Dewi Bali Gagas Festival 'Mai Melali'
DENPASAR,NusaBali
Event pariwisata yakni Desa Wisata Festival akan digelar, 28-29 November bulan depan di Park 23 Mall, Jalan Kediri, Tuban, Kuta.
Mengangkat tema ‘Mai Melali’, acara tersebut bertujuan membangkitkan industri pariwisata Bali. Mengenalkan lebih dekat potensi desa wisata berbasis budaya dan kearifan lokal lainnya sekaligus sebagai salah satu bentuk inovasi menuju Bali Bangkit.
Rencana Desa Wisata Festival tersebut disampaikan Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata (Forkom Dewi) Bali I Made Mendra Astawa saat beraudiensi dengan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace di Kantor Gubernur Bali, kawasan Niti Mandala, Denpasar, Kamis (28/10).
Dikatakan Mendra Astawa, dengan thema ‘Mai Melali’, event Desa Wisata Festival memang dimaksudkan untuk mengajak bersama-sama semua pihak, terutama wisatawan domestik untuk berwisata kembali ke Bali, pasca open border.
Hal itu sekaligus sebagai daya tarik Bali pasca dibukanya Bandara I Gusti Ngurah Rai, 14 Oktober lalu.
“Bali ini sudah menarik, semua orang tahu, the island of Gods. Tetapi harus ada sesuatu yang harus dibuat, event-event agar wisatawan mau datang ke Bali,”ujarnya.
Terutama wisatawan nusantara. Karena pada era pandemi atau new era ini, pariwisata Bali belum bisa berharap banyak pada wisman.
Kata Mendra, perlu ada upaya-upaya bersama untuk membangkitkan pariwisata Bali. Tidak saja dari pemerintah, tetapi juga industri dan organisasi. Gelaran Desa Wisata Festival itulah yang dilakukan Forkom Dewi Bali yang berkolaborasi dengan industri yakni PT Kirana Bali Wisata, salah satu biro perjalanan wisata dengan pengelolaan platform booking digital.
Desa Wisata Festival akan menampilkan potensi wisata desa, seni budaya, industri kreatif, UMKM, kuliner dan lainnya. Diantaranya Tradisi Mekotek dari Desa Adat Mungu, Desa Mungu Mengwi, Badung. Arak berikut proses pengolahannya dari Desa Les, Tejakula dan Garam dari Desa Pemuteran, Kecamatan Gerogak, Buleleng dan lainnya. Juga akan laksanakan pamerasan busana kain tradisional yakni kain endek. Selain potensi desa wisata itu sendiri. “Kami tak mau asal-asalan,” ujarnya.
Diharapkan lewat Desa Wisata Festival, memberi secerah cahaya membangkitkan ekonomi Bali, sehingga bisa menjadi lokomotif ke depan. Memadukan pariwisata dari gerakan kecil yang dilakukan untuk Bali dan Indonesia.
GM PT Kirana Bali Wisata Desak Putu Krisnawati menyatakan Desa Wisata Festival berawal banyaknya desa wisata yang ada di Bali. “Bagaimana membuat desa wisata dikenal, paling tidak oleh generasi muda yang ada di Bali,” ujarnya.
Dikatakan wisata ke alam ( ke desa), salah satu cara bagaimana mewujudkan ajeg Bali. ” Desa Wisata Festibal juga mengajak pelaku pariwisata yang terdampak pandemi, dengan membuka bazar secara gratis. Memberi peluang kepada pekerja pariwisata yang terpaksa kehilangan pekerjaan karena imbas pandemi Covid-19,” bebernya.
Wagub Bali Cok Ace mengapresiasi pelaksanaan Desa Wisata Festival yang digagas Forkom Dewi berkolaborasi dengan PT Kirana Bali Wisata tersebut. “Kembangkan potensi tersebut, jangan sampai apa yang menjadi keunikan desa tersebut akhirnya diganti atau dihancurkan, jangan sampai begitu,” ujar tokoh asal Puri Agung Ubud, Gianyar ini mengingatkan.
Cok Ace mengingatkan pentingnya penerapan prokes di desa wisata. Itu merupakan keharusan, terkait Covid-19. “Bagaimana kesehatannya, aman nggak. Pasti itu pertanyaan pertama,” ujarnya. k17.
1
Komentar