nusabali

Demer Bicara Sinyal Koalisi Merah-Kuning di Bali

Pasca Pertemuan Airlangga-Puan, Urip Tunggu Keputusan Ketum

  • www.nusabali.com-demer-bicara-sinyal-koalisi-merah-kuning-di-bali

JAKARTA, NusaBali
Pertemuan Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani, Sabtu (8/10) lalu dengan menggelar olahraga jalan santai di Monas, Jakarta Pusat menjadi sinyal kuat untuk koalisi Kuning-Merah.

Hal tersebut diutarakan oleh Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (PP) Bali-NTT-NTB DPP Golkar, Gede Sumarjaya Linggih atau biasa disapa Demer. Bahkan, kata Demer, jika itu sudah menjadi kesepakatan di pusat tidak menutup kemungkinan koalisi akan terjadi juga di daerah, termasuk Bali.

"Sebagai Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (PP) Bali-NTT-NTB, saya siap mengikuti arahan bila DPP sudah memutuskan (koalisi). Saya juga akan meminta kader maupun pengurus di Bali, NTT dan NTB untuk mengikuti kesepakatan bila telah diputuskan oleh DPP," ujar Demer saat dihubungi NusaBali, Kamis (13/10). Menurut Demer, koalisi Golkar-PDIP bisa saja terjadi karena politik adalah seni dalam segala kemungkinan. Terlebih Golkar dan PDIP memiliki idealisme sama, yakni nasionalis dan berdasarkan Pancasila. Jika digabung akan menjadi kekuatan besar. Apalagi, Golkar telah menjalin koalisi dengan PPP dan PAN yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Bila KIB digabung dengan PDIP akan semakin bertambah besar dan bisa beriringan. Sebab, PDIP punya perolehan suara 20 persen dan KIB sekitar 20 persen. "Digabung bisa menjadi 40 persen. Ini semakin menarik dan kuat, karena Golkar dan PDIP adalah partai lama dan sering ikut Pemilu. Selain itu, punya konstituen solid serta memiliki komitmen terhadap nilai-nilai kebangsaan sehingga lebih memudahkan menjalin koalisi," terang Demer. Oleh karenanya, pertemuan Airlangga-Puan bisa menjadi awal untuk menjalin koalisi.

Pengurus di daerah seluruh Indonesia, termasuk Bali akan mengikuti keputusan pusat jika koalisi terbentuk. Untuk itu, pria yang duduk di Komisi VI DPR RI ini menepis jika Golkar dan PDIP dianggap sulit menyatu di Pulau Dewata. "Kami pernah menyatu. Contoh di Pilkada Badung 2020 saat mengusung pasangan I Nyoman Giri Prasta-I Ketut Suiasa. Jadi, jika sudah ada keputusan dari pusat untuk koalisi, kami pasti tindak lanjuti di Bali," tegas politisi yang sudah empat kali menjadi Anggota DPR RI ini (2004-2009, 2009-2014, 2014-2019 dan 2019-2024) ini.

Sekarang, lanjut Demer, lobi-lobi terus dilakukan. Kelak, bila sudah ada keputusan yang mengkerucut akan diikuti di Bali. Sementara Ketua DPP PDIP Made Urip enggan menanggapi peluang koalisi Golkar dan PDIP di Pilpres 2024 mendatang setelah pertemuan Puan-Airlangga. Lantaran itu adalah ranah Ketum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri.

"No comment, kita tunggu keputusan Ibu Ketum soal koalisi. Kami petugas partai, tunduk, patuh, taat dan tegak lurus kepada Ibu Ketum," ujar Urip. Peraih suara terbanyak ketujuh nasional ini juga enggan bicara koalisi terkait Pilkada di Bali. "Belanda masih jauh. Apalagi Pilkada, masih jauh," canda Urip. *k22

Komentar