nusabali

Cegah Anak Stunting, BKKBN Edukasi 80 Ibu Hamil

  • www.nusabali.com-cegah-anak-stunting-bkkbn-edukasi-80-ibu-hamil
  • www.nusabali.com-cegah-anak-stunting-bkkbn-edukasi-80-ibu-hamil

AMLAPURA, NusaBali  - Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bali bersama Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Karangasem, mengedukasi 80 ibu hamil (bumil) upaya mencegah anak stunting sejak dini.

Sebab stunting di Karangasem 22,9 persen, tertinggi di Bali. Koordinator Bidang KSPK (Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga) BKKBN Bali I Ketut Ariana Kuta, memaparkan hal itu di hadapan puluhan ibu hamil di Aula Sarana Olahraga Desa, di Banjar Pande Sari, Desa/Kecamatan Bebandem, Karangasem, Sabtu (17/12).

Puluhan ibu hamil yang datang berasal dari Desa Bebandem dan Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, I Ketut Ariana Kuta mengingatkan, mencegah stunting mesti jadi tanggungjawab bersama, caranya agar tidak melakukan pernikahan di usia sangat muda.

Kata I Ketut Arian Kuta ada empat ketentuan yang perlu dihindari, guna mencegah stunting. Sebab, sangat berisiko yakni, jangan melahirkan di usia terlalu muda umur 21 tahun, jangan melahirkan di usia terlalu tua umur 35 tahun, jangan pula melahirkan terlalu sering, dan jangan melahirkan dengan jarak terlalu dekat.

Sebab, akibat stunting, perkembangan otak dan fisik anak balita terganggu, balita akan lebih rentan terhadap penyakit. Saat dewasa anak stunting lebih rentan terserang penyakit jantung, diabetes dan yang lainnya.

"Jadi mencegah stunting di saat ibu-ibu sedang hamil, periksakan kehamilan minimal 6 bulan sekali, minum table tambah darah untuk cegah anemia," katanya.

Di samping itu, perlu mengonsumsi protein hewani, mengunjungi posyandu setiap sebulan sekali, ikuti 4 kali kelas ibu hamil selama masa kehamilan, dan acara lainnya. Saat bayi lahir lanjut I Ketut Ariana Kuta, bayi wajib dapat air susu ibu, imunisasi sesuai jadwal, dan pantau tumbuh kembang anak di posyandu setiap sebulan sekali.

Kepala Bidang PPKB (Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana) Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Karangasem I Wayan Arsiawan Adi juga mengingatkan, setelah balita umur 6 bulan hingga 2 tahun, masih perlu mendapatkan ASI, di samping makan yang bergizi dan brenutrisi 3 kali sehari, orangtua wajib mencuci tangan sebelum memberikan sang balita makan, dan melaksanakan imunisasi lanjutan. "Kenapa cuci tangan, tangan bisa sebagai media penularan kuman penyakit kepada bayi," jelas I Wayan Arsiawan Adi, yang juga penekun yoga.

I Wayan Arsiawan Adi tengah berupaya memerangi stunting di Karangasem telah membentuk tim pendamping desa dengan merekrut 1.063 kader.7k16

Komentar