nusabali

Dipercaya Berkhasiat Sembuhkan Penyakit, Toya Beji Ketewel Kini Dikemas Secara Modern

  • www.nusabali.com-dipercaya-berkhasiat-sembuhkan-penyakit-toya-beji-ketewel-kini-dikemas-secara-modern

GIANYAR, NusaBali.com – Kesulitan air yang dialami Desa Ketewel pada 2019 ternyata membawa ‘berkah’. Di dalam perut bumi desa ini terungkap adanya sumber mata air yang sangat jernih, menyegarkan bahkan dipercaya bisa menyembuhkan penyakit.

“Sudah sempat diuji dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dan terbukti bahwa air yang ada di Toya Beji Ketewel sangat bagus dan aman walau dikonsumsi mentah,” ujar Perbekel Desa Ketewel, I Putu Gede Widya Kusuma Negara, Senin (28/6/21).

Sejumlah warga yang memanfaatkan mata air yang berada di wilayah Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar itu pun memberi pengakuan merasa lebih sehat setelah mengkonsumsi air dari  Toya Beji Ketewel tersebut.

“Seperti panas, demam, batuk beberapa warga percaya dan yakin bahwa mata air dari Toya Beji Ketewel ini memiliki khasiat penyembuhan, bahkan masyarakat dari luar Desa Ketewel pun banyak mengambil air dari Toya Beji tersebut,” ungkap Bendesa Desa Ketewel, Gede I Wayan Ari Suthama.

I Wayan Ari Suthama pun mengungkapkan bahwa Toya Beji Ketewel memiliki keunikan karena toya beji tersebut menghadap ke arah kaja (utara), sedangkan pada umumnya sumber mata air akan menghadap kelod (selatan) karena sumber mata air itu dominan datang dari danau dan pegunungan.

“Karena itu dipercayai bahwa di Desa Ketewel ini memiliki sumber mata air tawar yang berada di tengah laut, tepatnya di Pura Catur Segara” imbuh I Putu Gede Widya Kusuma Negara.

Toya Beji Ketewel sediri berhasil ‘dimunculkan’ setelah krama desa setempat melakukan gotong royong   mengatasi persoalan kekeringan yang melanda tiga tahun silam.

Sebagian warga melakukan pengeboran di rumah masing-masing untuk mendapatkan sumber mata air, namun sebagian warga yang kondisi ekonomi terbatas terpaksa melakukan dengan cara menggali secara manual sumur tradisional yang dimiliki.

Karena dilakukan secara manual, tentunya hal tersebut sangat menguras tenaga dan sedikit membuahkan hasil. “Maka dari itu pihak desa bersama warga bersama-sama bergotong-royong untuk melakukan pengeboran di Toya Beji Ketewel,” ujar Perbekel I Putu Gede Widya Kusuma Negara.

Sebelum melakukan pengeboran di Toya Beji Ketewel warga melaksanakan upacara secara niskala agar mendapat restu dan kelancaran dalam prosesi pengeboran tersebut. “Benar saja setelah melakukan upacara dan setelah itu dibor kira-kira kedalaman 50 meter, sudah menyemburkan air yang sangat jernih, dan dimanfaatkan oleh warga Desa Ketewel maupun pendatang yang tinggal di sekitar Desa Ketewel hingga sekarang,” ujar Bendesa Ari Suthama.

Kini mata air Toya Beji Ketewel pun dikelola oleh BUPDA (Baga Utsaha Padruwen Desa Adat). “Saat ini masih dikerjakan secara manual, dan penggunaan air sementara masih diperuntukkan untuk keperluan rapat dan berbagai kegiatan upacara atau adat di desa,” ujar I Putu Gede Widya Kusuma Negara.



Kini Toya Beji Ketewel, atau sebagai BUPDA dikenal dengan Toya Beji Gangga Pawitrem telah menyediakan jasa isi ulang galon dengan tarif yang sangat terjangkau. “Apabila warga ingin mendapatkan air dan membawa galonnya sendiri, untuk 1 galon itu dibebani biaya hanya Rp 5.000 saja, itu sudah termasuk jasa pembersihan galon juga,” ujar I Putu Gede Widya Kusuma.

I Putu Gede Widya Kusuma pun berharap ke depannya BUPDA Toya Beji Gangga Pawitrem semakin berkembang dan semakin maju dalam memberikan pelayanan penyediaan air untuk warga Desa Ketewel. “Penggunaannya tentunya untuk kesejahteraan warga terutama dalam pemenuhan kebutuhan terhadap ketersediaan air, sejatinya ini merupakan jerih payah dan kerja sama warga Desa Ketewel dan agar dimanfaatkan secara bijaksana untuk kepentingan bersama,” tutupnya. *rma

Komentar