nusabali

'Menguliti batok batok kelapa'

  • www.nusabali.com-menguliti-batok-batok-kelapa

Ala bisa karena biasa. Itulah kata pepatah. Pekerjaan yang muskil bagi orang kebanyakan, namun buat orang sudah terlatih, menjadi hal yang biasa. Seperti yang dilakoni Ni Made Parmini, seorang penjual kelapa di Pasar Badung, Selasa (15/8).

Perempuan asal Desa Antiga, Manggis, Karangasem, demikian fasih mengupas kelapa. Dengan patil, sejenis kapak kecil, tangannya demikian terampil mengelupas batok kelapa yang melekat, sehingga tertinggal dalamnya saja yakni daging kelapa.

“Tiyang sudah 40 tahun  berjualan,” ujar Parmini.

Karena itu dia sudah terbiasa melakukan pekerjaan ‘ngengesan nyuh’ (membersihkan buah kelapa). “Dari harga kelapa beberapa rupiah sampai kini Rp 6.000-Rp7.000 per butir,” ungkapnya.

Begitulah, sekian tahun itulah Parmini, melayani pembeli. “Ya, ada pasang surut. Sekarang agak sepi, karena anak-anak sudah sekolah,” ungkap Parmini.

Maksud dia, pembelian kelapa berkurang, karena kemungkinan para orang tua mengurangi belanjanya, termasuk membeli kelapa, karena uang yang dimiliki diprioritaskan untuk  biaya sekolah anak-anak. K17.

Komentar