nusabali

Pasca Gudang Ambruk, Gamelan SMKN 1 Tegallalang Tertimbun

  • www.nusabali.com-pasca-gudang-ambruk-gamelan-smkn-1-tegallalang-tertimbun

GIANYAR, NusaBali
Gudang gamelan SMKN 1 Tegallalang, di Banjar Pengaji, Desa/Kecamatan Tegallalang, Gianyar, ambruk, Selasa (4/1) sekitar pukul 14.30 Wita.

Akibatnya, searung gamelan gong berbahan krawang dan perunggu milik sekolah ini, hingga Rabu (5/1) masih tertimbun reruntuhan.

Gamelan bernilai ratusan juta ini dipastikan rusak total. Hanya beberapa gangsa kantil dan ugal yang bisa diselamatkan. Itu pun bilah (daun) gangsanya sudah lepas.

Pantauan di lokasi, sejumlah pekerja melepaskan baut-baut kerangka atap bangunan. Posisi reruntuhan di tanah labil dan miring, mengharuskan evakuasi menggunakan alat berat. Sebab jika manual, dikhawatirkan membahayakan pekerja.

Kepala SMKN 1 Tegallalang I Wayan Semadi mengatakan gudang gamelan berukuran 3 meter x 8 meter tersebut roboh setelah jam pelajaran. Sehingga sekolah dalam keadaan sepi. Hanya saja, saat kejadian ada sejumlah pekerja sedang menggali pondasi tembok penyengker. "Saat kejadian ada beberapa pekerja di bawah, sedang menggali pondasi sisi barat bangunan," jelasnya. Beruntung robohnya gudang tidak sampai menimpa pekerja. "Pekerjanya berhasil lari menyelamatkan diri. Astungkara tidak ada korban jiwa," ujar kepsek asal Desa Taro, Kecamatan Tegallalang ini.

Dijelaskan Semadi, sebelum gudang gamelan ini roboh, beberapa bulan lalu tembok penyengker sisi selatan sekolah longsor. "Sekitar bulan Oktober 2021 lalu, tembok penyengker kami roboh sepanjang sekitar 24 meter. Nah sebagai antisipasi agar gudang gamelan ini posisinya aman, kami sebenarnya sedang progres memperbaiki tembok penyengker. Tapi baru juga pembuatan pondasi, gudang ini keburu roboh," sesalnya.

Posisi gudang didirikan di atas tanah uruk yang labil. "Bangunan gudang ini dibangun tahun 2018. Menurut cerita guru-guru di sini, dulu lokasinya memang dekat pangkung dan dijadikan tempat pembuangan sampah," jelas kepsek yang menjabat sejak 2020 ini. Pantauan di lokasi, sampah-sampah plastik memang masih tampak menumpuk di sela-sela bangunan.

Dari musibah ini, kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. "Kerugian bangunannya saja sekitar Rp 84 juta. Belum lagi seperangkat gamelan, bahannya krawang, itu harganya ratusan juta," ungkapnya. Beberapa perangkat gamelan yang bisa dijangkau, sudah dievakuasi bersama guru setempat. Namun tidak seluruhnya bisa diselamatkan. "Yang berhasil dievakuasi sementara kita pindahkan ke tempat yang aman. Yang masih tertimbun, sulit karena khawatir kondisi lahan masih labil," jelas Semadi.

Terpisah, Kapolsek Tegalalang AKP Ketut Sudita mengatakan sudah menerjunkan anggota ke lokasi. Terungkap pada saat itu, ada orang bekerja. Namun tidak ada korban dalam kejadian itu. “Nihil korban jiwa,” ujarnya.

Sudita mengaku, bangunan longsor karena dibangun di atas senderan. “Penyebab roboh karena bangunan tersebut didirikan di atas tanah urug. Tanahnya nyerod atau longsor,” ujarnya.

Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar Gusti Ngurah Dibya Presasta mengaku telah menerjunkan Tim Reaksi Cepat (TRC), Rabu (5/1). “Tanah di lokasi itu longsor sepanjang kurang lebih 12 meter," jelasnya.

Tim juga telah mengidentifikasi kerugian. “Satu barung gambelan tertimpa reruntuhan material bangunan yang roboh,” ujarnya. Akibat kejadian tersebut, kehancuran pada Bangunan dan kerusakan pada barung gambelan untuk tafsiran kerugian mencapai kurang lebih Rp 300 juta. “Untuk penanganan tidak bisa dilaksanakan karena situasi kondisi tanah masih labil serta untuk penanganan harus menggunakan alat berat mini,” jelasnya. Karena lokasi cukup berbahaya, maka tim kembali.

Camat Tegallalang Wayan Ari Trisna Handayani ditemui di TKP, mengatakan Kecamatan Tegallalang secara geografis memang rawan bencana alam. "Apalagi memasuki musim penghujan, sangat berisiko. Sejak Desember sampai sekarang masih ada kejadian, termasuk gudang gamelan ini," ungkapnya. *nvi

Komentar