nusabali

Komisi II DPRD Tabanan Cek Keluhan Subak Luwus I yang 1,5 Tahun Tanpa Air

  • www.nusabali.com-komisi-ii-dprd-tabanan-cek-keluhan-subak-luwus-i-yang-15-tahun-tanpa-air

TABANAN, NusaBali - Kondisi Subak Luwus I yang mengairi sawah petani di Kecamatan Baturiti dan Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan memprihatinkan. Subak yang sebenarnya melimpah masalah urusan air justru selama 1,5 tahun kekeringan. Masalah ini karena terowongan yang disebut Dam Luwus I mengalami pendangkalan atau sedimentasi sejak lama.

Permasalahan ini langsung mendapat atensi Dewan Tabanan. Dipimpin Ketua Komisi II DPRD Tabanan I Wayan Lara, turun menyerap keluhan para krama subak. Pada intinya masalah ini bakal dikawal dan krama subak diajak melaksanakan audiensi dengan Bupati Tabanan. 

Pekaseh Subak Luwus I I Made Puspa mengatakan masalah ini sebenarnya sudah terjadi sejak lama. Krama subak sudah sempat melakukan gotong royong untuk melakukan pengerukan, namun susah. Karena sedimentasi dari terowongan mencapai 1 meter. 

"Sekarang tidak bisa masuk, jongkok pun tidak bisa. Padahal dulu tetua kami untuk membersihkan terowongan yang panjangnya 400 meter ini berdiri masih bisa,” ujarnya, Selasa (7/11), saat menyampaikan keluhan kepada dewan di Kantor Desa Cau Belayu, Kecamatan Marga. 

Dengan kondisi ini Subak Luwus I yang terdiri dari enam tempek dengan luasan lahan 100 hektare ini kekeringan sudah sekitar 1,5 tahun. Selama kekeringan ini lahan sawah terbengkalai karena tidak bisa ditanam padi maupun palawija. “Sempat ada yang memaksakan sampai begadang mencari air, namun akhirnya gagal panen. Air mengalir kecil,” aku Puspa. 


Bahkan, menurut dia, dampak dari kekeringan ini masyarakat khususnya di seputaran Desa Cau Belayu sampai harus ke luar desa untuk mencari pekerjaan. Khusus ibu-ibu mereka bekerja sebagai buruh bangunan tukang junjung paras. Padahal dengan melimpahnya air di persawahan mereka bisa fokus mengurus sawahnya. 

Puspa menambahkan di kesempatan itu dia juga menyampaikan jika di subak yang berada di tempek Desa Cau Belayu tidak ada jalan tani. Tak adanya jalan tani ini membuat hasil pertanian dibeli murah karena mahal dibiaya angkut. "Mudah-mudahan apa yang menjadi kendala kami bisa teratasi dan ada solusinya," harap Puspa di hadapan dewan serta instansi terkait lainnya yang diundang. 

Dalam kesempatan itu Wayan Lara berjanji bakal mengawal dan ikut memperjuangkan persoalan yang dihadapi petani ini. Bahkan dia siap mendampingi petani untuk berkoordinasi dengan Bupati Tabanan. 

“Jangka pendeknya ini segera dilakukan pengerukan. Jangan lama-lama karena ini masalah pertanian. Jadi kami siap mengawal,” tegasnya.

Dalam pertemuan itu dia menyatakan merasa miris karena petani yang sebenarnya melimpah dengan air justru mengalami kekeringan. “Padahal di Kecamatan Marga ternyata masih ada yang mengalami kekeringan," imbuhnya yang saat itu didampingi anggota Komisi II DPRD Tabanan I Gede Oka Winaya. 7 des

Komentar