nusabali

Aliran Air ke 17.000 Pelanggan PDAM Denpasar Terganggu

Hujan dan Banjir Bandang, IPA Penet Stop Produksi Sementara

  • www.nusabali.com-aliran-air-ke-17000-pelanggan-pdam-denpasar-terganggu

DENPASAR, NusaBali
Hujan deras yang melanda wilayah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung sejak, Migggu (10/7) malam hingga, Senin (11/7) membuat banjir bandang di Tukad (Sungai) Penet.

Hal itu berimbas pada penghentian produksi air di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Penet yang menjadi lokasi distribusi air ke Kota Denpasar. Dengan terhentinya produksi IPA Penet, imbasnya sebanyak 17.000 pelanggan Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma (PDAM) Kota Denpasar harus terganggu selama dua hari hingga, Selasa (12/7). Penghentian produksi air tersebut karena bendung karet yang IPA Penet tidak bisa menahan air yang deras.

Direktur Teknik Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma Kota Denpasar, I Putu Yasa didampingi Direktur Administrasi Ni Luh Sri Utami saat diwawancarai, Selasa kemarin mengungkapkan terhentinya produksi di IPA Penet terjadi sejak, Senin pukul 10.00 Wita. Hal ini berimbas pada pelanggan yang ada di 4 desa di kawasan Denpasar Barat.

“Yang terkena imbas ada di Kelurahan Padangsambian, Desa Padangsambian Kelod, Desa Tegal Kerta dan Desa Tegal Harum. Itu total pelanggan kita sekitar 17.000-an,” jelas Putu Yasa. Dia mengatakan penghentian produksi yang dilakukan di lokasi IPA Penet karena memang lokasi bendung karet mengempis otomatis ketika banjir bandang terjadi. Hal itu kurang diantisipasi oleh UPT IPA Penet Provinsi Bali selaku pengelola. “IPA Penet ini dikelola Provinsi Bali, kami membeli di sana. Setiap kali hujan deras dan banjir bandang pasti produksi terhenti,” ungkapnya.

Ini menurut dia sudah terjadi bertahun-tahun namun kurang diantisipasi oleh pengelola kawasan tersebut. Imbasnya yang mendapat komplain dari masyarakat, yakni Perumda Kota Denpasar.

Putu Yasa menambahkan, dalam dua hari ini untuk antisipasi masyarakat kekurangan air kebutuhan rumah tangga, pihaknya mengupayakan pengaliran air dari IPA Blusung karena sudah memiliki kanal. Kendati diantisipasi dari IPA Blusung, namun pengaliran air tidak maksimal. Sebab, dalam sehari hanya bisa alirkan air sebanyak 20 liter kubik. Biasanya jika aliran air dari IPA Penet mencapai 60-70 meter kubik. “Sisanya 50 liter kubik ini pasti tidak teraliri air. Kita juga sudah siapkan 4 mobil tangki utnuk melayani masyarakat yang terdampak,” imbuhnya.

Dia berharap, Provinsi Bali segera membuat solusi untuk memaksimalkan pelayanan air di Kota Denpasar dan Badung. Sebab selama ini keluhan air selalu saat musim hujan tidak bisa melakukan produksi. Sementara dikonfirmasi via telefon Kepala UPTD PAM Provinsi Bali, I Ketut Ariantana membenarkan kondisi setiap kali air di Tukad Penet intensitasnya meningkat, bendung karet dikempiskan dan terjadi penghentian produksi. Ini terjadi menurut dia karena faktor alam sehingga memaksa untuk mencari solusi dengan tidak mengolah air baku.

Dengan air baku tidak bisa tertampung otomatis pengolahan air di IPA Intake juga tidak bisa. Namun sampai, Selasa sore kemarin menurut dia, produksi air sudah berjalan. “Memang benar keadaannya seperti itu, kami juga tidak bisa apa-apa, sebab air baku tidak ada otomatis tidak bisa berproduksi. Ini memang faktor alam,” jelasnya.

Ariantana mengatakan, saat intensitas air tinggi maka bendung karet kempes otomatis, jika tidak dilakukan hal itu, maka dikhawatirkan bendung karet terkena kayu dan robek. Hal itu akan lebih memperparah kondisi pengolahan air baku.

Menurut Ariantana, pihaknya sudah sempat melakukan diskusi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS). Dia mengatakan mengajukan beberapa alternatif, diantaranya membuat bendungan di dekat IPA Intake sebab saat ini bendung karet dengan IPA Intake memang cukup jauh. Namun untuk merealisasikan hal itu perlu melihat anggaran dan kondisi sungai.

 “Kalau memungkinkan anggarannya bisa saja dan kondisi sungai juga memungkinkan. Tetapi sekarang kan untuk investasi bukan prioritas jadi kalau memang ada keluhan masyarakat harusnya Perumda masing-masing yang menyiapkan langkah agar masyarakat tidak kekurangan air. Karena ini kan sudah terjadi setiap musim penghujan,” ujarnya. Selain itu, dia juga meminta masyarakat agar memiliki penampungan air sendiri agar setiap kali ada gangguan bisa memiliki banyak cadangan air. Sementara kondisi distribusi air hingga, Selasa sore kemarin sebagian besar masih mengalami gangguan. *mis

Komentar