Dunia Bangga Kegigihan Maroko

Laju Maroko kandas, setelah dijegal juara bertahan Prancis 2-0 dalam laga semifinal, di Al Bayt Stadium, Al Khor, Kamis (15/12) dinihari Wita.

"Kami sudah mengerahkan segalanya, itu yang terpenting. Anak-anak sudah berjuang sampai menit terakhir," kata Reragui, yang dipuji karena cara timnya mengalahkan Spanyol dan Portugal dalam dua babak sebelumnya.

Reragui mengakui timnya memang ingin memenangkan laga itu. Namun dirinya sadar menghadapi tim kuat dan tahu apa yang dilakukan dan langsung merespon pemainnya membuat kesalahan pada awal laga, sehingga terjadi gol pada menit kelima oleh Theo Hernandez.

Reragui juga terpaksa menghadapi masalah sejumlah pemain yang tidak bugar sepenuhnya. Bek tengah Nayef Aguerd tak jadi dipasang setelah pemanasan sehingga terpaksa memasukkan Achraf Dari. Bek tengah yang juga kapten Romain Saiss, sempat jadi starter namun ditarik keluar lapangan setelah hanya mampu bermain 21 menit karena cederanya kambuh.

Maroko tampil menekan sepanjang pertandingan karena berusaha menyamakan kedudukan namun tidak memiliki sentuhan mematikan di area penalti. Reragui menilai 

Timnya bisa mencetak gol, tapi gol tidak terjadi. Dia ingin rakyat Maroko memaafkan timnya. 

“Kami ingin mencapai final tapi insya Allah lain kali. Kami sudah berbuat maksimal, itu yang terpenting. Memberikan citra yang baik, menunjukkan kepada dunia bahwa sepak bola Maroko ada dan kami memiliki suporter yang elok."

Regragui mengungkapkan, prestasi Maroko mengalahkan tim-tim kuat seperti Spanyol, Belgia, dan Portugal, membuat dunia bangga dengan pencapaian timnya.

"Kami menyadari bahwa kami telah membuat pencapaian besar. Kami tahu bahwa media, baik media sosial, dan di TV, kami melihat gambarnya, dan kami melihat bahwa semua orang bangga dengan negara kami," kata pelatih 47 tahun itu.

Regragui tak menyangkal sorotan dunia tertuju kepada timnya sejak di Piala Dunia 2022. Menurutnya, kerja keras hingga keyakinan yang dihasilkan para penggawa timnas Maroko mampu menginspirasi semua orang. *