nusabali

Kemendag Ungkap Harga Minyakita Naik Gegara Ini

  • www.nusabali.com-kemendag-ungkap-harga-minyakita-naik-gegara-ini

Isy mengakui harga Minyakita di pasaran masih belum semuanya sesuai HET. Opsi Minyakita masuk ritel menjadi salah satu yang dinilai bisa menjaga harga produk tersebut.

JAKARTA, NusaBali
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengakui bahwa harga Minyakita belum merata Rp 14.000 per liter. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim, mengatakan rata-rata secara nasional, harga Minyakita mengalami kenaikan menjadi Rp 15.039/liter.

Kenaikan itu disebabkan oleh Minyakita di sejumlah daerah dijual lebih dari Rp 14.000/liter. Seperti harga Minyakita di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau dan Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai Rp 18.000/liter.

“Di wilayah Indonesia Timur harga belum sesuai dengan HET. Kalau digabungkan masih Rp 15.039, padahal kan seharusnya Rp 14.000. Jadi ada yang terbentuknya di Rp 14.000, paling tinggi itu ada yang Rp 17.000/liter. Ada yang Rp 18.000 itu hanya ada di tiga tempat, di Indragiri Hilir, Nusa Tenggara Timur (NTB), kabupaten mana saya lupa,” katanya di Kemendag, seperti dilansir detik.com Jumat (12/5).

Isy sendiri belum mengetahui mengapa harga Minyakita di Indonesia Timur itu masih tinggi. Padahal Kemendag telah memberikan banyak insentif regional hingga insentif kemasan.

“Harusnya dengan adanya insentif regional yang kalau pelaku usaha mendistribusikan ke wilayah Indonesia Timur itu kan harusnya sama, tapi ternyata harga itu kan tidak bisa,” ungkapnya.

Terkait harga Minyakita di wilayah Jakarta lebih dari Rp 14.000/liter, menurut Isy hal itu terjadi karena alur distribusi di pasar sangat panjang. “Itu kan juga terjadi bukan karena kesalahan distribusi atau lebih karena, kalau di GT (general trade) itu kan banyaknya tangan ke tangan. Harusnya pedagang ini gak dapat dari agen, tapi ini dapat dari sebelah sini, jadi seharusnya dia menjual Rp 14.000, tapi malah kemudian dia beli saja sudah Rp 14.000. Jadi harga jatuhnya sudah di Rp 15.000,” tukasnya.

Sementara, menanggapi soal Minyakita yang akan dijual lagi di ritel modern lagi, Isy mengatakan kabar itu masih opsi rencana yang akan didiskusikan lebih mendalam lagi. Adapun Minyakita akan masuk ke ritel modern merupakan rencana yang diungkapkan oleh Badan Pangan Nasional. Produk yang akan masuk ke ritel merupakan produksi dari PT Food Station Tjipinang Jaya.

“Belum ada pembicaraan dengan Bapanas (Badan Pangan Nasional), itu masih baru rencana kerja sama, kan Bapanas sebagai badan yang mengatur cadangan pangan. Ini yang mau kita diskusikan mendalam, termasuk opsi-opsi Minyakita dijual di ritel modern, dan lain sebagainya,” kata Isy.

Jadi Minyakita belum masuk ke ritel saat ini. Isu menegaskan Minyakita masuk ke ritel modern baru menjadi rencana agar bisa menjaga harga di pasaran. Seperti diketahui, ada Minyakita yang harganya di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000 per liter. “Baru akan rencana, kita gak tahu nanti. Ini kan baru beberapa opsi pembicaraan, salah satunya untuk menjaga harga,” lanjutnya.

Isy juga mengatakan tengah memikirkan insentif lain untuk menjaga harga Minyakita sesuai HET. Dia pun mengakui harga Minyakita di pasaran saat ini masih belum semuanya sesuai HET. Opsi Minyakita masuk ritel menjadi salah satu yang dinilai bisa menjaga harga produk tersebut.

“Tujuannya ingin memeratakan HET itu terjadi rata di seluruh Indonesia. Jadi seluruh masyarakat Indonesia, di 17.000 pulau yang sangat tersebar luas itu bisa menikmati dengan harga yang sama. Makanya opsi lain juga masih kita bahas, bukan hanya opsi mengenai menaikkan insentif regionalnya,” katanya.

Sebelumnya, Minyakita akan dijual lagi di toko ritel. Hal ini berdasarkan informasi dari PT Food Station Tjipinang Jaya yang mendapatkan tugas dari Bapanas. Di sisi lain, Food Station kini memang memiliki pabrik Minyakita sendiri.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, mengatakan salah satu tugas dari Badan Pangan adalah mempertemukan teman-teman di hulu dengan di hilir. Jadi, apa yang dikerjakan Food Station ini bisa hilirisasinya untuk masuk di ritel-ritel modern.

“Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) kelihatannya siap menyerap produk Minyakita yang diproduksi Food Station, tapi saya minta nanti harganya tetap dijaga di angka Rp 14.000 per liter. Kemudian Pak Deputi saya tugaskan untuk mensupport Food Station agar mendapatkan olein dengan harga yang lebih baik sehingga margin Food Station dan peritel modern bisa terjaga dengan baik,” ujar Arief dalam keterangannya, Kamis (11/5). 7

Komentar