nusabali

Harga Beras di Jembrana Naik, Perpadi Sebut Gabah Langka

  • www.nusabali.com-harga-beras-di-jembrana-naik-perpadi-sebut-gabah-langka

Harga beras di Jembrana semula Rp 10.000, kini Rp 11.000 per kilogram. Hal itu dipicu kelangkaan gabah karena bukan musim panen padi.

NEGARA, NusaBali

Pasca kenaikan harga BBM, harga beras produksi lokal Kabupaten Jembrana turut naik. Namun selain kenaikan harga BBM, dari pihak Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) Jembrana menyebutkan kenaikan harga beras saat ini juga dipengaruhi kelangkaan gabah.

Ketua Perpadi Jembrana I Putu Sentana, Rabu (5/10), mengatakan, sebenarnya faktor bahan baku (gabah) sangat berpengaruh terhadap harga beras. Menurutnya, pasca kenaikan harga BBM, di Bali ataupun Jembrana belum ada panen raya. Sesuai hukum pasar, karena terjadi kelangkaan, harga gabah di tingkat petani pun melambung.

“Memang gabah sedikit. Dan karena sedikit, harganya (harga gabah) juga sekarang tinggi. Mencapai Rp 5.500 sampai Rp 5.700 per kilogram,” ujar Sentana.

Akibat kelangkaan ataupun kenaikan bahan baku itu, Sentana mengatakan, pengusaha terpaksa menaikkan harga beras. Sebelumnya dari distributor lokal masih bisa menjual beras kualitas medium di kisaran Rp 9.200 hingga Rp 9.400 per kg, sehingga harga beras di pasaran sebelumnya masih Rp 10.000 per kg.

Sedangkan saat ini, dari distributor terpaksa menjual beras di kisaran Rp 9.900 – 10.000 per kg, sehingga harga beras di pasaran mencapai Rp 11.000 per kg. “Kalau faktor transportasi (terkait kenaikan harga BBM), pengaruhnya tidak signifikan. Tetapi sekarang ini memang di Bali panennya sedikit (bukan musim panen raya padi, Red),” ucap Sentana.

Untuk memenuhi kebutuhan beras di Jembrana, Sentana mengaku harus membeli gabah ke luar Bali. Salah satunya ke wilayah Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). “Karena bahan baku sulit, kita beli gabah juga dari luar. Karena memang bahan baku (beras) kurang dan kita pun perlu untuk tetap produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Apalagi belakang ini, kebutuhan masyarakat terus meningkat,” bebernya.

Sementara Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Koperindag) Jembrana I Komang Agus Adinata, mengatakan dari pantauan jajarannya, harga sembako di Jembrana masih pada taraf stabil. Untuk kenaikan harga beras dari Rp 10.000 ke Rp 11.000 yang terjadi di pasaran pasca kenaikan harga BBM, menurutnya masih dalam batas normal. “Untuk beras di Jembrana belum ada kenaikan yang signifikan,” ucapnya.

Menurut Agus Adinata, harga beras di Jembrana masih bisa terkendali karena banyak pabrik penyosohan beras di Jembrana. Berbeda dengan komoditas lain yang masih banyak tergantung dengan daerah luar Jembrana. Apabila nantinya ada kenaikan harga beras yang signifikan, bisa diterapkan pemotongan mata rantai distribusi melalui Perumda Jembrana yang juga menjalankan unit usaha di bidang distribusi beras. “Tetapi saat ini masih belum mengalami kenaikan yang signifikan. Sehingga belum diterapkan pola antisipasi tersebut,” ujar Agus Adinata. *ode

Komentar