nusabali

Sebelum Tewas Salahpati, Korban Kerap Dengar Suara Genta

  • www.nusabali.com-sebelum-tewas-salahpati-korban-kerap-dengar-suara-genta

Korban Ni Kadek Kusuma Wardani tewas lakalantas di dekat SPBU Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem dalam perjalanan pulang dari sekolah menuju rumahnya di Banjar Merita, Desa Labasari

Dua teman sekolah korban yang juga hendak pulang kampung, Ni Ketut Ayu Pramesti, 16 (asal Banjar Seloni, Desa Culik, Kecamatan Abang) dan Ni Putu Eka Nanda Kusumayanti, 16 (asal Banjar/Desa Pidpid, Kecamatan Abang), pun ikut mengantar kje RSUD karangasem. Sayang, hanya beberapa menit setelah tiba di RSUD Karangasem, siswi SMAN 2 Amlapura ini dinyatakan meninggal.

Sementara, pengumudi sedan DK 548 YE, Nengah Budiarta, langsung diamankan petugas kepolisian untuk dimintai keterangannya lebih lanjut. Kasat Lantas Polres Karangasem, AKP I Made Subadi, menyatakan hingga Kamis (27/4) pihaknya masih memeriksa pengemudi sedan ini.

Namun, belum ada penetapan tersangka dalam kecelakaan maut ini. Menurut AKP Made Subadi, berdasarkan hasil olah TKP dan keterangan saksi-saksi, terungkap korban Kusuma Wardani kurang hati-hati mengendarai motor, hingga menabrak anjing. “Jatuh setelah menabrak anjing, lalu korban ditaabrak mobil sedan,” jelas AKB Subadi di Amlapura, Kamis kemarin.

Jenazah korban Kadek Kusuma Wardani sendiri telah dikuburkan melalui prosesi Makingsan ring Gni di Setra Desa Pakraman Merita, Desa Labasari, Kecamatan Abang pada Wraspati Paing Medangsia, Kamis kemarin. Korban Kusuma Wardani merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara keluarga pasangan I Nengah Songkalan Kenal dan Ni Nyoman Sekar.

Kematian tragis siswi SMAN 2 Amlapura ini menyisakan cerita berbau niskala. Sebab, sejak tiga hari sebelum kematiannya, korban sering curhat kepada rekan-rekan sekelas. Dalam curhatnya, korban mengaku sering mendengar suara genta. Selain itu, korban juga kerap didatangi bayangan manusia berpakaian serba hitam.

“Dia (korban) mengaku tidak mimpi, tapi melihat secara sadar ada bayangan manusia berpakaian serba hitam di rumahnya. Dia juga sering mendengar suara genta. Saya jadi merinding dibeberkan ceritanya,” ungkap rekan sekelas korban, I Gusti Agung Ngurah Putra, 16, saat ditemui NusaBali di rumah duka di Banjar Merita, Desa Labasari, Kamis kemarin.

Kendati merasakan banyak keanehan sejak tiga hari terakhir, korban Kusuma Wardani tetap masuk sekolah seperti biasa. Saat hari kejadian maut, Rabu, korban Kusuma Wardani juga seperti biasa mengikuti kegiatan sekolah.

Sebetulnya, jam pelajaran di sekolah hari itu sudah selesai siang pukul 14.00 Wita. Tapi, karena masih ada kegiatan non akademis, korban Kusuma Wardani tidak langsung pulang ke rumahnya yang berjarak 24 kilometer dari Kota Amlapura. Dia melanjutkan kegiatan menata taman bacaan di kelas bersama teman-temannya, untuk persiapan menghadapi lomba, Kamis kemarin. Korban pun baru pulang dari SMAN 2 Amlapura, Rabu petang pukul 18.00 Wita. Namun, setengah jam perjalanan, korban malah tewas ditabrak sedan.

Sementara itu, rombongan siswa dan guru SMAN 2 Amlapura sudah melayat ke rumah duka, Kamis pagi pukul 08.30 Wita. Rombongan dipimpin langsung Kasek SMAN 2 Amlapura, I Nengah Miyasa. Saat rmbongan pelayat dari SMAN 2 Amlapura datang, kedua orangtua korban Kusuma Wardani masih shock. Bahkan, ibunda korban, Ni Nengah Sekar, tidak henti-hentinya menangis di dekat jenazah putri ketiganya. * k16

Komentar