nusabali

Disdikpora Gelar Lomba Berbasis Sastra Bali

  • www.nusabali.com-disdikpora-gelar-lomba-berbasis-sastra-bali

AMLAPURA, NusaBali - Dinas Pendidikan Kepemudaan Olahraga (Disdikpora) Karangasem melombakan 7 jenis lomba berbasis sastra Bali, serangkaian perayaan Bulan Bung Karno tingkat SD dan SMP.

Lomba berlangsung di Aula SMPN 5 Amlapura, tersebar di beberapa tempat, Jalan Cempaka, Amlapura, Selasa (13/6).

Sekretaris Disdikpora I Komang Budiarta, usai membuka lomba mengatakan lomba ini bertujuan memuliakan bahasa Bali. Ketua Pelaksana Lomba Kabid Pembinaan Kurikulum Bahasa dan Sastra Disdikpora Karangasem, I Gusti Lanang Sangkan Purwa.

Ada tujuh cabang lomba untuk tingkat SD yakni gending rare melibatkan 16 siswa, matembang dan macepat 17 siswa, nyurat aksara Bali 14 siswa, ngewacen aksara Bali 15 siswa, macecimpedan 8 regu, tiap regu beranggotakan 3 siswa, puisi Bali anyar 16 siswa, masatua Bali 16 siswa. Dewan juri dari kalangan penyuluh bahasa Bali dan praktisi bahasa Bali. "Merayakan Bulan Bung Karno, juga bertujuan untuk melestarikan budaya Bali, melalui lomba," jelas Sekdis Disdikpora I Komang Budiarta.

Kasek SDN 3 Antiga Kelod, Kecamatan Manggis, Ni Nyoman Budi Parwati mengaku ambil bagian di beberapa nomor lomba, dengan melibatkan sejumlah siswa yang selama ini jadi andalan sekolah. "Berupaya tampil optimal, tetap kami berharap agar hasil akhir ada yang menjadi yang terbaik," harap Budi Parwati. Di samping itu, kata dia, untuk mengisi liburan sekolah usai kenaikan kelas.


Jenis lomba untuk jenjang SMP 7, yakni bebanyolan 14 siswa, ngetik aksara Bali (Bali Simbar Dwijendra) 17 siswa, nutur ngangge tiktok 16 siswa, ngwacen aksara Bali di daun lontar 16 siswa, pidarta 16 siswa, ngawi puisi Bali Anyar 16 siswa dan potrekan 17 siswa.

Lomba banyolan tingkat SMP misalnya, setiap siswa berhias bergaya pelawak. Dewan juri yakni I Ketut Bawa, Ida Made Adi Putra dan Ida Made Basmadi. Lomba puisi Bali Anyar 14 siswa dengan juri Ni Wayan Adnyani, I Komang Berata, dan I Wayan Wikana. I Komang Berata mengatakan, menyimak hasil karya siswa, ternyata banyak siswa belum paham bahasa Bali yang benar, sesuai sor singgih (tata bahasa) dan ide.

“Penguasaan bahasa Bali masih kurang, pemilihan kata kurang tepat,” jelas peraih Rancage tahun 1999 dan 2021 ini.

Tambah dia, ide yang tertuang dalam puisi karya siswa, kurang tepat. “Intinya, juri kurang puas dengan hasil karya siswa itu. Meski demikian kami tetap menetapkan pemenang,” jelas  penulis buku Nglekadang Meme ini. Para pemenang akan menerima trofi saat perayaan puncak HUT ke-383 Kota Amlapura, 22 Juni 2023.7k16

Komentar