nusabali

Jenazah Siswi SMAN 2 Mendoyo yang Hilang Tersapu Banjir Biluk Poh Ditemukan

Masuk Ranking 10 Besar di Kelas, Sempat Ungkap Cita-cita Jadi Pengusaha Sayur

  • www.nusabali.com-jenazah-siswi-sman-2-mendoyo-yang-hilang-tersapu-banjir-biluk-poh-ditemukan

Ni Putu Widya Margareta,17, yang hilang terseret banjir bandang Sungai Biluk Poh ditemukan dalam kondisi meninggal dunia terdampar di pinggir Pantai Delod Berawah.

NEGARA, NusaBali
Kepergian siswi SMAN 2 Mendoyo, Ni Putu Widya Margareta,17, yang tersapu banjir bandang Sungai Biluk Poh di Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Senin (17/10) dinihari, tidak hanya menyisakan duka bagi keluarga. Namun dari pihak sekolah juga merasa kehilangan. Terlebih Widya dikenal sebagai sosok anak panutan dan berbakti kepada para gurunya.

Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 2 Mendoyo, I Komang Winarta mengatakan Putu Widya merupakan siswi Kelas XII IPS I SMAN 2 Mendoyo. Di matanya ataupun guru-guru lainnya dia dikenal sebagai anak yang rajin. Widya pun bisa dikatakan sebagai sosok yang berbakti kepada guru.

"Dia termasuk anak yang aktif. Apa yang disuruh guru, orangnya gercep (gerak cepat) menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Tidak pernah sampai membantah. Di sekolah juga tidak pernah ada masalah," ujar Winarta saat ditemui di SMAN 2 Mendoyo, Selasa (18/10) siang.

Menurut Winarta, teman-teman korban ikut berduka atas kehilangan korban. Sebab korban di sekolahnya juga baik dengan teman-temannya. "Orangnya disiplin. Kalau di kelasnya, dia juga selalu masuk ranking 10 besar," ucap Winarta didampingi guru wali kelas korban, Ni Luh Putu Dian Prihantini,

Dia juga menilai korban ini termasuk salah satu anak panutan. Label anak panutan itu berkaitan dengan sosok Widya yang juga diketahui rajin membantu orangtuanya.

"Memang dari informasi yang kami terima dari keluarganya, korban ini biasa diajak ayahnya jualan sayur ke pasar. Kenapa ngajak anak ini? Karena ibunya punya bayi masih umur 2 bulan. Jadi dia yang mengambil tugas itu," ujar Winarta.

Menurut Winarta, mendengar peristiwa naas yang dialami korban saat hendak pergi membantu orangtuanya berjualan sayur ke pasar, juga membuat sejumlah guru tercengang. Pasalnya, korban diketahui sempat bercerita kepada salah satu gurunya, bahwa korban memiliki cita-cita sebagai pengusaha sayur. "Cerita itu yang juga membuat saya merasa sangat sedih. Apalagi pas kejadian itu korban akan jualan sayur ke pasar. Saya pun sampai tidak terasa menangis waktu dengar cerita bahwa dia punya cita-cita jadi pengusaha sayur," ucap Winarta.

Sebelum jasad korban ditemukan di Pantai Delod Berawah, Selasa kemarin pukul 13.30 Wita, dari pihak sekolah menugaskan sejumlah guru dan para siswa OSIS untuk membantu pencarian korban pada, Selasa kemarin. Namun dari upaya pencarian sekolah bersama jajaran aparat Desa Penyaringan dari pukul 07.30 Wita hingga pukul 11.30 Wita, tidak membuahkan hasil.

"Tadi kita turun bersama Pecalang termasuk Hansip dari Desa Penyaringan. Kita lakukan penyisiran di pinggir sungai dari tempat korban terjatuh sampai ke Pantai Tembles (wilayah Banjar Anyar Tembles, Desa Penyaringan)," ujar Winata. Khusus pada Selasa kemarin, Winarta mengaku sengaja meniadakan proses belajar mengajar. Namun para siswa diajak kerja bakti. Selain melakukan upaya pencarian korban, pihaknya mengerahkan siswanya untuk membantu gotong-royong pembersihan rumah warga yang terdampak banjir.

"Khusus hari ini, kita ajak siswa kerja bakti, ikut membantu dampak banjir. Termasuk membantu pembersihan rumah keluarga siswa kita yang terdampak. Sedangkan besok (hari ini), sudah masuk seperti biasa," ucap Winarta. Dia menambahkan, saat ini juga sedang mendata siswanya yang terdampak banjir bandang. Dari para guru di sekolahnya, juga berinisiatif mengumpulkan sumbangan seperti pakaian layak pakai, sembako, termasuk uang yang akan diberikan kepada para siswa yang terdampak.

"Termasuk untuk Widya, kita rencanakan segera melayat ke rumah duka. Sebenarnya saat kejadian hari Senin kemarin, dari beberapa guru juga sudah sempat ke rumah korban (Widya). Mungkin besok (hari ini) kita akan ke rumah duka," ucap Winata.

Siswi SMAN 2 Mendoyo, Ni Putu Widya Margareta,17, yang hilang terseret banjir bandang Sungai Biluk Poh, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Senin (17/10) dini hari, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Jasad dara asal Banjar Yeh Buah, Desa Penyaringan ini ditemukan terdampar di pinggir Pantai Delod Berawah, tepatnya sekitar 500 meter di timur Kolam Renang Tirta Segera, Banjar Dangin Marga, Desa Delod Berawah, Kecamatan Mendoyo, Selasa (18/10) siang.

Dari informasi di lapangan, jasad korban ditemukan oleh dua orang pemuda, I Komang Agus Suryadi,26,  dan I Kade Arta Negara,18, pada pukul 13.30 Wita. Awalnya, Agus Suryadi yang warga Banjar Dauh Pasar, Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo, dan Arta Negara yang warga Banjar Panca Sari, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, datang hendak mencari kayu untuk hiasan aquascape di Pantai Delod Berawah.

Saat tiba di tepi pantai pada pukul 13.15 Wita, kedua saksi yang datang dari arah barat atau dari arah Kolam Renang Tirta Segara, turun berjalan kaki ke arah timur sambil terus menyisir tumpukan kayu bekas banjir bandang yang terdampar di pantai setempat.

Setelah terus berjalan ke timur hingga sejauh 500 meter di timur kolam renang, kedua saksi melihat sesosok mayat perempuan di pinggiran kayu di tepi laut. "Belum sempat dapat kayu. Tadi masih lihat-lihat kayu. Tidak sengaja lihat mayat itu. Posisinya pas di pinggir. Terdampar di depan kayu," ucap Agus Suryadi didampingi rekannya Arta Negara, saat ditemui di lokasi penemuan jasad korban, Senin kemarin.

Begitu melihat mayat tersebut, kedua saksi pun langsung memanggil sejumlah warga yang sedang mencari kayu di lokasi setempat. Salah satu warga pun berinisiatif memasang patok agar mayat tidak kembali terseret ombak. Kejadian itu pun dilaporkan kepada pihak desa setempat yang meneruskan ke pihak Kepolisian.

Setelah petugas datang ke lokasi, mayat korban diangkat ke pinggir dan dilakukan olah TKP oleh Tim Inafis Sat Reskrim Polres Jembrana bersama jajaran Polsek Mendoyo. Selanjutnya, jasad korban dievakuasi petugas SAR dibawa ke RUS Negara untuk dilakukan indentifikasi.

Sesuai hasil identifikasi, jasad perempuan itu dipastikan adalah korban Ni Putu Widya Margareta. Saat ditemukan itu, korban menggunakan kaos warna hitam bercorak putih, celana legging pendek warna hitam, bra warna biru, perhiasan kalung serta anting emas, gelang perak pada tangan kiri, dan memakai benang tri dari pada tangan kanan.

Kepastian identitas jasad itu juga sudah dikonfirmasi pihak keluarga yang datang ke RSU Negara. Selanjutnya, jasad korban yang juga sempat dibersihkan di ruang jenazah RSU Negara diserahkan ke pihak keluarga untuk dibawa ke rumah duka. "Ya sudah dipastikan itu siswi yang hilang Senin dini hari kemarin. Kondisi mayatnya masih utuh. Tadi dari orangtua korban juga sudah memastikan jenazah itu anaknya," ucap Kapolsek Mendoyo AKP I Putu Suarmadi, Selasa kemarin. Seperti diketahui, korban Widya ini sebelumya dinyatakan hilang tersapu banjir bandang di Sungai Biluk Poh, Senin (17/10) sekitar pukul 02.30 Wita. *ode

Komentar