nusabali

Kemarau Panjang, Harga Bumbu Dapur Merangkak Naik

  • www.nusabali.com-kemarau-panjang-harga-bumbu-dapur-merangkak-naik

SINGARAJA, NusaBali - Kenaikan beberapa bumbu dapur mulai terjadi sejak dua pekan terakhir. Yang paling parah kenaikan cabai dan bawang merah.

Dua jenis bumbu dapur ini memang selalu langganan menjadi pemicu inflasi pada saat penghujung dan awal tahun baru. Namun tahun ini nampaknya terjadi lebih awal dikarenakan kemarau panjang dan cuaca ekstrem. Kenaikan harga bumbu dapur ini pun terjadi kali kedua di tahun ini setelah bulan Februari-Maret lalu.

Pantauan NusaBali di Pasar Anyar Buleleng, Rabu (8/11), harga cabai rawit merah per kilogramnya saat ini sudah mencapai Rp 70.000 per kilogram. Harga cabai rawit merah ini naik drastis sejak dua pekan terakhir dari harga awal Rp 55.000 per kilogram. Kenaikan harga juga terjadi di keluarga cabai lainnya yakni cabai merah besar. Dari harga awal Rp 30.000  menjadi Rp 48.000 per kilogram. Hal sama juga terjadi pada harga bawang merah. Kini harga bawang merah mencapai Rp 30.000 per kilogram dari sebelum kenaikan hanya Rp 18.000.

Seorang pedagang bumbu dapur Desak Putu Wiartini mengatakan kenaikan harga bahan pokok termasuk bumbu dapur memang rutin terjadi setiap tahunnya. Biasanya terjadi saat cuaca ekstrem seperti kemarau panjang atau musim hujan yang berkepanjangan. Harga saat ini mengalami kenaikan karena pasokan dari pengepul memang sedikit.

“Informasinya karena pasokan sedikit. Terutama pasokan cabai rawit merah sangat terbatas. Katanya lagi ada gagal panen di jawa dan juga produksi cabai lokal selain sedikit harganya lebih mahal,” ucap Wiartini.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kabupaten Buleleng Dewa Made Sudiarta tidak menampik adanya kenaikan harga bumbu dapur. Dia menyebut kenaikan harga dipicu karena pasokan berkurang akibat habisnya musim panen. Selain itu juga karena dampak cuaca panas ekstrim beberapa bulan terakhir.

“Kalau sebelum naik ini memang dipenuhi cabai lokal Buleleng. Baik cabai dari Gerokgak, Pakisan, Kubutambahan, Pacung, sekarang sudah habis panen. Sedangkan cabai dari jawa juga sedikit sekarang karena dampak cuaca El Nino,” terang Sudiarta.

Sejauh ini pemerintah dan Perumda Pasar Argha Nayottama berusaha memaksimalkan pasokan lokal yang ada. Selain juga Perumda Pasar mengambil cabai dari Jawa untuk harga yang lebih murah dan mengintervensi harga di pasar. 7k23

Komentar