nusabali

Remaja Tunagrahita Pamerkan Foto Kesehatan

  • www.nusabali.com-remaja-tunagrahita-pamerkan-foto-kesehatan
  • www.nusabali.com-remaja-tunagrahita-pamerkan-foto-kesehatan

GIANYAR, NusaBali - Yayasan Anak Unik didukung Eastern Washington University memfasilitasi ruang pameran fotografi 'Foto Voice Project' bagi remaja tunagrahita. Pameran ini mengungkap kesehatan versi 15 remaja tunagrahita.

Pameran dibuka Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Gianyar Cokorda Gede Bagus Lesmana Trisnu didampingi Kadis Sosial Kabupaten Gianyar Anak Agung Gde Putrawan di Yayasan Anak Unik, Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Jumat (21/7).

Hadir, Pembina Yayasan Anak Unik Prof LK Suryani, Kabid PLS Dinas Pendidikan Kabupaten Gianyar, dan undangan lainnya. Pemilik Yayasan Anak Unik, Ni Gusti Parmiti menjelaskan arti kesehatan versi para remaja tunagrahita itu beragam. Tidak sekadar minum obat, melainkan bagaimana mereka sehat ketika punya teman yang baik, orangtua yang terbuka, dan lingkungan sekitar yang nyaman.

“Sebanyak 15 remaja tunagrahita ini memotret apa yang membuat mereka merasa hidup sehat. Apa yang membuat mereka merasa sulit untuk mempertahankan hidup sehat. Nah, jadi foto ini yang akan berbicara tentang kesehatan versi anak tunagrahita,” jelas Gusti Parmiti, Minggu (23/7).

Perasaan anak tunagrahita tentang kesehatan diwakilkan dalam selembar foto. “Tentu di sini tidak ada jawaban yang benar atau salah yang diwakilkan dalam selembar foto karena itu adalah pandangan hidup para remaja tunagrahita tentang kesehatan mereka sendiri.

Jadi jawabannya boleh bebas dan itu difoto oleh anak-anak,” jelas penerima piagam penghargaan dari OASE Organisasi Aksi Solidaritas Kabinet Indonesia Maju dalam rangka peringatan Hari Kartini tahun 2023 ini.


Pada foto yang dipamerkan, anak remaja tunagrahita menyuarakan bahwa sehat itu bukan sekadar bisa beraktivitas, sekadar tidak sakit secara fisik. Namun mereka menginginkan orang-orang terdekat mereka ikut membantu sebagai garda terdepan mendukung mereka hidup sehat dan berkualitas.

“Obat bagi mereka bukan sekadar tablet, pil, sirup. Jawaban mereka, obat adalah teman yang baik, bisa diajak curhat. Orang tua yang mengajak mereka ke ruang publik hingga diterimanya mereka sebagai anggota karang taruna,” jelasnya.

Menurut Gusti Parmiti, jawaban sehat versi anak tunagrahita sudah lebih visioner. “Sehat versi anak ini selangkah lebih maju, bagaimana mereka sehat dari sisi perlindungan psikis dan mental. Bagaimana mereka bisa diterima di masyarakat,” jelasnya. Bahkan ada salah satu remaja tunagrahita yang mengungkapkan kesehatan lewat foto kosmetik. “Inilah pesan yang ingin kami sampaikan lewat pameran,” ujarnya.

Pameran fotografi ini sekaligus membuat bangga para orang tua. Terutama bagi orangtua yang dulunya menyembunyikan anaknya yang cacat, kini bisa melihat buah hati mereka bahagia dan bisa berkarya. Tak kalah menarik, selain 15 remaja tunagrahita yang pameran foto juga ada 23 anak tunagrahita lainnya yang unjuk kreativitas, menyanyi dan menari.

“Suatu saat, anak-anak grup kecil ini juga ingin berpameran, menuangkan isi hati mereka dalam karya,” ungkap Gusti Parmiti. Sebagai guru, Gusti Parmiti terharu melihat anak-anak berkebutuhan khusus ini tekun mengikuti acara dari pagi sampai sore.

“Sejauh ini perjalanan kami tanpa lelah, sulit dilukiskan dalam kata. Seandainya bisa lebih sering dapat sponsor, tentu membuka peluang lebih besar pada anak tunagrahita. Ortu yang sekarang masih malu, anaknya disembunyikan, pasti mereka akan tergugah, bahwa masih ada secercah harapan,” ujar Gusti Parmiti. 7 nvi

Komentar