nusabali

Diskes Antisipasi Penyebaran Cacar Monyet di Bali

  • www.nusabali.com-diskes-antisipasi-penyebaran-cacar-monyet-di-bali

DENPASAR, NusaBali - Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Bali berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengantisipasi penyebaran penyakit cacar monyet atau monkeypox (mpox) masuk ke Bali. Sejauh ini sudah ada 8 kasus cacar monyet dilaporkan di DKI Jakarta.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Diskes Provinsi Bali I Wayan Widia, menyampaikan pihaknya telah menerima Surat Edaran Kementerian Kesehatan terkait kewaspadaan terhadap mpox (Monkeypox) atau cacar monyet. Untuk itu Diskes Bali telah berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Denpasar dalam rangka peningkatan kewaspadaan.

“KKP meningkatkan pengawasan terhadap orang (awak, personel, dan penumpang), alat angkut, barang bawaan, lingkungan, vektor, binatang pembawa penyakit di pelabuhan, bandar udara, dan pos lintas batas negara, terutama yang berasal dari negara terjangkit,” ujar Widia kepada NusaBali, Senin (23/10).

Data WHO menyatakan estimasi kasus konfirmasi Monkeypox mencapai 67.539 kasus dengan total kematian 27 orang tersebar di 105 negara.

Widia menyampaikan Diskes Bali juga telah berkoordinasi dengan dinas kesehatan kabupaten/kota dan rumah sakit dalam rangka peningkatan kewaspadaan. Fasilitas layanan kesehatan seperti puskesmas ataupun rumah sakit diharapkan menyebarluaskan informasi tentang mpox kepada masyarakat dan fasilitas layanan kesehatan di wilayahnya.

Mpox merupakan emerging zoonosis yang disebabkan virus Monkeypox (anggota genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae). Penularan kepada manusia terjadi melalui kontak langsung dengan orang ataupun hewan yang terinfeksi, atau melalui benda yang terkontaminasi oleh virus tersebut.

“Penyakit ini dapat bersifat ringan dengan gejala yang berlangsung sekitar 2 sampai 4 minggu. Namun dapat berkembang menjadi berat hingga kematian dengan case fatality rate 3 sampai 6 persen,” jelas Widia.

Pihaknya akan memantau, melaporkan, dan memastikan kasus sesuai dengan definisi operasional pedoman kepada Dirjen P2P melalui laporan Surveilans Berbasis Kejadian/Event Based Surveillance (EBS) di aplikasi SKDR dan Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) di nomor Telp/WhatsApp 0877-7759-1097.

Untuk diketahui, data WHO per 26 September 2023 menyebutkan sebanyak 96,3 persen (82.215 dari 85.336 kasus yang diamati) merupakan laki-laki dengan usia rerata 34 tahun. Beberapa temuan kunci lainnya menyebutkan bahwa berdasarkan data kasus yang mengungkapkan orientasi seksualnya, sekitar 83,2 persen (28.446 dari 34.180 kasus yang diamati) terjadi pada kelompok laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki (LSL), sebanyak 7,4 persen kasus (2.108 dari 28.446 LSL yang diamati) teridentifikasi sebagai laki-laki biseksual.

Sekitar 52,7 persen kasus (18.356 dari 34.832 kasus yang pernah dites HIV) memiliki status HIV positif. Sebanyak 82,5 persen kasus (18.056 dari 21.877 kasus yang dilaporkan metode penularannya) tertular melalui hubungan seksual.

Penularan dari manusia ke hewan juga perlu diwaspadai. Pada wabah tahun 2022 telah dilaporkan adanya satu hewan peliharaan (anjing) yang tertular dari pemiliknya yang terinfeksi mpox di Prancis. 7 cr78

Komentar