nusabali

Kelompok Seni Lukis Kalisa Kutuh Gelar Pameran 'Love'

Beranggotakan 87 Pelukis, Termuda Usia 10 Tahun

  • www.nusabali.com-kelompok-seni-lukis-kalisa-kutuh-gelar-pameran-love
  • www.nusabali.com-kelompok-seni-lukis-kalisa-kutuh-gelar-pameran-love
  • www.nusabali.com-kelompok-seni-lukis-kalisa-kutuh-gelar-pameran-love

GIANYAR, NusaBali - Kelompok Seni Lukis Kalisa Kutuh menggelar pameran bersama bertajuk 'Love' di Vila Madu, Jalan Jero Gadung Nomor 81 Banjar Kutuh Kelod, Desa Petulu, Kecamatan Ubud, Gianyar, Minggu (18/6) malam.

Pameran berlangsung selama 5 hari sampai Jumat (23/6). Menampilkan puluhan karya seni lukis tradisi gaya Kutuhisme yang identik dengan pemandangan alam dan burung. I Putu Jason Saputra, 10, menjadi seniman termuda yang ikut serta dalam pameran ini. Salah satu karyanya berupa lukisan barong langsung sold out ketika pameran baru dibuka.

FOTO: Pelukis Kalisa Kutuh termuda I Putu Jason Saputra, 10, menunjukkan karyanya berupa lukisan barong dan rangda. -NOVI
 
Siswa kelas V SDN 1 Petulu ini merasa senang karyanya diminati oleh turis yang berkunjung. Jason mengaku tertarik dengan seni sejak TK. Bermula dari hobi mewarnai, kemudian tertarik menekuni seni lukis tradisi. Dia memilih tema barong dan rangda karena tertarik dengan nuansa magis Pulau Bali. “Memang suka nuansa mistis,” ujar Jason. Koordinator pameran, I Wayan Januariawan alias Donal mengatakan Jason menjadi satu-satunya anak yang tertarik melukis gaya Kutuh. “Baru satu yang tertarik, kami harap setelah Jason ada anak-anak kami di Banjar Kutuh yang terpanggil untuk melestarikan seni lukis ini,” ungkapnya.
 
Pameran ini terbuka untuk umum. “Pameran ini kolaborasi dengan owner Villa Madu, ibu Andriana. Beliau sangat antusias tentang pelestarian seni budaya, khususnya seni lukis Kalisa Kutuh,” ungkap Wayan Donal. Kelihan Banjar Kutuh Kelod, I Ketut Sugiarta menambahkan, lukisan tradisi Kutuh pernah berjaya di era tahun 1980-an. Banyak tantangan yang dihadapi selama perjalanan waktu hingga saat ini. Mulai dari krisis moneter, bom Bali hingga pandemi Covid-19. “Astungkara sampai saat ini lukisan tradisional Kutuh tetap lestari. Terutama semenjak berdirinya Kelompok Seni Lukis Kalisa Kutuh sejak 3 Maret 2015,” ujarnya.

Anggotanya terdiri dari semua pelukis yang ada di Banjar Kutuh berjumlah 87 orang. Kelompok ini didirikan atas dasar kesadaran bersama untuk kembali membangkitkan gaya Kutuhisme. “Kalisa Kutuh didirikan bertujuan memotivasi pelukis yang sudah tidak aktif untuk kembali melukis, merangsang anak-anak dan generasi muda untuk melukis,” jelas Sugiarta. 7 nvi

Komentar