nusabali

Putra Camat Kuta Tewas Tenggelam di Objek Wisata Air Terjun Tegenungan

  • www.nusabali.com-putra-camat-kuta-tewas-tenggelam-di-objek-wisata-air-terjun-tegenungan

Saat musibah, korban Gede Arsa Kusuma Wijaya mandi di Air Terjun Tegenungan bersama 12 siswa Kelas VIII SMPN 1 Kuta lainnya

 Nah, salah sorang rekannya, Agus Wahyu Putra Nandang, yang berenang dalam posisi terdekat, sempat berupaya memengang tangan korban, namun genggamannya terlepas. Selanjutnya, tubuh korban langsung menghilang.

Begitu rekannya tenggelam, para siswa Kelas VIII SMPN 1 Kuta yang ada di lokasi musibah pun meminta pertolongan kepada pihak pengelola wisata Air Terjun Tegenungan. Dari situ, laporan musibah ini diteruskan ke Polsek Sukawati. Tak lama berselang, jajaran Polsek Sukawati ke lokasi TKP di Air Terjun Tegenungan bersama petugas dari lembaga lainnya, untuk melakukan pencarian korban.

Proses pencarian korban yang berlangsung di bawah guyuran hujan ini melibatkan petugas dari Balawista, BPBD Gianyar, Polsek Sukawati, dan Polres Gianyar. Ayah korban yang notabene Camat Kuta, Gede Rai Wijaya, juga terjun ke lokasi musibah bersama keluarganya. Demikian pula sejumlah guru pengajar dari SMPN 1 Kuta, terjun ke lokasi musibah. Pencarian korban berlangsung cukup lama. Beberapa kali tangan korban sempat terlihat, namun ketika petugas menyelam hendak mengevakuasi, tubuhnya menghilang kembali.

Kerana keterbatasan alat, petugas gabungan kemudian meminta bantuan Polda Bali dan Basarnas. Rabu siang sekitar pukul 12.00 Wita, Tim Polda Bali dan Tim SAR  tiba di lokasi dan langsung menyelam tepat di bawah air terjun.

Berselang 1 jam kemudian, tepatnya pukul 13.00 Wita, korban Gede Arsa Kusuma Wijaya akhirnya ditemukan setelah tubuhnya muncul ke permukaan kubangan air terjun sedalam 8 meter. Siswa SMP berusia 14 tahun yang sudah tidak bernyawa ini langsung dibawa ke pinggir dan dimasukan dalam kantong jenazah. Kemudian, jenazah korban di bawa ke atas dengan melewati anak tangga menuju lokasi parkir mobil ambulanse. Selanjutnya, jenazah korban dibawa ke RSUD Sanjiwani Gianyar untuk dilakukan pemeriksaan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, korban mengalami beberapa luka pada bagian tubuhnya, seperti luka lecet di dahi, bibir, dan mata. Luka lecet itu diduga kuat akibat benturan batu dalam kubangan air. Setelah dilakukan visum, jenazah korban dibawa pulang keluarganya dari RSUD Sanjiwani Gianyar, Rabu sore sekitar pukul 15.00 Wita ke rumah duka di Banjar Kubu Alit, Desa Kedonganan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung.

Pengelola objek wisata Air Terjun Tegenungan, I Gusti Made Raka, mengatakan di lokasi sebetulnya sudah dipasang tanda larangan untuk berenang berupa tali dan bendera, karena arial tersesbut masuk titik rawan yang tidak diperkenankan untuk berenang. "Lokasi yang rawan sudah dipasangi tanda. Kemudian, bagi pengunjung anak-anak harus dalam pengawasan," jelas IGM Raka.

Dia menduga korban dan rekan-rekannya tidak memperhatikan tanda larangan tersebut. Saat kejadian, petugas pengawas air terjun kebetulan belum tiba di lokasi. "Petugas menang belum tiba, tapi tanda larangan sudah terpasang. Anak-anak terlepas dari pantauan," kata IGM Raka.

Menurut IGM Raka, objek wisata Air Terjun Tegenungan biasanya buka mulai pagi pukul 08.00 Wita. Namun, saat kejadian kemarin pagi, petugas pengawas belum datang. "Petugas untuk pengamanan fokus air terjun ada 2 orang dari total pegawai yang berjumlah 42 orang," imbuh IGM Raka.

Sementara itu, ayah korban, Gede Rai Wijaya, yang kini me njabats ebagai Camat Kuta, terlihat cukup tegar saat menunggui proses pencarian putra ketiganya yang tenggelam di kubangan Air Terjun Tegeungan, Rabu kemarin. Namun, dia tidak kuasa menahan tangis ketika putranya ditemukan sudah dalam kondisi tak bernyawa.

Ditemui di lokansi musibah, Rai Wijaya mengatakan putranya ini tidak sempat bilang ke dirinya mau pergi ke Air Terjun Tegenungan. "Tadi pagi sudah saya tinggal bekerja. Anak saya cuma pamitan kepada ibunya," tutur Rai Wijaya.

Menurut Rai Wijaya, anaknya selama ini dikenal sebagai siswa yang aktif di SMPN 1 Kuta dan banyak kegiatan sekolah. Setiap hari libur, Gede Arsa Kusuma Wijaya selalu berusaha menyempatkan untuk berekreasi ke objek wisata. “Mungkin karena hari ini pas libur, maka dimanfaatkan anak saya ini untuk datang ke Air Terjun Tegenungan,” katanya.

Bukan hanya keluarga korban yang ikut menunggui proses pencarian Gede Arsa Kusuma Wijaya yang tenggelam di Air Terjun Tegenungan, Rabu kemarin. Kepala Sekolah (Kasek) SMPN 1 Kuta, I Gusti Agung Rai Sutanaya, juga terjun ke lokasi bersama sejumlah guru pengajar.

"Saya dapat informasi ada siswa kami yang tenggelam. Kami ingin memastikan kondisinya, selain itu mereka ke sini (Air Terjun Tegenungan) berbanyak," ujar Kasek IGA Rai Sutanaya. Menurut Rai Sutanaya, siswa-siswi Kelas VII dan VIII SMPN 1 Kuta memang sedang libur, karena ada try out untuk Siswa Kelas IX. "Try out mulai hari ini (kemarin) sampai hari Sabtu,” katanya. * e

Komentar