nusabali

Sepasang Seniman Budakeling Madwijati

  • www.nusabali.com-sepasang-seniman-budakeling-madwijati

AMLAPURA, NusaBali - Sepasang seniman dari Griya Alit, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem, menjalani upacara Diksa Pariksa. Mereka yakni Ida Made Alit,66, dan Ida Ayu Karang Adnyani Dewi,65.

Keduanya dikenal sebagai seniman sastra dan satu lagi seniman tari. Upacara diksa pariksa, di bawah koordinasi Pangrajeg Karya Ida Mangku Made Siwi di Griya Alit, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Buda Wage Menail, Rabu (25/10).

Bertindak sebagai Ketua Panitia Pelaksana Ida Mangku Bagus Mukur Muka. Ida Mangku Made Siwi memaparkan, rencana upacara Padiksaan Buda Kliwon Ugu, Rabu (15/11).

Saat upacara Diksa Pariksa, turut menyaksikan 22 pedanda lanang dan 23 pedanda istri, termasuk calon guru waktra Ida Pedanda Gede Wayah Datah dari Griya Pekarangan, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, calon guru nabe Ida Pedanda Gede Wayan Sogata dari Griya Buddha Tianyar, Banjar Eka Adnyana, Desa Tianyar, Kecamatan Kubu, dan calon guru saksi Ida Pedanda Gede Made Jelantik Sidemen, dari Griya Taman Asri, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling.

Juga hadir, Ida Pedanda Gede Rai Gunung Ketewel dari Griya Kawan, Banjar/Desa Babakan, Kecamatan Gianyar merupakan Dang Kerta Upadesa Dharmopadesa Pusat, Ida Pedanda Gede Sakaton dari Griya Tengah, Banjar/Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, mewakili Dang Kertha Upadesa Dharmopadesa Karangasem.

Ida Made Alit, mantan Ketua PHRI Karangasem dan Kepala Badan Pengelola Objek Wisata Taman Sukasada Ujung, dikenal sebagai seniman sastra. Dia adalah keponakan abrasinuhun Ida Pedanda Istri Mas  (alm), sedangkan sang istri Ida Ayu Karang Adnyani Dewi mantan dosen STKIP (Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Hindu Amlapura, lebih dikenal sebagai seniman tari legong keraton, penari cakepung dan arja.

Ida Pedanda Gede Sakaton mengingatkan tugas utama nantinya sebagai sulinggih, setiap pagi nyurya sewana, ngastitiang jagat agar semesta beserta isinya, selalu rahayu. "Nyursa sewana, itu setiap hari, saat matahari terbit," jelasnya.

Sedangkan Dang Kertha Upadesa Dharmopadesa Pusat Ida Pedanda Gede Rai Gunung Ketewel mengatakan, terpenting calon nabe telah memberikan rekomendasi menjalankan upacara padiksaan. "Sedangkan guru waktra nantinya memberikan ilmu pengetahuan, kita hanya memberikan doa," jelasnya.

Pangrajeg Karya Ida Mangku Made Siwi sendiri mengatakan, upacara diksa pariksa penting terlaksana, agar seluruh persiapan menjadi jelas. Persiapan secara administrasi, menyiapkan calon guru waktra, guru nabe dan guru saksi. "Nanti setelah menjalani upacara padiksaan, kemudian pedanda napak memberkati nama, sejak itulah baru jadi remi bergelar sulinggih," jelasnya.7k16

Komentar