IPA Sambut Positif Penerbangan Langsung ke Bali
Siap berkontribusi untuk ikut memulihkan pariwisata Bali
DENPASAR,NusaBali
Indonesia Pastry Aliance (IPA) menyambut lega dengan dibukanya kembali penerbangan langsung ke Bandara I Gusti Ngurah Rai, sebagaimana dilakukan maskapai Garuda Indonesia dari Narita (Jepang) beberapa waktu lalu. Penerbangan internasional setelah dua tahun masa pandemi tersebut diharap sebagai penggarus, mengalirnya lagi wisman ke Bali.
Ketua IPA Bali Gede Agus Susanta mengatakan Minggu (6/2).“Ini sebagai langkah positif,” ucapnya. Dia berharap penerbangan internasional menjadi angin segar untuk memicu kembali lebih banyak penerbangan internasional mengangkut wisman untuk berwisata ke Bali.
Sebagaimana diketahui, kata Agus Susanta, setelah dua tahun pandemi ekonomi Bali memburuk. Salah satu penyebabnya karena pariwisata yang selama ini menjadi penopang utama perekonomian Bali dalam kondisi terpuruk.
Kunjungan wisatawan, baik wisdom maupun wisman anjlok. Khusus wisman bahkan nyaris nihil. Akibatnya banyak SDM atau tenaga kerja atau karyawan industri pariwisata yang terpaksa dirumahkan. Termasuk profesional kuliner bidang pastry dan bakery. “Jadi semua kena dampaknya,” lanjut Agus Susanta.
Karena itulah, baik selaku pengurus organisasi (IPA) maupun selaku praktisi menyambut positif dan berharap penerbangan nasional dan internasional ke Bali lebih ramai lagi. Intinya wisatawan, baik wisdom maupun wisman semakin ramai ke Bali sehingga pariwisata kian menggeliat lagi.
“Sejujurnya, kita memang bergantung pariwisata,” lanjut Agus Susanta.
Sejauh ini, kalangan anggota IPA tidak tinggal diam menyiasati pandemi Covid-19. Tidak sedikit anggota IPA merintis usaha, walau dalam skala UMKM untuk tetap bisa bertahan. Usaha – usaha tersebut, tidak jauh dari kompetensi atau profesional IPA yakni bidang pastry dan bakery. “Kita harus tetap memelihara rasa percaya diri,” ujar Agus Susanta.
Jumlah anggota IPA di Bali saat ini sekitar 250 orang. Mereka adalah para profesional di bidang pastry dan bakery yang merupakan bagian dari industri pariwisata.
IPA sendiri kata Agus Susanta tentu mendukung dan siap berkontribusi untuk pemulihan pariwisata Bali. Termasuk mendorong lahirnya UMKM-UMKM dengan basis usaha kuliner, jenis pastry dan bakery. Bahkan sudah secara mandiri dilakukan oleh kalangan anggota atau member IPA, dengan berbagi ilmu.
“Tentu akan lebih maksimal bisa dilakukan jika bisa dibantu difasilitasi oleh pemerintah,” lanjut Agus Susanta. Sebelumnya pemerintah telah membuka kembali pintu masuk internasional di Bali bagi pelaku perjalanan luar negeri non pekerja migran Indonesia (PPLN non-PMI) pada 4 Februari lalu.
"Ini sangat kami apresiasi dan sambut baik dan pada 3 Februari lalu sudah ada penerbangan perdana dari Jepang. Itu yang datang para pelaku biro wisata dari Jepang yang tentunya nanti mereka dapat menjelaskan kepada calon wisatawan di Jepang terkait kondisi Bali secara faktual," ujar praktisi pariwisata asal Legian, Bali Wayan Puspanegara di Kabupaten Badung, seperti dikutip dari Antara, Minggu. *K17
Ketua IPA Bali Gede Agus Susanta mengatakan Minggu (6/2).“Ini sebagai langkah positif,” ucapnya. Dia berharap penerbangan internasional menjadi angin segar untuk memicu kembali lebih banyak penerbangan internasional mengangkut wisman untuk berwisata ke Bali.
Sebagaimana diketahui, kata Agus Susanta, setelah dua tahun pandemi ekonomi Bali memburuk. Salah satu penyebabnya karena pariwisata yang selama ini menjadi penopang utama perekonomian Bali dalam kondisi terpuruk.
Kunjungan wisatawan, baik wisdom maupun wisman anjlok. Khusus wisman bahkan nyaris nihil. Akibatnya banyak SDM atau tenaga kerja atau karyawan industri pariwisata yang terpaksa dirumahkan. Termasuk profesional kuliner bidang pastry dan bakery. “Jadi semua kena dampaknya,” lanjut Agus Susanta.
Karena itulah, baik selaku pengurus organisasi (IPA) maupun selaku praktisi menyambut positif dan berharap penerbangan nasional dan internasional ke Bali lebih ramai lagi. Intinya wisatawan, baik wisdom maupun wisman semakin ramai ke Bali sehingga pariwisata kian menggeliat lagi.
“Sejujurnya, kita memang bergantung pariwisata,” lanjut Agus Susanta.
Sejauh ini, kalangan anggota IPA tidak tinggal diam menyiasati pandemi Covid-19. Tidak sedikit anggota IPA merintis usaha, walau dalam skala UMKM untuk tetap bisa bertahan. Usaha – usaha tersebut, tidak jauh dari kompetensi atau profesional IPA yakni bidang pastry dan bakery. “Kita harus tetap memelihara rasa percaya diri,” ujar Agus Susanta.
Jumlah anggota IPA di Bali saat ini sekitar 250 orang. Mereka adalah para profesional di bidang pastry dan bakery yang merupakan bagian dari industri pariwisata.
IPA sendiri kata Agus Susanta tentu mendukung dan siap berkontribusi untuk pemulihan pariwisata Bali. Termasuk mendorong lahirnya UMKM-UMKM dengan basis usaha kuliner, jenis pastry dan bakery. Bahkan sudah secara mandiri dilakukan oleh kalangan anggota atau member IPA, dengan berbagi ilmu.
“Tentu akan lebih maksimal bisa dilakukan jika bisa dibantu difasilitasi oleh pemerintah,” lanjut Agus Susanta. Sebelumnya pemerintah telah membuka kembali pintu masuk internasional di Bali bagi pelaku perjalanan luar negeri non pekerja migran Indonesia (PPLN non-PMI) pada 4 Februari lalu.
"Ini sangat kami apresiasi dan sambut baik dan pada 3 Februari lalu sudah ada penerbangan perdana dari Jepang. Itu yang datang para pelaku biro wisata dari Jepang yang tentunya nanti mereka dapat menjelaskan kepada calon wisatawan di Jepang terkait kondisi Bali secara faktual," ujar praktisi pariwisata asal Legian, Bali Wayan Puspanegara di Kabupaten Badung, seperti dikutip dari Antara, Minggu. *K17
Komentar