nusabali

Sepi Pembeli, Pedagang Buah dan Ikan Pindah ke Halaman Pasar Ijo Gading

  • www.nusabali.com-sepi-pembeli-pedagang-buah-dan-ikan-pindah-ke-halaman-pasar-ijo-gading

NEGARA, NusaBali - Sejumlah pedagang buah dan pedagang ikan yang mendapat tempat berjualan di tempat relokasi Sentral Parkir Pemkab Jembrana, memutuskan pindah ke halaman Pasar Ijo Gading, Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana.

Mereka ikut menggelar lapak di halaman pasar yang sejatinya disediakan untuk tempat pedagang insidentil, karena pembeli yang lebih ramai.

Selain pedagang dari tempat relokasi Sentral Parkir Pemkab, sejumlah pedagang yang sebelumnya menempati los di lantai dua Pasar Ijo Gading juga memilih turun berjualan di areal halaman pasar setempat. Para pedagang di halaman Pasar Ijo Gading ini, biasanya buka dari pukul 05.00 Wita hingga siang hari sekitar pukul 11.00 Wita.

Beberapa pedagang yang sejatinya memiliki tempat berjualan di tempat relokasi Sentral Parkir Pemkab Jembrana ini, ada yang memang memilih hanya pindah di halaman Pasar Ijogading ini dari waktu subuh hingga siang. Sedangkan ketika ‘pasar tumpah’ di halaman Pasar Ijo Gading ini distop pada siang hari, ada yang memilih kembali berjualan di tempat relokasi Sentral Parkir Pemkab.

“Kami jualan di sini memang dibatasi, karena sorenya tempat ini dipakai pedagang pasar senggol. Sebagian teman-teman kalau sudah tutup di sini, pindah lagi ke pemkab (tempat relokasi Sentral Parkir Pemkab Jembrana),” ujar salah seorang pedagang ikan, Ni Ketut Desi.

Menurut Desi, dirinya bersama sejumlah temannya lebih memilih berjualan di halaman Pasar Ijo Gading karena di tempat relokasi Sentral Parkir Pemkab masih sepi pembeli. Apabila memaksa full berjualan di tempat relokasi Sentral Parkir Pemkab, mereka terancam merugi. Terlebih barang dagangan seperti ikan dan buah ini cepat membusuk. “Kalau di sini (halaman Pasar Ijo Gading, Red) masih bisalah putar modal,” ucap Desi.

Salah seorang pedagang buah bernama Kartini mengaku lebih memilih berjualan di halaman Pasar Ijo Gading daripada di tempat relokasi Sentral Parkir Pemkab, karena kondisi pembeli yang lebih ramai. Diakuinya, belakangan memang sudah ada beberapa pegawai Pemkab Jembrana yang berbelanja di tempat relokasi Sentral Parkir Pemkab. Namun jumlahnya tidak seberapa.

“Kalau yang belanja dari pegawai juga tidak seberapa. Itu pun mereka biasa belanjanya pas siang (jam istirahat pukul 12.00 Wita) atau sore (jam pulang kerja pukul 15.00 Wita). Kalau di sini (Pasar Ijo Gading) sudah ramai sejak subuh. Pasar di sini sudah buka dari pukul 05.00 Wita,” ucap Kartini.

Sementara salah seorang pedagang yang menempati kios di Pasar Ijo Gading, I Putu Ana, mengaku tidak maslah dengan adanya ‘pasar tumpah’ ini. Bahkan dirinya mengaku bersyukur dengan adanya pedagang di halaman pasar yang merangsang kunjungan ke Pasar Ijo Gading. “Secara tidak langsung mereka memperkenalkan pasar ini. Apalagi sebelumnya di sini sepi sekali. Jadi saya bersyukur pasar sudah mulai ramai,” ujarnya.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengelola Pasar pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan Jembrana (KUKMP) Jembrana I Putu Ardana, mengatakan area di Pasar Ijo Gading memang disediakan sebagai salah satu tempat relokasi selama proses revitalisasi Pasar Umum Negara (PUN). Untuk itu, dirinya tidak mempermasalahkan jika ada pedagang buah ataupun pedagang ikan dari tempat relokasi Sentral Parkir Pemkab yang pindah ke halaman Pasar Ijo Gading.

“Memang beberapa pedagang yang jualan buah dan ikan pindah ke sini (halaman Pasar Ijo Gading). Mereka mengaku di tempat relokasi (Sentral Parkir Pemkab) belum ada pembeli sehingga pindah ke sini. Daripada dagangannya rusak, mereka memilih jualan di Pasar Ijo Gading. Jadi kita maklumi,” ucap Ardana.

Bahkan, Ardana menyebut, pedagang yang sebelumnya berjualan di lantai dua Pasar Ijo Gading, juga ada yang memilih ikut turun berjualan di halaman. Dirinya mempersilakan hal itu, sepanjang para pedagang tersebut dapat menjaga kebersihan dan tidak sampai meluber ke jalan. Termasuk diimbau agar jangan sampai terjadi konflik ataupun bersinggungan dengan sesama pedagang.

“Saya juga sudah ingatkan agar mereka tidak membuang limbah sembarangan. Biar mereka tetap nyaman. Selain itu, saya tegaskan waktu jualan sampai pukul 11.00 Wita, karena sore harinya akan dipakai pedagang pasar senggol,” tandas Ardana. 7 ode

Komentar