nusabali

Upaya Bangkitkan Seni Drama Gong yang Berjaya di Era 1970 hingga 1990-an

Saat Perbekel dan Lurah se-Gianyar Tampilkan Drama Gong di HUT ke-252 Kota Gianyar

  • www.nusabali.com-upaya-bangkitkan-seni-drama-gong-yang-berjaya-di-era-1970-hingga-1990-an

Pementasan drama gong ini digelar setelah melewati latihan yang cukup menguras energi, karena tidak semua Perbekel bisa berakting, lebih-lebih melawak.

GIANYAR, NusaBali
Perbekel dan lurah se-Kabupaten Gianyar menampilkan pementasan Drama Gong yang berjudul ‘Manik Pancar Bumi’ di Open Stage Balai Budaya Gianyar, Selasa (11/4) malam. Aksi pemucuk desa dan kelurahan ini tak mau kalah dengan penampilan anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebelumnya yang menampilkan drama cak.

Bedanya, kumpulan Perbekel/lurah se Kabupaten Gianyar ini spesial menampilkan drama gong. Pementasan inipun tak lepas dari keinginan Bupati Gianyar Made ‘Agus’ Mahayastra untuk membangkitkan kembali seni pertunjukan drama gong yang pernah jaya pada tahun 1970 hingga 1990-an.

"Terimakasih Perbekel se-Kabupaten Gianyar telah mewujudkan keinginan saya, tampil di hari jadi kota Gianyar dan sangat menghibur kita semua masyarakat Kabupaten Gianyar," ungkap Mahayastra yang antusias menyaksikan pementasan hingga selesai meskipun sempat diguyur hujan. Ketua Forum Perbekel se-Kabupaten Gianyar, I Nyoman Payu yang memilih untuk menabuh kendang ini mengatakan latihan drama gong ini cukup menguras energi.

Terutama karena tidak semua Perbekel bisa berakting, lebih-lebih melawak. Beruntung berkat tuntutan para seniman kawakan, drama gong Perbekel bisa dinikmati oleh masyarakat Gianyar. Sebut saja misalnya Jro Dasaran Suyadnya, Anak Agung Kartika, Nyoman Suteja, dan Ni Wayan Sriyani. Selain itu, juga didukung penuh oleh Dinas PMD dan Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar.

"Pementasan drama gong perbekel yang mengangkat lakon ‘Manik Pancar Bumi’ merupakan gagasan ide dari Bupati Gianyar Made Mahayastra guna membangkitkan kembali seni pertunjukan yang dulu jaya pada pada era 1970-an," jelas Nyoman Payu. Dari ide tersebut, Nyoman Payu mulai mengumpulkan para pimpinan desa untuk duduk bersama membahas hal tersebut. “Pada pertemuan tersebut kami membahas pembentukan, menentukan pemain dan penabuh hingga jadwal latihan,” kata Perbekel Petak Kaja Gianyar ini.

Selain itu, pertunjukan ini dipilih guna pelestarian pertunjukan drama gong yang sangat melegenda di kalangan masyarakat. “Drama gong pertunjukan yang sederhana dan sangat merakyat. Dimana dialognya sangat mudah dipahami, sehingga lebih gampang bila ingin menyampaikan kritikan positif atau pesan moral maupun motivasi,” jelasnya.

Lebih lanjut, ketika ditanya kenapa mengangkat cerita ‘Manik Pancar Bumi’, dia mengatakan tema tersebut menggambarkan sebagai orang Bali yang tidak bisa lepas dari agama dan budaya. Manik merupakan Panca Datu yang ditanam saat melaksanakan yadnya besar guna mensejahterakan masyarakat. “Manik Pancar Bumi sendiri bisa diartikan sebagai sebuah perencanaan pembangunan yang menyentuh semua kepentingan masyarakat, sesuai dengan misi utama Pemerintah Kabupaten Gianyar di bawah kepemimpinan Bapak Agus Mahayastra menuju Gianyar Aman,” kata Nyoman Payu.

Pertunjukan drama gong perbekel tersebut disaksikan langsung oleh Bupati Gianyar I Made Mahayastra, Anggota DPR RI Dapil Bali asal Gianyar I Nyoman Parta, Ketua DPRD Gianyar I Wayan Tagel Winarta, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gianyar I Dewa Gede Alit Mudiarta, serta Kepala OPD Lingkup Pemerintah Kabupaten Gianyar. *nvi

Komentar