nusabali

24 Pasien di Buleleng Dijemput Satgas

Dibawa ke Tempat Isoter

  • www.nusabali.com-24-pasien-di-buleleng-dijemput-satgas

SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 24 pasien kategori orang tanpa gejala dan gejala ringan (OTG-GR) yang tengah menjalani isolasi mandiri (Isoman) dijemput oleh Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Buleleng di rumahnya masing-masing, Jumat (13/8) siang.

Mereka dievakuasi ke tempat isolasi terpusat (Isoter) yang telah disiapkan Pemkab Buleleng. Dari 24 orang OTG-GR yang dijemput Tim Satgas Penanganan Covid-19 unsur Polres Buleleng dan Kodim 1609/Buleleng, 13 orang di antaranya dibawa k tempat Isoter di Asrama Mahasiswa Undiksha Singaraja kawasam Desa Jinengdalem, Kecamatan Buleleng. Sedangkan 11 orang lagi dibawa ke tempat Isoter di Rusun Kompi C Batalyon Infanteri Raider 900/SBW kawasan Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.

Ke-24 OTG-GR yang mulanya Isoman di rumah masing-masing dan kemudian dibawa ke tempat Isoter ini, semuanya berasal dari wilayah Kecamatan Buleleng. Kapolres Buleleng, AKBP Andrian Pramudianto, mengatakan penjemputan pasien Covid-19 yang Isoman ini merupakan tindaklanjut instruksi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, yang meminta OTG-GR dibawa ke tempat Isoter. Masalahnya, jika tetap Isoman, mereka akan menulari keluarga dan tetangganya.

"Kalau isolasi di rumah, ada potensi menularkan virus Covid-19 ke keluarganya yang lain. Untuk itu, mereka kami bawa ke tempat Isoter yang telah disediakan pemerintah. Ini demi kebaikan pasien itu sendiri," ujar AKBP Andrian di Singaraja, Jumat kemarin. “Di tempat Isoter, pasien akan lebih terurus, diberikan makanan bergizi, pengobatan secara teratur, serta olahraga untuk penyegaran tubuh dan memperkuat imun,” imbuh Wakil Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng ini.

AKBP Andrian juga telah menginstruksikan kepada para Kapolsek di Buleleng agar mendata pasien Covid-19 yang tengah menjalani Isoman di wilayahnya masing-masing. Setelah itu, segera dilakukan pendekatan secara persuasif dan humanis, agar mereka bersedia karanina di tempat Isoter. “Yakinkan mereka bahwa pasien yang sudah melaksanakan Isoter, semuanya sembuh dengan cepat dan pulih,” katanya. *mz

Komentar