nusabali

SMA/SMK di Bali Wajib Pembelajaran Hybrid

PTM 100 % Akan Dilakukan Jika Covid-19 Sudah Mereda

  • www.nusabali.com-smasmk-di-bali-wajib-pembelajaran-hybrid

Komisi IV DPRD Bali dukung Dinas Pendidikan setop sementara PTM 100 persen, untuk hindari kerumunan di sekolah

DENPASAR, NusaBali

Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali kembali berlakukan pembelajaran secara hybrid (kombinasi offline dan online) untuk SMA/SMK dan SLB di seluruh Bali, mulai 3 Februari 2022. Ini menyusul semakin meningkatnya kasus positif Covid-19 di Bali dalam dua pekan terakhir.

Kadisdikpora Provinsi Bali, I Ketut Ngurah Boy Jayawibawa, mengatakan pola hybrid ini akan dihentikan dan dikembalikan ke sistem pembelajaran tatap muka (PTM), jika nanti pandemi Covid-19 sudah berangsur pulih. Disebutkan, atas perintah Gubernur Bali Wayan Koster, pelaksanaan PTM diubah menjadi pola hybrid untuk menghindari terjadinya penularan Covid-19 akibat kerumunan yang tidak terkendali di sekolah.

Selama sebulan terakhir, Disdipora Provinsi Bali memberlakukan PTM 100 persen bagi SMA/SMK dan SLB yang menjadi kewenangan Pemprov Bali. Sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri, sistem PTM akan dihentikan jika ada siswa, guru, dan unsur lainnya di sekolah yang terpapar Covid-19.

Menurut Ngurah Boy, pihaknya tidak menunggu adanya terpapar Covid-19 di sekolah, sehingga PTM dievaluasi dan diarahkan ke pola hybrid. "Tujuannya, supaya mengurangi kerumunan dan mencegah penularan Covid-19. Kita tidak perlu menunggu kasus positif, pola hybrid langsung diberlakukan. Ini keputusan Disdikpora Provinsi Bali atas perintah Gubernur," ujar Ngurah Boy dalam keterangan persnya di Denpasar, Rabu (2/2).

Ngurah Boy menyebutkan, pembelajaran secara hybrid ini diatur seminimal mungkin melibatkan banyak orang saat belajar offline (tatap muka). Kalau ada kelas yang belajar offline, diharapkan jam belajarnya juga terbatas, selain jumlah peserta terbatas.

"Dalam pola hybrid ini, mungkin yang belajar daring lebih banyak. Untuk offline, sedikit saja. Selama pola hybrid diberlakukan, pelajaran olahraga tidak boleh diadakan,” tandas birokrat asal Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Buleleng ini.

Beberapa sekolah yang berada di bawah kewenangan Disdikpora Provinsi Bali, kata Ngurah Boy, belakangan memang ada yang siswanya terpapar Covid-19. Contohnya, SMAN 1 Denpasar di Jalan Kamboja Denpasar, yang 15 siswanya terkonfirmasi positif Covid-19. Pola PTM di SMAN 1 Denpasar pun sudah langsung ditutup.

"Tetapi, ada juga di beberapa kabupaten seperti Bangli dan Karangasem yang belum terjadi penularan Covid-19 klaster sekolah (SMA/SMK dan SLB, Red). Meski demikian, Pak Gubernur perintahkan jangan ambil risiko, sehingga PTM dilihkan ke pola hybrid," tegas Ngurah Boy.

Ngurah Boy belum berani memastikan sampai kapan pelaksanaan pembelajaran pola hybrid di SMA/SMK dan SLB ini. "Tidak ada batas waktu. Artinya, sesuai dengan perintah Gubernur Bali Pak Wayan Koster, pembelajaran hybrid akan diberlakukan sampai nanti kondisi pandemi Covid-19 benar-benar terkendali. Jadi, kami belum bisa perkirakan sampai kapan," katanya.

Di sisi lain, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, mengatakan kasus positif Corfona juga terjadi di SMAN 8 Denpasar. Saat ini, ada 2 siswa SMAN 8 Denpasar yang terkonfirmasi positif. “Mulai hari ini (kemarin) PTM di SMAN 8 Denpasar dialihkan menjadi daring selama 14 hari,” kata Dewa Rai secara terpisah, Rabu kemarin.

Sementara itu, peralihan dari pola PTM 100 persen menjadi pembelajaran hybrid mendapat dukungan dari Komisi IV DPRD Bali, yang membidangi masalah pendidikan dan kesehatan. Wakil Ketua Komisi IV DPRD Bali dari Fraksi Gerindra, I Wayan Disel Astawa, terang-terangan menyatakan mendukung kebijakan Disdikpora Provinsi Bali yang setop semementara pembelajaran PTM 100 persen.

Dengan pola hybrid, kata Disel Astawa, kerumunan orang di sekolah bisa dihindari sehingga penularan Covid-19 klaster sekolah dapat dicegah. "Kalau PTM tidak mungkin bisa dikendalikan. Sangat susah menjamin tidak akan terjadi kerumunan dalam pola PTM. Maka, sistem hybrid ini sudah paling bagus," ujar Disel Astawa saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Denpasar, Rabu kemarin.

"Kalau saya pribadi, kembalikan saja dulu dengan pola daring murni. Artinya, semua belajar dari rumah dulu. Nanti, kalau sudah pulih kondisinya, barulah kembalikan ke PTM. Sekarang kan kasus harian Covid-19 di Bali sudah menembus 715 orang. Kita harus waspada," tandas politisi asal Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang juga Ketua DPC Gerindra Badung ini.

Menurut Disel Astawa, pola pembelajaran hybrid ini juga diperkirakan tidak akan lama. Pasalnya, berdasarkan perkiraan pemerintah pusat, puncak penyebaran Covid-19 varian Omicron akan terjadi awal Maret 2022 nanti. Setelah itu, kondisi pandemi Covid-19 akan kembali terkendali. "Tetapi, demi keselamatan anak-anak kita, ya jangan ambil risiko," papar politisi yang juga menjadi Bendesa Adat Ungasan ini. *nat

Komentar