nusabali

Pasraman Desa Adat Buleleng Bantu Turunkan Inflasi

  • www.nusabali.com-pasraman-desa-adat-buleleng-bantu-turunkan-inflasi

SINGARAJA, NusaBali
Sejumlah remaja dari wewidangan Desa Adat Buleleng, mengikuti pasraman yang dilaksanakan dari Anggara Paing Pujut, Selasa (5/7) sampai Redite Paing Pahang, Minggu (10/7).

Sejumlah materi menyangkut adat budaya diberikan kepada peserta pasraman. Salah satunya materi pembuatan canang sari, yang masuk sebagai komoditas penyebab inflasi di Bali.

Kelian Desa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna, usai menutup pasraman remaja kemarin mengatakan, hal yang cukup mengejutkan di Bali saat ini pemicu inflasi tidak hanya sandang, pangan dan papan. Tetapi canang sari di Bali kini sudah masuk kebutuhan pokok di Bali. Tingginya konsumsi canang sari di masyarakat dalam kehidupan keseharian, menyebabkan pemicu inflasi.

“Dalam pasraman remaja ini, kami galakkan kepada generasi muda, untuk sarana upakara bisa membuat sendiri. Apa yang dipelajari di pasraman bisa diaplikasikan di rumah. Sehingga untuk canang tidak membeli lagi dan bisa membantu pemerintah mengendalikan inflasi,” ucap Sutrisna yang juga mantan Kepala Dinas Pariwisata Buleleng ini.

Selain dilatih membuat canang sari, peserta remaja pria juga diajarkan membuat sanggah cucuk dan klakat. Seluruh peserta juga diberikan materi pesantian, hingga sosialisasi bahaya narkoba dan HIV/AIDS.

“Remaja ini merupakan tulang punggung kami di desa adat, yang kedepannya menggantikan prajuru yang sudah tua. Sehingga harus dibentengi dari ancaman bahaya narkoba dan HIV/AIDS selain penguatan seni dan budaya Bali pada khususnya,” imbuh dia.

Sementara itu seorang peserta Putu Stevi dari Banjar Adat Paketan mengaku senang ikut pasraman karena bisa banyak belajar. Dia mengaku bersyukur mendapatkan pelajaran mejejaitan salah satunya membuat canang sari. “Sekarang bisa buat sendiri untuk sembahyang sehari-hari. Kalau sebelumnya buat kadang-kadang kalau sempat, kalau tidak sempat ya beli,” kata Stevi.

Hal senada diungkapkan Kadek Satya Prawira Negara, remaja asal Banjar Adat Banjar Tegal. Dari sejumlah materi yang didapatkan, Satya mengaku paling senang dengan materi pembuatan sanggah cucuk dan klakat. Dia pun berharap kegiatan serupa bisa dilaksanakan lagi dengan materi lain yang lebih luas dan menarik. *k23

Komentar