nusabali

KTT G20 Uji Kepemimpinan Indonesia, Mampu Sedot 33.000 Tenaga Kerja dan Bangkitkan Pariwisata Bali

  • www.nusabali.com-ktt-g20-uji-kepemimpinan-indonesia-mampu-sedot-33000-tenaga-kerja-dan-bangkitkan-pariwisata-bali

DENPASAR,NusaBali
Pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Kawasan Pariwisata Internasional Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung 15-16 November 2022 akan menjadi ujian bagi kepemimpinan Indonesia.

Maka seluruh komponen anak bangsa harus memberikan dukungan penuh menyukseskan KTT G20 ini. "KTT G20 menyatukan dan menyeimbangkan berbagai latar belakang negara dan kepentingan, serta masalah krusial yang dihadapi. Yang paling penting, KTT G20 menguji kepemimpinan Indonesia," ujar Ketua DPD I Golkar Bali, sekaligus juga Wakil Ketua DPRD Bali Nyoman Sugawa Korry, di Denpasar, Senin (14/11).

Kata dia, banyak peluang, tantangan dan hambatannya terkait peran Indonesia sebagai tuan rumah KTT G20. Sebagai pemegang presidensi G20, Indonesia mengemban tanggung jawab yang besar dan berat, tetapi kelak akan sangat bermakna, sebagai sebuah catatan bersejarah bagi bangsa Indonesia di kancah Internasional.
     
Politisi senior asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng ini mengatakan, KTT G20  merupakan pengejawantahan misi Indonesia sebagi pemegang Presidensi G20, yaitu menjembatani antara negara kaya dan negara berkembang, terutama dalam rangka, menjawab tantangan pemulihan ekonomi sebagai dampak Covid-19, masalah geo politik, perubahan iklim dan digital teknologi.
     
"Secara historis G20, dibentuk untuk menjawab krisis finansial tahun 2008, beranggotakan berbagai negara, yang juga sudah tergabung dalam berbagai organisasi lain seperti: Uni Eropa, OPEC, G7 GCC. Saat ini, G20 sudah berkembang menjadi forum multilateral, yang sudah jauh berkembang dari sejak awal pembentukannya," ujar Sugawa Korry.
    
Namun demikian, Sugawa Korry menegaskan ada masalah krusial yang mesti dirumuskan jalan keluarnya, yakni tantangan atas resiko perekonomian global, resiko krisis pangan dan energi, instabilitas geo politik sebagai dampak dari perang  Rusia vs Ukrania dan potensi perang di negara lainnya, serta tanggung jawab negara- negara maju dalam resiko perubahan iklim.
     
"Keseluruhan potensi-potensi resiko dan program antisipasi telah dibahas dalam sesi-sesi pertemuan pendahuluan yang lama, bertahap dan berjenjang. Kita semua berharap pada puncak G20 disepakati keputusan-keputusan terbaik oleh kepala negara yang hadir di KTT G20 di Bali," urai lulusan doktor ilmu ekonomi Fakultas Brawijaya, Malang, Jawa Timur ini.
     
"Indonesia sebagai tuan rumah, diperkirakan menerima manfaat sebesar Rp 7,5 triliun dalam PDB, diperkirakan 33.000 tenaga kerja mendapat kesempatan kerja, tumbuhnya kepercayaan para wisatawan untuk mendorong kebangkitan pariwisata di Bali dan Indonesia," imbuhnya.

Kata Sugawa Korry, hal yang tidak kalah penting, adalah tampilnya kepemimpinan bangsa Indonesia, di tengah- tengah pergaulan Internasional, bahwa bangsa Indonesia mampu berdiri sejajar dengan bangsa maju lain di dunia Internasional. "Indonesia berperan  sebagai jembatan mengatasi tantangan dan ancaman. Satu hal yang cukup berat diatasi adalah, bagaimana ancaman geo politik, sebagai dampak dari perang yang terjadi, khususnya perang Rusia dan Ukraina," jelas Sugawa Korry.*Nat

Komentar