nusabali

Patung Ratu Mas Melanting Rampung, Ditempatkan di Pelataran Pasar Badung

  • www.nusabali.com-patung-ratu-mas-melanting-rampung-ditempatkan-di-pelataran-pasar-badung

DENPASAR, NusaBali
Setelah tujuh bulan berproses, patung Ratu Mas Melanting akhirnya rampung dan ditempatkan di pelataran Pasar Badung tepatnya di depan Pura Melanting Pasar Badung, Denpasar.

Pemasangan patung ini dilakukan, Rabu (1/12). Patung ini berwujud seorang perempuan yang berdiri dan di tangan kirinya membawa daksina, sementara di tangan kanannya memegang uang kepeng.

Ratu Mas Melanting merupakan patung karya seniman Kota Denpasar, Putu Marmar Herayukti yang selama ini dikenal sebagai seniman ogoh-ogoh dan seniman tato asal Banjar Gemeh, Desa Dauh Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Barat.

Ditemui dalam pemasangan patung di kawasan Pasar Badung, Marmar menceritakan pengalamannya selama pembuatan patung ini.

Dia menghabiskan waktu 7 bulan untuk menyelesaikan patung Ratu Mas Melanting. Selama 2 bulan pertama dia lewati dengan melakukan perencanaan dan belajar. Selanjutnya 5 bulan berikutnya barulah dia mulai menggarap patung.

Pengerjaan model awal patung ini dilakukan di Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar. Marmar memang sengaja mencari tempat yang sepi dan tenang agar bisa fokus mengerjakan patung tersebut.

Proses selanjutnya adalah membuat model cetak menjadi cetak fiber. Setelah itu, cetakan tersebut dibawa ke Jawa Tengah untuk proses cor logam karena memang di Bali belum ada cor logam.

“Patung ini terbuat dari perunggu. Setelah empat bulan pengerjaan model, saya sebulan di Jawa Tengah untuk cor logam,” ungkap Marmar.

Terakhir, dilakukan finishing karena banyak lekukan yang tak sesuai pada patung ini. “Kenapa patung Ratu Mas Melanting? Karena patung ini diletakkan di titik nol perekonomian Kota Denpasar yakni Pasar Badung. Apalagi kita tahu bahwa Denpasar itu berarti di utara pasar. Den artinya utara, jadi pasar ini sangat penting bagi sektor perekonomian masyarakat,” ujar Marmar.

Marmar ingin patung ini menjadi ikon kemakmuran masyarakat di Kota Denpasar. Ada pesan khusus yang dia angkat lewat patung ini, yakni terkait prinsip dalam dunia perdagangan maupun kehidupan yakni adil, jujur, dan bermutu. “Sepanjang pembuatan patung ini saya banyak belajar tentang nilai keluhuran yakni adil, jujur, dan bermutu,” jelasnya.

Dalam pembuatan patung ini, Marmar tidak menemukan banyak kendala. “Meskipun ini patung pertama yang saya buat, namun tidak ada banyak kendala. Mungkin semesta sudah merestui,” katanya.

Dirinya pun mengaku banyak merasakan pengalaman spiritual dalam pengerjaan patung setinggi 4,5 meter dan lebar l,5 meter.

“Pengalaman spiritual banyak, banyak disadarkan dan diberikan kemudahan dan saya rasa ini bukan kebetulan, semua adalah restu dari Beliau. Ini adalah pengalaman yang luar biasa, ini magic banget, karena saya bisa menyelesaikan dengan baik tanpa ada pengalaman sebelumnya dalam membuat patung logam,” tegas Marmar. *mis

Komentar