nusabali

Sunset Clean Up, 584 Relawan Bersihkan 500 Kg Sampah di Pantai Kuta hingga Pantai Jerman

  • www.nusabali.com-sunset-clean-up-584-relawan-bersihkan-500-kg-sampah-di-pantai-kuta-hingga-pantai-jerman
  • www.nusabali.com-sunset-clean-up-584-relawan-bersihkan-500-kg-sampah-di-pantai-kuta-hingga-pantai-jerman

MANGUPURA, NusaBali.com - Setidaknya  584 relawan membersihkan area Pantai Kuta hingga Pantai Jerman pada gelaran Sunset Clean Up, Jumat (15/9/2023) sore.

Direktur Bali Waste Cycle, Olivia Anastasia Padang menerangkan kegiatan Sunset Clean Up tersebut merupakan inisiasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang berkolaborasi dengan Bali Waste Cycle. 

Tak hanya itu, pihaknya juga mengajak 10 komunitas pecinta lingkungan lainnya seperti Trash Hero, Yayasan Waste hub Alam Lestari, Yellow Garden Community, The Climate Reality Project, Forum Indonesia Muda Bali, Teens Go Green, Green Camp Bali, Pepelingasih Bali, Oceancycle, dan Basa Bali Wiki.

“Dalam waktu yang singkat saya sangat mengapresisi karena ada sebanyak 300 orang relawan yang mendaftar. Lalu ada masing-masing 10 orang dari 31 hotel di Kuta yang turut hadir, anak-anak dari SMPN 2 Abiansemal dan SMPN 3 Abiansemal. Totalnya yang terdata 584 orang lebih,” terang Olivia saat ditemui di Pantai Kuta,  Jumat (15/9/2023) sore.

Lebih lanjut ia jelaskan, pada intinya maksud dan tujuan dari kegiatan tersebut bukanlah sekadar memungut sampah di pantai. Namun ada tiga hal yang digencarkan yakni menunjukkan komitmen masyarakat akan Bali yang bersih dan keinginan untuk menjaga pariwisata.

Selanjutnya ingin menunjukkan determinasi bahwa masyarakat menolak polusi sampah plastik di laut. 

Dalam gelaran Sunset Clean Up di Patai Kuta hingga Pantai Jerman tersebut pihaknya dapat mengumpulkan sebanyak 500 kilogram sampah. Selain itu, kata Olivia, pihaknya juga turut mengedukasi para pedagang untuk mengerti pentingnya pemilahan sampah dari sumber.

“Dengan adanya kegiatan ini kami ingin memberikan pesan kepada seluruh dunia bahwa kami bertanggung jawab, peduli, dan kami memiliki harapan kegiatan ini akan menjadi lebih baik. kami di sini juga mengedukasi kepada pedagang sekitar untuk mengerti pentingnya pemilahan sampah dari sumber,” tambahnya.

Sampah yang terkumpul pun terang Olivia akan dipilah menjadi tiga kelompok yaitu organik, anorganik, dan residu. Dalam gelaran tersebut, pihaknya pun menerapkan waste management yang mengacu pada segala upaya atau tindakan untuk mengelola sampah sebelum mencapai Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

“Dimana sampah yang dihasilkan dalam kegiatan ini sampai ke residunya akan kami olah jadi tidak akan terbuang di TPA. Di Bali Waste Cycle memiliki unit Cahaya Terang Bumi Lestari yang mengelola residu menjadi RDF(Reguse Derivete Fuel). Jadi tidak ada sampah lagi yang dihasilkan dari kegiatan ini,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf, Indra Ni Tua mengungkapkan kegiatan tersebut adalah sebagian dari program kerja atau rencana aksi nasional yang dilakukan oleh tim koordinasi nasional penanganan sampah laut. 

Kemenparekraf sejak tahun 2018 telah melakukan kegiatan serupa diberbagai tempat seperti di Labuan Bajo, Banyuwangi, Danau Toba, Lombok, dan daerah lainnya.

“Kegiatan ini akan kita lihat di peak seasonnya. Dari awal kami memiliki periode anggaran dan adanya sampah di sini tidak kompak. Sehingga baru kami lakukan kegiatan ini sekarang dan juga mari kita membuka edukasi karena penanganan sampah itu harus diselesaikan dari pangkalnya,” tutupnya. *ris

Komentar