantinya akan digunakan menjadi nama GOR (Gelanggang Olahraga) yang akan segera dibangun," ungkap Mustika.

Lebih lanjut, untuk mendukung usulan sebagai pahlawan nasional juga harus dilaksanakan dua seminar. Pertama, seminar di tingkat Kabupaten/Daerah, untuk mendengar pendapat dari tokoh-tokoh masyarakat yang ada, mengenai bagaimana sepak terjang Kapten Mudita pada zaman penjajahan dulu. Kemudian dilanjutkan seminar di provinsi, dengan mengundang berbagai pihak. Mulai dari Kementerian Sosial, hingga teman-teman seperjuangan Kapten Mudita yang ada di luar Kabupaten Bangli.

"Seminar di tingkat provinsi ini agak berat, lantaran butuh dana cukup besar. Kami sudah melakukan studi banding dengan Kabupaten Klungkung, terkait pengusulan Raja Klungkung Ida Dewa Agung Jambe yang sudah berhasil ditetapkan sebagai pahlawan nasional," sebutnya. Berdasarkan hasil studi banding, untuk melakukan seminar di tingkat provinsi butuh dana mencapai Rp 200 juta. Sebab dalam seminar tersebut ada berbagai narasumber. "Inilah yang belum bisa kita penuhi. Karena anggaran yang tersedia di bidang kami tidak mencukupi," sambungnya.

Secara persentase, Nengah Mustika mengaku saat ini proses usulan Kapten Mudita sebagai pahlawan nasional mencapai 30 persen. Pihaknya berharap ada dukungan anggaran dari Pemkab Bangli untuk melaksanakan seminar tersebut. Dengan demikian seluruh syarat bisa terpenuhi.

Kapten Mudita sendiri merupakan pejuang di tengah pergolakan revolusi tahun 1945-1949 di Bali. Kapten Mudita dikenal karena kecakapannya dalam perang gerilya. Dikutip dari kemdikbud.go.id, komandan perang gerilya I Gusti Ngurah Rai kala itu mengangkat Kapten Mudita sebagai koordinator Wilayah Pertempuran Bali Timur yang meliputi wilayah Bangli, Gianyar, Klungkung dan Karangasem. Untuk mendukung perjuangan gerilya itu, Kapten Mudita mampu memobilisasi rakyat. Bahkan tanah seluas sekitar 100 hektare milik keluarga dihibahkan kepada masyarakat untuk mendukung perjuangan.

Sebagai bukti sepak terjang pergerakan Kapten Mudita hingga saat ini di Desa Penglipuran, Bangli juga masih terdapat bunker yang sebelumnya dipergunakan warga setempat untuk menghindari serangan penjajah. Bunker tersebut tampak menyerupai gorong-gorong saluran irigasi yang terletak di hutan bambu Desa Penglipuran. 7 esa

Komentar