nusabali

Jangan Sampai Terlambat! Ketahui Gejala Rabies dan Langkah Pencegahannya

  • www.nusabali.com-jangan-sampai-terlambat-ketahui-gejala-rabies-dan-langkah-pencegahannya

SEMARAPURA, NusaBali.com – Belum lama ini, masyarakat dihebohkan oleh bocah perempuan di Buleleng, Bali yang tewas akibat gigitan dari anjing peliharaannya. Kabar duka ini mencuat setelah viral di akun TikTok milik Kadek Susiani.

Dari unggahan video tersebut, terlihat seorang anak sudah berada di tahap hydrophobia atau takut dengan air. Namun, tak banyak masyarakat yang mengetahui dampak dari ganasnya infeksi rabies tersebut.

Dokter di Klinik Pratama Damar Klungkung, dr Ida Ayu Megawati M Kes menjelaskan tanda seseorang yang telah terkena rabies yakni orang tersebut akan takut dengan air atau sering dikeluhkan dengan sulit menelan, bahkan air liur pun sulit untuk ditelan.

Tak hanya itu, jelas dia tanda lainnya orang tersebut akan takut dengan cahaya, muncul berupa nyeri dan rasa panas pada luka gigitan yang sulit dideteksi, reaksi berlebihan terhadap rangsangan sensorik, dan takut dengan suara sehingga menyebabkan gelisah dan mengamuk.

“Bila sudah timbul gejala khas ini maka dalam waktu cepat pasien akan meninggal,” terang Ida Ayu Megawati saat dikonfirmasi di sela-sela kesibukannya pada Senin (19/6/2023) sore.

Lebih lanjut ia jelaskan, sebelum mengalami gejala tersebut, biasanya tanda awal pada manusia yang terinfeksi rabies akan merasa lemah, lesu, sulit tidur, sakit kepala, nyeri tenggorokan, hingga mual.

Ia juga menerangkan keluhan itu sulit untuk dibedakan dengan keluhan-keluhan yang biasanya terjadi pada seseorang yang terserang flu. Masa timbulnya gejala pun, lanjut dia akan berbeda-beda pada setiap orang.

“Tingkat kematian kasus atau case fatality rate rabies adalah 99 persen, artinya seseorang yang dinyatakan terinfeksi rabies maka 99 persen akan meninggal. Setelah terkena gigitan hewan penular rabies (GHPR), gejala adanya rabies tidak seketika muncul pada manusia. Masa inkubasi virus rabies pada manusia berkisar 2-18 minggu,” jelas wanita yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Klungkung itu.


Lebih lanjut ia jelaskan, masa inkubasi virus rabies berkisar 2-18 minggu, dimana virus akan berada di tempat masuk gigitan selama kurang lebih 2 minggu. Selanjutnya virus bergerak ke saraf posterior tanpa menunjukkan perubahan fungsi persarafan dan tanpa gejala.

Nantinya, virus akan berkembang biak hingga mencapai otak dan pada jumlah yang maksimal virus akan menyerang jaringan tubuh lainnya. Setelah kasus ini, barulah kata dr Mega gejala akan muncul pada manusia.
Sementara, sumber penular rabies adalah gigitan hewan, terutama adalah anjing. Selain anjing, rabies dapat juga ditularkan oleh kucing dan kera. dr Mega juga mengungkapkan, penularan pada manusia tentu melalui luka gigitan, luka goresan dan jilatan air liur hewan yang mengenai kulit yang terluka pada manusia.

Lantas bagaimana pencegahan dan penanganan jika seseorang sudah terkena gigitan hewan hewan penular rabies?

Dr Mega menerangkan, seseorang yang sudah terkena gigitan hewan penular rabies harus mencuci luka gigitan atau goresan secepatnya dengan sabun atau deterjen pada air mengalir selama 15 menit. Selanjutnya memberikan antiseptik seperti obat merah dan sejenisnya kepada luka tersebut.

“Selain itu, seseorang yang sudah terkena gigitan hewan penular rabies harus segera pergi ke rabies center atau puskesmas ataupun rumah sakit untuk dilakukan kembali pencucian luka dan mendapatkan VAR (vaksin anti rabies) atau SAR (serum anti rabies) sesuai dengan indikasi dari lokasi luka gigitan atau goresan,” tutur wanita yang juga menjabat sebagai Sekretaris Dinas Kesehatan Kab. Klungkung itu.

Kemudian, adapun langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan infeksi rabies kepada manusia yakni melakukan vaksinasi hewan penular rabies secara berkala setiap satu tahun sekali.

Jangan lupa  mengikat atau mengurung hewan penular rabies, dan segera melapor kepada petugas kesehatan hewan di Dinas yang membidangi kesehatan hewan setempat apabila ditemukan kasus gigitan hewan penular rabies. Sebab, hewan tersebut harus dilakukan observasi atau pemantauan selama 14 hari.

Selain pencegahan tersebut, dr Mega mengatakan perlu adanya edukasi mengenai perilaku anjing dan gigitan anjing kepada masyarakat. Sehingga penanganan awal luka gigitan atau goresan itu, efektif dapat mencegah timbulnya gejala dan kematian.

Ia juga berharap kepada orang tua ataupun keluarga, agar lebih berhati-hati dan segera melakukan penanganan awal terhadap gigitan hewan penular rabies.

Kepada masyarakat yang memelihara hewan penular rabies, dr Mega mengimbau agar menjaga, merawat hewan kesayangannya dan jangan membiarkan hewan tersebut berkeliaran.

“Lakukan vaksinasi secara rutin untuk hewan kesayangannya sebagai upaya pencegahan penularan rabies. Sayangi hewan tetapi sayangi juga keluarga dan masyarakat. Mari bersama kita mengendalikan dan mencegah penyakit rabies ini,” pesannya. *ris

Komentar