nusabali

Terapkan Taksu, PlastikDetox Bikin Festival Nol Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai

  • www.nusabali.com-terapkan-taksu-plastikdetox-bikin-festival-nol-timbulan-sampah-plastik-sekali-pakai

DENPASAR, NusaBali.com - Gerakan PlastikDetox yang diinisiasi Yayasan Kita untuk Semesta berhasil menggelar festival tanpa timbulan sampah plastik sekali pakai. Mulai dari supplier, pengusaha, sampai konsumen diedukasi lewat festival ini.

Agaknya mustahil bikin gelaran festival tanpa timbulan sampah plastik seperti kantong keresek, sedotan plastik, botol plastik, gelas plastik, styrofoam dan lain-lain. Jenis sampah plastik semacam ini terbilang lumrah berserakan hampir di setiap gelaran massal.

Namun siapa sangka, ada konsep dan strategi yang bisa diterapkan untuk meminimalisir single-use plastics (SUP) ini. Tidak sekadar konsep di atas kertas, sistem yang disebut Taksu alias 'Take, Use, Return' ini terbukti mengurangi timbulan sampah hingga hampir nol SUP.

Ketua Yayasan Kita untuk Semesta Ni Wayan Ani Yulinda menuturkan, inisiatif untuk mengurangi SUP ini memerlukan kesadaran dari pemilik usaha. Untuk itu, sejak berdiri tahun 2012 silam, PlastikDetox berhasil merangkul puluhan UMKM yang memiliki visi dan misi yang selaras.

"Kenapa usaha kecil? Karena decision maker-nya itu langsung ada di bisnis itu, tidak melalui jalur atau birokrasi yang panjang," tutur Ani Yulinda, dijumpai di sela festival pada Minggu (27/8/2023), bertempat di Kantor Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Bali-Nusra KLHK RI.

PlastikDetox sempat memiliki 40-an mitra atau mereka sebut 'timpal-timpal' (sahabat, Bahasa Bali). Pasca pandemi Covid-19 pada 2020 silam, banyak usaha tidak mampu bertahan. Jumlah timpal-timpal PlastikDetox pun tersisa 34 usaha kecil yang tersebar di Pulau Bali dan daerah lain di tanah air.

Dalam acara yang berlangsung di timur laut Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala itu, 8 dari 34 usaha kecil turut meramaikan PlastikDetox Festival yang bertema 'Co11aboration in Dwiversity'. Gelaran ini sekaligus merayakan 11 tahun gerakan dan perhelatan kedua festival tanpa SUP ini.

Sebanyak 8 usaha kecil yang terlibat sebagai pop-up market begerak di bidang kuliner, mode, dan lain-lain. Selain timpal-timpal PlastikDetox ini, pengunjung yang hadir juga turut menjadi kunci kesuksesan gelaran dengan cara membawa alat makan dan minum sendiri.

Bagi yang tidak membawa alat makan dan minum sendiri, sistem Taksu yang berjalan. Di mana, pengunjung yang ingin menikmati kuliner bisa mendepositkan sejumlah dana atau kupon. Dana ini nantinya bisa ditarik setelah alat-alat yang didepositkan sudah dikembalikan.

"Sistem ini untuk mengedukasi konsumen dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai melalui penggunaan alat makan pakai ulang," imbuh Ketua Panitia PlastikDetox Festival Sri Junantari, dijumpai dalam kesempatan yang sama.

Melalui cara-cara ini, 34 timpal-timpal PlastikDetox di seluruh tanah air diklaim berhasil mengurangi 92.000 buah SUP menurut survei terbaru tahun ini. Sumber SUP yang dikurangi mulai dari tingkat supplier hingga konsumen yang tergiring inisiatif yang diterapkan usaha kecil para anggota.

Seperti halnya The Lauk Pauk. Usaha kuliner di Jalan Raya Buduk 8A, Kuta Utara, Badung ini juga menerapkan minimalisasi SUP untuk supplier mereka. Pemilik usaha, Asri Utami, mengaku menyediakan box khusus bagi supplier agar tidak menggunakan kantong plastik.

"Kalau konsumen mau takeaway (pesan untuk dibungkus), kami minta untuk bawa wadah sendiri. Kalau tidak bawa, kami sediakan tapi dengan biaya tambahan," beber Asri, dijumpai di sela festival.

Usaha yang baru berdiri pada awal 2022 silam ini tidak takut diprotes oleh konsumen karena kebijakan yang edukatif. Sebab, usaha kuliner bermenu Nusantara tanpa penyedap ini menerapkan hal yang sama untuk para staf mereka. Hasilnya, ribuan buah SUP berhasil direduksi setiap harinya.

Sejak dirintis 2012 silam, gerakan PlastikDetox ini semakin relevan dengan terbitnya Pergub Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai. Awalnya, Ani Yulinda dan kawan-kawan mengaku sering dipertanyakan arah gerakan mereka.

Namun semenjak pemerintah sendiri mengeluarkan kebijakan yang selaras, PlastikDetox kini mendapat suntikan energi. Ia berharap semakin banyak lagi usaha kecil yang bergabung dan konsisten bersama-sama mengeksekusi langkah-langkah minimalisasi SUP.

Hal ini terbilang sangat krusial lantaran citra Bali sebagai destinasi pariwisata global bisa hancur dalam semalam karena problem sampah. Sebab, data dari Bali Partnership menunjukkan 33.000 ton sampah plastik terbuang ke lautan setiap tahunnya.

"Dengan timpal-timpal dan para relawan, kami berusaha memberikan solusi minimalisasi SUP yang sesuai dengan bidang bisnis yang digeluti anggota kami," tandas Ani Yulinda yang juga salah satu pendiri yayasan yang berkantor di Jalan Penyaringan Nomor 31 Sanur, Denpasar. *rat

Komentar