nusabali

Daun Kelor Bantu Mencegah Stunting

  • www.nusabali.com-daun-kelor-bantu-mencegah-stunting

DAUN kelor adalah sayuran yang padat nutrisi, termasuk mengandung protein tinggi. Lantas, apakah daun kelor dapat mencegah stunting?

Asupan protein sangat penting untuk mencegah stunting, karena zat gizi ini makronutrien utama dalam tumbuh kembang anak. Prof dr Damayanti R Sjarif PhD, SpA (K) dilansir dari kompas.com, mengatakan protein dipakai untuk pertumbuhan tulang dan otot. 

“Sehingga jika kurang, anak mudah mengalami weight faltering, berat badan kurang, gizi kurang, juga menghambat pembentukan sel darah, mengganggu fungsi kekebalan tubuh, sehingga mudah terjadi infeksi,” katanya.

Daun kelor juga mengandung protein dan asam amino. Tetapi apakah lantas zat gizinya cukup untuk mencegah stunting? Daun kelor memiliki nama latin Moringa oleifera. Tanaman ini disebut tanaman ajaib karena kaya nutrisi yang bermanfaat untuk kesehatan. 

Dikutip dari Healthline, dalam 21 gram daun kelor cincang segar mengandung fakta nutrisi sebagai berikut:

- Protein: 2 gram 
- Vitamin B6: 19 persen dari angka kecukupan gizi (AKG) 
- Vitamin C: 12 persen dari AKG 
- Zat besi: 11 persen dari AKG 
- Riboflavin (B2): 11 persen dari AKG 
- Vitamin A (dari beta-karoten): 9 persen dari AKG 
- Magnesium: 8 persen dari AKG 

Beberapa orang menggunakan daun kelor untuk memenuhi kebutuhan protein harian serta vitamin dan mineral. Mengutip Pharmeasy, daun kelor juga kaya asam amino, penyusun protein. 

Terdapat 18 jenis asam amino ditemukan di dalamnya dan masing-masing memberikan kontribusi penting bagi kesehatan. Prof dr Damayanti menjelaskan, daun kelor tidak bisa menjadi makanan pendamping ASI (MPASI) untuk mencegah stunting pada anak. 

Fakta nutrisi daun kelor yang sudah dijabarkan di atas ternyata belum cukup untuk mencegah stunting pada anak. “Kita analisis secara saintifik dalam 100 gram daun kelor itu mengandung 92 kalori dengan protein 6,7 gram,” kata Prof dr Damayanti, Ketua Satgas Stunting Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Dikatakan, kalau melihat tinggi rasio energi proteinnya itu (daun kelor) hanya 5,5 persen dari kecukupan (gizi). Artinya, kuantitas protein dari 100 gram daun kelor masih sangat jauh untuk bisa memenuhi kebutuhan protein harian pada anak dan mencegah stunting. Kemudian, kualitas protein nabati (kandungan asam amino esensial) pada daun kelor juga masih terbatas (limiting) dengan lysine dan threonine tidak ada. 

Daun kelor juga memiliki antinutrien yang menghambat penyerapan zat besi dan zinc (mikronutiren), seperti tannin, phytate, trypsine inhibitor, dan oxalate. 

Karena itu, katanya, apabila dibandingkan protein hewani seperti telur, kelengkapan asam amino esensial daun kelor indeksnya hanya 70 persen dan telur 100 persen. “Jadi, faktanya daun kelor tidak bisa dipakai untuk mencegah stunting. Namun, boleh saja dimakan,” ucapnya. 

Namun untuk mencegah stunting, anak membutuhkan asupan asam amino esensial yang lengkap dan jumlahnya harus sesuai angka kebutuhan gizi harian. “Satu saja asam amino esensialnya berkurang, maka bisa menurunkan hormon pertumbuhan anak 34 persen,” ujarnya. Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology (JTBB) dilansir dari kompas.com, menyebutkan, pemanfaatan daun kelor pada kasus stunting telah banyak dilakukan untuk suplementasi ASI. Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut dalam aspek nutrigenomik dan biologi molekuler. 

Apa saja makanan untuk mencegah stunting? Berbagai penelitian dilakukan sejak 1991 untuk mengetahui zat gizi yang dapat memengaruhi berat dan tinggi badan anak. Hasil penelitian menyimpulkan anak yang mengalami gangguan pertumbuhan, atau perlambatan pertumbuhan seperti stunting disebabkan kekurangan energi dan asam amino esensial.

Asam amino esensial berperan mengaktivasi m TOR-C, semacam ‘saklar pertumbuhan’ dalam tubuh yang memengaruhi pembentukan protein. 

Apabila ‘saklar pertumbuhan’ itu kurang, pembentukan protein juga kurang dan anak berisiko mengalami stunting. “Sumber asam amino esensial kalau kami (para ahli) lihat ada di protein hewani. Kedelai dan berbagai macam kacang-kacangan semua rendah kandungan asam amino esensialnya,” ungkapnya. 

Protein hewani yang dapat dimanfaatkan untuk mencegah stunting, contohnya susu, telur, ikan, daging ayam, dan sebagainya. Menurut United States Department of Agriculture (USDA), berikut penjabaran kuantitas dan kualitas dari beberapa sumber protein hewani: 

* Daging dada ayam. Per daging dada ayam 28 gram mengandung kuantitas protein 8 gram dan kualitas protein 136 AAS.
 
* Telur ayam. Per telur ayam 50 gram mengandung kuantitas protein 7,5 gram dan kualitas protein 132 AAS. 

* Daging sapi cincang. Per daging sapi cincang 28 gram mengandung kuantitas protein 7 gram dan kualitas protein 136 AAS. 

* Ikan kembung (mackerel) kalengan. Per ikan kembung (mackerel) kalengan 28 gram mengandung kuantitas protein 7 gram dan kualitas protein 148 AAS. 

* Susu sapi cair UHT. Setiap susu sapi cair UHT 250 ml mengandung 8 gram kuantitas protein dan kualitas protein 136 AAS.7

Komentar