nusabali

Warga Penyaringan Meninggal Diduga Rabies

  • www.nusabali.com-warga-penyaringan-meninggal-diduga-rabies

NEGARA, NusaBali
Kasus warga meninggal dunia karena diduga terinfeksi virus rabies kembali terjadi di Kabupaten Jembrana. Kali ini, korbannya adalah seorang ibu rumah tangga, Ni Ketut CSD, 36, warga Banjar Anyar, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana.

Korban meninggal dunia dalam perawatan di RSU BaliMed Negara, Desa Dangin Tukadaya, Jembrana, Senin (13/1). Dari informasi yang dihimpun NusaBali, korban diketahui sempat digigit anjing peliharaannya bulan Januari lalu. Bahkan luka gigitan yang dialami korban tergolong risiko tinggi karena tergigit di bagian pelipis mata. Namun saat digigit anjing itu, korban tidak melapor ataupun memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.

Sebulan berlalu, korban mengalami sakit dan dibawa ke RSU Bali Med Negara  pada Sabtu (11/2) siang. Sayangnya, korban yang menunjukkan gejala penyakit rabies ini sudah tidak dapat tertolong, dan dinyatakan meninggal dunia pada Senin (13/2) sekitar pukul 11.00 Wita.

Direktur RSU BaliMed Negara I Gede Putu Dhinarananta mengatakan, saat awal dibawa ke rumah sakit pada Sabtu (11/2), korban diketahui mengeluhkan rasa nyeri di kapala dan muntah-muntah. Namun saat itu, korban masih bisa diajak komunikasi. Kemudian memasuki Minggu (12/2) malam, korban pun tiba-tiba mengamuk dan tampak gelisah.

Dari gejala itu, dokter curiga korban terinfeksi virus rabies. Setelah berusaha ditanyakan kepada keluarga, korban pun diketahui ada riwayat gigitan anjing. "Kemarin malam kami baru curigai ke arah rabies karena korban mengamuk dan gelisah. Kita pun curiga infeksi virus rabies karena korban ternyata sempat ada riwayat gigitan," ujar Dhinaranta.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Jembrana Made Dwipayana mengatakan, juga sudah menerima laporan adanya kasus warga yang meninggal dengan gejala suspek rabies itu. Korban telah digigit anjing pada bulan Januari lalu. Namun kasus gigitan anjing itu tidak ada dilaporkan. "Kita tidak bisa pastikan (rabies) karena tidak ada laporan. Tetapi kalau dari gejalanya mendekati suspek rabies," ucap Dwipayana.

Menurut Dwipayana, begitu mendapat informasi kasus warga meninggal karena diduga rabies, itu jajaranya pun sudah melakukan investigasi. Setelah melakukan penjajakan ke rumah korban, seluruh masyarakat dan anggota keluarga yang sempat kontak dengan anjing yang menggigit korban pun diberikan Vaksin Anti Rabies (VAR). "Untuk antisipasi, kita sudah investigasi dan tindakan VAR kepada keluarga," ucapnya.

Dwipayana berharap, warga jangan pernah meremehkan ketika terjadi kasus gigitan ataupun serangan hewan penular rabies (HPR). Meskipun hanya luka ringan, diharapkan agar segera mencuci luka dengan sabun di air mengalih dan melapor ke fasilitas kesehatan terdekat. *ode

Komentar