nusabali

KMHB Gelar Seminar Bhagavad Gita

  • www.nusabali.com-kmhb-gelar-seminar-bhagavad-gita

Keluarga Mahasiswa Hindu dan Budha (KMHB) Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN menggelar seminar bertajuk Bhagavad Gita dalam Perspektif Kehidupan Modern.

JAKARTA, NusaBali

Sebagai narasumber adalah dosen agama Hindu PKN STAN yang juga Ketua Badan Penyiaran Hindu Pusat I Nyoman Widia dan penyanyi Lembayung Bali sekaligus dosen filsafat Universitas Indonesia (UI) Saras Dewi Dhamantra.
 
Menurut Ketua Panitia seminar Bhagavad Gita dalam Perspektif Kehidupan Modern, I Wayan Dede Krisna, baru kali ini mereka menggelar seminar. Biasanya mereka sering menggelar Dharma Santi usai hari raya Nyepi. Seminar tak hanya mengundang kalangan internal, melainkan organisasi keagamaan dari kampus lainnya di Jabodetabek. Plus alumni KMHB PKN STAN.
 
“Bhagavad Gita merupakan salah satu kitab dalam agama Hindu. Adanya seminar ini, setidaknya bisa membuat kalangan muda membacanya, mengerti dan lebih tahu lagi mengenai isi-isi dari Bhagavad Gita,” ujar Dede Krisna kepada NusaBali di Gedung G, PKN STAN, Minggu (18/12).
 
Seminar dibuka oleh Ketua KMHB PKN STAN Gede Satria Pujanggo, Pg. Satria mengatakan, seminar mengambil tema Bhagavad Gita lantaran anggota KMHB ingin mengetahui lebih dalam lagi tentang kitab tersebut. “Antusias mereka sangat tinggi sehingga kami menggelar seminar ini,” imbuh Satria.
 
Satria berharap, melalui seminar ini generasi muda mulai lebih perhatian dalam memahami ajaran agama, salah satunya mengenal Bhagavad Gita. I Nyoman Widia mengatakan, Bhagavad Gita merupakan nyanyian atau syair Tuhan yang menjadi pedoman hidup. Dia pun mengutip Sloka II.47 yang berbunyi, fokus pada proses, tidak terikat pada hasil.
 
“Ini sangat luar biasa, karena kita fokus kepada proses atau kekinian. Kita dapat bahagia ketika orang sedih, marah karena sumber pikiran mereka terhubung dengan masa lalu sehingga kecewa, sedih dan kesal. Ketika orang takut atau cemas, pikirannya terasosiasi dengan masa depan yang belum terjadi. Kalau kita terhubung dengan masa ini, bisa bahagia lantaran tidak terganggu dengan masa lalu dan masa depan. Melainkan fokus dengan proses,” jelas Nyoman Widia.
 
Selanjutnya Nyoman Widia mengutip Sloka II. 48 yang berbunyi tetap teguh dan seimbang ketika hasilnya sukses atau pun gagal. “Ini juga bisa kita sikapi sebagai pedoman hidup,” imbuhnya. Sementara Saras Dewi Dhamantra mengatakan, Bhagavad Gita tidak hanya sebagai pedoman umat Hindu, tetapi bisa digunakan pula oleh masyarakat umum. k22

Komentar