nusabali

Maestro Tari Kebyar Duduk Berpulang

  • www.nusabali.com-maestro-tari-kebyar-duduk-berpulang

Maestro Tari Kebyar Duduk, Ida Bagus Oka Wirjana alias Ida Bagus Blangsinga, 87, meninggal dunia dalam perawatan di RS Bros, Niti Mandala Denpasar, Jumat (3/2) siang pukul 11.00 Wita.

GIANYAR, NusaBali
Maestro seni asal Griya Gede Manuaba Blangsinga, Banjar Blangsinga, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar ini menghembuskan napas terakhir hanya beberapa jam setelah dirujuk dari RS Manuaba.

Jenazah almarhum Ida Bagus Blangsinga sudah dibawa pulang ke rumah duka di Griya Gede Manuaba Blangsinga, Banjar Blangsinga, Desa Saba, Jumat sore pukul 17.00 Wita. Jenzah almarhum masih disemayamkan di Bale Dauh Griya Gede Manuaba Blangsinga, sembari menunggu dewasa ayu (hari baik) untuk upacara pemakaman.

Almarhum IB Blangsinga berpulang buat selamanya dengan meninggalkan 16 anak, 35 cucu, dan 12 cicit dari 3 istrinya. Istri pertamanya, Ida Ayu Putu Muter (dari Griya Buruan, Blahbatuh) memberinya 9 anak. Sedangkan istri kedua, I Gusti Ayu, memberinya 1 anak. Sementara istri ketiga, Ida Ayu Made Suati (dari Griya Ketewel, Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Gianyar) memberinya 6 anak. Kemudian dari 16 anak kini almarhum meninggalkan cucu 35 orang, serta cicid 12 orang.

Putra ke-10 almarhum, Ida Bagus Gunawan, mengatakan ayahnya yang telah berusia 87 tahun ini mulai jatuh sakit sejak 9 bulan lalu. Almarhum dinyatakan menerita gangguan pencernaan, selain sakit menua. Sejak itu, sang maestro seni beberapa kali keluar masuk rumah sakit di Denpasar.

Terakhir, almarhum IB Blangsinga masuk RS Manuaba, Denpasar, Selasa (31/1) lalu. Karena kondisi semakin menurun, pihak keluarga kemudian memindahkan perawatan almarhum dari RS Manuaba ke RS Bros, Jumat dinihari kemarin. “Namun, nyawa Aji (Bapak) tidak tertolong. Tadi siang pukul 11.00 Wita Aji meninggal,” ungkap IB Gunawan saat ditemui NusaBali di rumah duka, Griya Gede Manuaba Blangsinga, Banjar Blangsinga, Desa Saba, Jumat sore.

IB Gunawan mengisahkan, sebelum meninggal, IB Blangsinga sempat berpesan kepada keluarga. Intinya, almarhum berpesan bila nanti meninggal, jangan langsung dikuburkan. Hal ini untuk memberikan kesempatan bagi kerabat maupun sahabat melihat jenazah almarhum terakhir kalinya.

"Apa yang Aji pesankan bisa kami penuhi. Dalam beberapa hari ke depan, jenazah Aji di semayamkan di rumah," tutur IB Gunawan. Namun, hingga saat ini belum ditentukan, kapan jenazah sang maestro Tari Kebyar Duduk tersebut akan dimakamkan.

Almarhum IB Blangsinga sendiri lahir pada 15 Februari 1929. Sempat tinggal di Tabanan, almarhum belajar menari secara otodidak sejak kecil. Almarhum terinspirasi ketika menonton seorang penari Kebyar Duduk, I Ketut Mriya. "Dari awal Aji memang sudah bisa menari. Hanya saja, untuk Tari Kebyar Duduk, Aji terinspirasi saat menonton Ketut Marya,” jelas IB Gunawan.

Seiring berjalannya waktu, almarhum IB Blangsinga menjelma menjadi maestro Tari Kebyar Duduk. Almarhum biasa menari di hadapan mendiang Presiden RI pertamna, Dr Ir Soekarno. Bahkan, almarhum sempat ikut Presiden Soekarno dalam misi kebudayaan ke beberapa negara.

Selain itu, semasa pemerintahan Presiden Soekarno, IB Blangsinga bersama beberapa penari lainnya sering mendapat tugas menampilkan sajian estetis bagi TNI AD melalui Dinas Urusan Kesejahteraan Tentara (DUKS), di Istana Negara Jakarta. Menurut IB Gunawan, kedekatannya dengan Presiden Soekarno mempengaruhi jalan hidup almarhum yang bersahaja.

Sejumlah penghargaan sempat diterima almarhum IB Blangsinga, seperti Penghargaan dari Panglima Daerah Angkatan Kepolisian XVI Nusa Tenggara Barat (1969), Penghargaan dari Sekolah-sekolah di Kota Nara Jepang (1981), Penghargaan Wijakesuma dari Bupati Gianyar (1985), Penghargaan Dharma Kusuma Media dari Gubernur Bali (1987), Penghargaan dari Gubernur Sapporo-Jepang (1988), Penghargaan dari Dewan Kesenian Pusat Jakarta (1999), hingga Penghargaan Dharma Kusuma.

Mnurut IB Gunawan, hampir seluruh anggota keluarganya bisa menari. Hanya saja, yang benar-benar menekuni dan mewarisi jiwa seni sang maestro adalah salah satu cucu almarhum, Ida Ayu Tania, yang kini kuliah di ISI Denpasar. * e

Komentar