nusabali

Tiga Sesuhunan Mecepuk, Puluhan Krama Kerauhan

Tradisi Mecepuk Tiga Desa di Gianyar dan Klungkung

  • www.nusabali.com-tiga-sesuhunan-mecepuk-puluhan-krama-kerauhan

SEMARAPURA, NusaBali - Tapakan Ida Sesuhunan dari dua desa adat di Gianyar dan Ida Sesuhunan dari Pura Taman Sari Banjar/Desa Tojan, Kecamatan/Kabupaten Klungkung bertemu dalam tradisi ritual Mecepuk (bertemu) di Catus Pata (Perempatan Agung) Kecamatan Banjarangkan, Klungkung pada Buda Umanis Medangsia, Rabu (23/8) pagi.

Tradisi ritual mecepuk di Catus Pata Banjarangkan kemarin pagi melibatkan Tapakan Ida Sesuhunan dari Desa Adat Serongga (Kecamatan Gianyar), Desa Adat Sarimerta (Kecamatan Banjarangkan), serta Tapakan Ida Sesuhunan dari Pura Taman Sari, Banjar/Desa Tojan (Kecamatan Klungkung). Ida Sesuhunan yang tedun sebagian besar berupa tapakan Barong dan Rangda.

Pantauan NusaBali, para pamedek dari Desa Adat Serongga berjalan kaki berangkat sejak dinihari sekitar pukul 05.00 Wita dengan jarak tempuh sekitar 15 kilometer (km). Krama Banjar Tojan berangkat dari Pura Taman Sari menuju Catus Pata Banjarangkan pukul 06.00 Wita dengan jarak tempuh 8 km. Sedangkan, krama Desa Adat Sarimerta berangkat pukul 06.30 Wita berjalan kaki menuju Catus Pata Banjarangkan dengan jarak tempuh sejauh 4 km.

Akhirnya, Ida Sesuhunan dengan diiringi krama berjumlah ribuan orang berkumpul di Catus Pata Banjarangkan, Rabu pagi pukul 09.00 Wita. Ketika ritual mecepuk, Ida Sesuhunan dari Pura Taman Sari Tojan dan Ida Sesuhunan Desa Adat Sarimerta berada di sisi timur Catus Pata, sementara Ida Sesuhunan dari Desa Adat Serongga berada di sisi barat Catus Pata. Selanjutnya, Ida Sesuhunan saling bertemu di Catus Pata. Suasana magis terjadi, karena saat Ida Sesuhunan mecepuk, puluhan krama yang didominasi kaum istri (perempuan) dan lanang (laki-laki) spontan kerauhan sembari menari-nari.


Foto: Salah satu momen saat Sesuhunan dari tiga desa di Gianyar dan Klungkung mecepuk (bertemu) di Catus Pata Kecamatan Banjarangkan, Selasa kemarin. -DEWA DARMAWAN

Setelah ritual mecepuk di Catus Pata Banjarangkan, semua tapakan Ida Sesuhunan dilinggihkan di Utama Mandala Pura Dalem Desa Adat Sarimerta, selama piodalan berlangsung selama 12 hari yang disineb pada Radite Pasah Pahang, Minggu (3/9) nanti. Ida Sesuhunan akan masolah saat calonarang di Pura Dalem Sarimerta pada Wraspati Kejeng Medangsia, Kamis (24/8) hari ini. "Setelah piodalan masineb, tapakan Ida Sesuhunan kembali ke stananya masing-masing," ujar seorang panitia dan juga Panglingsir Pura Taman Sari Tojan, I Ketut Suastika.

Menurut Suastika, tradisi ritual Ida Sesuhunan macepuk ini digelar rutin dalam kurun waktu tertentu. Terkadang digelar 5 tahun sekali, itu pun belum bisa semua Ida Sesuhunan bisa mecepuk. "Kalau kita rencanakan jauh-jauh hari, biasanya ada saja halangan, seperti orang meninggal, upacara di salah satu desa adat, dan lainnya," ujarnya.

Sebelumnya, mantan Bendesa Adat Serongga, Ida Bagus Putra, menjelaskan terjalinnya Ida Sesuhunan dari sejumlah desa ini berawal pada abad XVIII. Kala itu, Panglingsir di Puri Agung Serongga, Anak Agung Gde Kepandean, membuat dua petapakan dalam wujud Barong Ket. Karena suatu pertimbangan tertentu, Barong Ket pertama tidak dipakai dan diserahkan kepada AA Gede Kesiman asal Puri Siangan, Desa Siangan, Kecamatan Gianyar. Sedangkan Barong Ket kedua diputuskan jadi sungsungan (dipasupati) krama Desa Adat Serongga.

Seiring berjalannya waktu, krama setempat merasa sangat terbebani dengan keberadaan sungsungan tersebut. Sebab, Ida Sasuhunan menghendaki beberapa permintaan yang sulit dilaksanakan. Krama Desa Serongga pun resah, akhirnya Ida Anak Agung Gede Kepandean bersama masyarakat sepakat untuk mempralina dengan membakar tapel Ida Sasuhuunan.

Setelah dibakar, hanya praraga (bagian badan) saja yang terbakar. Sedangkan prerai (tapel/topeng) masih utuh. Dari kejadian tersebut, Desa Serongga sepakat membuang prerai ke Pantai Lebih. Prerai yang dibuang itu kemudian terpecah menjadi dua bagian. Satu terdampar di Pantai Sedayu, Desa Takmung hingga ditemukan petani setempat. Satunya lagi terdampar di Pantai Watu Klotok, Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung hingga ditemukan oleh petani Desa Tojan. Akhirnya, berita itu tersebar hingga warga menyocokkan kedua bagian prerai tersebut, lanjut dijadikan lelakut (orang-orangan sawah). Namun, keanehan terjadi. Para petani melihat ada yang bersinar di lelakut tersebut. Karena sinar itu berulang terus menerus tiap malam, akhirnya kejadian tersebut ditanyakan kepada orang pintar.

Berdasarkan petunjuk orang pintar, prerai tersebut berasal dari Desa Serongga. Dengan demikian, krama Desa Tojan meminta prerai tersebut kepada petani yang menemukan di Desa Sedayu. Selanjutnya, krama Desa Tojan menyungsung prerai itu menjadi Ida Betara Ratu Gede Tojan. Untuk melengkapi keberadaan tapel Ida Betara Ratu Gede Tojan, krama melengkapi dan memohon petapakan berupa Rangda dari kayu Sandat di Pura Dalem Serongga.

Foto: Pelaksanaan Tradisi Mecepuk di Catus Pata Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Selasa (23/8).  -DEWA DARMAWAN

Sementara itu, sebanyak 30 personel gabungan dari Polres Klungkung dan Polres Gianyar dikerahkan mengamankan ritual mecepuk kemarin. Jalur yang dilalui Ida Sesuhunan Ratu Gede dan Ratu Mas Serongga, yakni Jalan Raya Tulikup, Jalan Raya Ida Bagus Puja, Simpang Empat Tusan, Simpang Empat Banjarangkan, dan finish di Pura Dalem Sarimerta, Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung.

Selanjutnya jalur yang dilalui Ida Sesuhunan Ratu Gede dan Ratu Mas Tojan yakni Jalan Raya Tojan, Jalan Raya Takmung, Simpang Empat Takmung, Jalan Raya Losan, Jalan Uma Salakan, Jalan Ida Bagus Puja, Simpang Empat Banjarangkan, dan finish di Pura Dalem Sarimerta. Sedangkan Ida Sesuhunan Ratu Gede dan Ratu Mas Sarimerta akan melalui jalur Pura Dalem Sarimerta, Jalan Ida Bagus Puja, Simpang Empat Banjarangkan, dan finish di Pura Dalem Sarimerta.

Kapolsek Banjarangkan AKP I Wayan Sujana mengatakan, untuk atensi pengamanan, atas perintah Kapolres maka akan dibantu pengamanan dari personel Polres Klungkung dan Polres Gianyar.

“Jumlah personel sekitar 30 orang yang akan ditempatkan di masing-masing simpul menuju lokasi kegiatan,” ujar AKP Sujana. Jajaran Polres Gianyar turut membantu memberikan imbauan dan pengalihan arus yang datang Gianyar menuju Klungkung. 7 wan

Komentar