nusabali

Wagub Cok Ace Hadiri Panyineban Karya Pujawali Pura Mandhara Giri Semeru Agung

  • www.nusabali.com-wagub-cok-ace-hadiri-panyineban-karya-pujawali-pura-mandhara-giri-semeru-agung

LUMAJANG, NusaBali - Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) didampingi Ny Tjok Putri Hariyani Ardhana Sukawati, hadir dalam Karya Panyineban Pujawali di Pura Mandhara Giri Semeru Agung, Kecamatan Senduro, Lumajang pada Sukra Umanis Warigadean, Jumat (14/7) pagi.

Prosesi tersebut merupakan rangkaian penutup dari karya pujawali selama 12 hari yang dihadiri ribuan umat Hindu dari seluruh Indonesia di pura yang terletak di kaki Gunung Semeru, Jawa Timur ini.

Rangkaian panyineban ini ditandai dengan upacara Matetingkeb, Papranian, Nuwek, dan Mendem Bagia Pula Kerthi. Diawali dengan prosesi bhakti panganyar oleh umat Hindu Kabupaten Lumajang dan UNHI Denpasar. Prosesi semakin khidmat dengan penampilan sejumlah sasolahan (tarian) wali baik tari Bali serta tari khas tanah Jawa yang diiringi tetabuhan gamelan khas masyarakat Hindu Tengger.

Dalam kesempatan tersebut, Wagub Cok Ace sangat bangga dan mengapresiasi masyarakat Hindu Nusantara yang mau melebur menjadi satu dalam rangkaian persembahyangan pujawali ini.

"Sudah 31 tahun kita melaksanakan upacara pujawali, sejak dimulai pada 1994 lalu. Atas nama Pemprov Bali saya ucapkan selamat kepada umat sedharma di manapun dan saudara umat Hindu di sekitar pura atas terselenggaranya upacara setelah selama 11 hari nyejer. Sudah berlangsung sukses dan secara umum berjalan lancar," kata Wagub Cok Ace.


Diuraikannya pula, sudah sejak lama tepatnya sejak pelaksanaan Eka Dasa Rudra tahun 1963 di Besakih, para panglingsir bermimpi membangun pura untuk ber-stananya Ida Sang Hyang Pasupati di Semeru.

"Dan 23 Juni 1992, akhirnya terwujud dengan diresmikannya Pura Mandhara Giri Semeru Agung oleh Mendagri Supardjo Rustam. Itu sudah 31 tahun yang lalu," tuturnya.

"Dan sejak mapedagingan, melaspas pada 1992 itu, disusul 1993 upacara nugtugang. Maka titik nol pada 1994 kita gunakan awal siklus upacara di Pura Semeru Agung. Hari Piodalan Ida Bhatara. Diputuskan pura statusnya pura kahyangan jagat, jadi tidak ada umat yang tidak bersembahyang di sini," ujar panglingsir Puri Ubud ini.

Karena itu pula, menurut Wagub Cok Ace, hingga saat ini Pemprov Bali dan pemkab/pemkot di Bali masih turut mendukung penuh pelaksanaan upacara di Pura Mandhara Giri Semeru Agung.

"Dahulu sebelum pura ini dibangun, 7 putra 'beliau' sudah ber-stana di Bali, berbeda dengan Ida Bhatara Lingsir di Semeru. Jumlah umat kita di sini juga terhitung masih kurang untuk pangempon pura kita di sini. Makanya pemkab/pemkot di Bali ikut serta sebagai wujud terima kasih masyarakat Bali atas waranugraha Ida Bhatara Semeru Agung. Kami baktikan hal tersebut setiap tahun. 1994 tonggak sejarah," urainya lagi.


Selain itu, pria yang juga dikenal sebagai seniman tari ini juga menjelaskan tahun 2024 mendatang prosesi piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung mencapai siklus putaran untuk melaksanakan Upacara Panca Walikrama.

"Ini upacara besar yang perlu persiapan tak hanya materi namun juga yasa kerthi, pikiran, dan mental. Piodalan tahun 2024 berbeda. Ditandai tedunnya Ida Bhatara di Besakih, Lempuyang, dan Batur dalam wujud tapakan Ida Bhatara. Ada juga prosesi pelastian di segara sehingga untuk banten akan membengkak besar," ujarnya.

Sementara itu, Budiono selaku Pembimas Hindu Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur mengatakan pihaknya menyambut baik piodalan dan pujawali yang telah berjalan lancar selama 12 hari. Dirinya juga menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan Pemprov Bali yang secara konsisten mensupport penuh piodalan dari tahun ke tahun.

"Sangat penting pula untuk betul-betul yakin dan tulus ikhlas dalam menjalankan bhakti kita pada beliau. Dan juga saya laporkan perkembangan saat ini kami membina 525 pura, serta 400.000 umat ditambah 250 pasraman di Jawa Timur," kata Budiono. 7 cr78

Komentar