nusabali

PHDI Buleleng Tempati Kantor Baru

  • www.nusabali.com-phdi-buleleng-tempati-kantor-baru

SINGARAJA, NusaBali
Parisada Hindu Dharma (PHDI) Kabupaten Buleleng kini memiliki sekretariat layak.

Karena lembaga umat Hindu tertinggi ini sempat bertahun-tahun berkantor di gedung rusak parah. Sejak Jumat (17/9) kemarin, PHDI Buleleng bersama Paiketan Penyuluh Bahasa Bali dan Pimpinan Cabang Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Buleleng, menempati kantor yang lebih representatif. Kantor baru tiga organisasi agama ini memanfaatkan eks Kantor Majelis Desa Adat (MDA) Buleleng di Jalan Abimanyu No 1, Kelurahan Banjar Tegal, Kecamatan/Kabupaten Buleleng.

Peresmian kantor baru tersebut dilakukan secara simbolis dan sederhana berupa pembukaan papan nama dan pemotongan pita di pintu masuk ruangan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva Askara, dan petinggi PHDI, Jumat (17/9) kemarin. Penempatan kantor baru itu diawali dengan upacara Pacaruan di halaman. Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva Askara, usai peresmian kantor lintas organisasi ini mengatakan, sebelumnya ketiga organisasi ini mengajukan pemanfaatan aset kepada Pemkab Buleleng.

Hal itu dilakukan PHDI bersama Penyuluh Bahasa Bali dan KMHDI Buleleng, setelah MDA Buleleng memiliki gedung baru yang dibangunkan Pemprov Bali di wilayah Kelurahan Banyuasri, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Dinas Kebudayaan selaku pemilik aset eks Kantor MDA kemudian mengizinkan untuk pemanfaatan sebagai kesekretariatan. “Kami mengizinkan pemanfaatan, karena selama ini PHDI menempati salah satu bangunan di komplek Puri Seni Sasana Budaya yang kondisinya sudah tidak layak. Selain hanya satu ruangan, gedung ini juga sudah mengalami kerusakan berat di bagian atap,” jelas Dody Sukma.

Mantan Camat Buleleng ini mengatakan di kantor baru seluas 3 are itu, PHDI Buleleng harus berbagi dengan Penyuluh Bahasa Bali dan juga KMHDI Buleleng. Meski demikian, Dody mengatakan kantor baru itu cukup untuk melangsungkan kegiatan kesekretariatan tiga organisasi. “Ini organisasinya kan saling keterkaitan, dengan luasan dan bangunan yang ada, mereka sudah membagi pemanfaatannya. Saya rasa cukup layak jika dibandingkan dengan kantor PHDI sebelumnya. Bahkan ada ruang yang cukup luas bisa untuk rapat dengan kapasitas 30 orang juga,” jelas dia.

Pemanfaatan ruang dan halaman yang tersisa dibagi secara apik. Bahkan menurutnya halaman belakang yang cukup luas akan dipakai oleh Paiketan Penyuluh Bahasa Bali untuk kegiatan konservasi maupun perawatan lontar. “Mudah-mudahan dengan kantor dan sekretariat baru ini, memberikan kenyamanan pengurus untuk menyusun dan menjalankan program-program mereka,” tutup dia.*k23

Komentar