nusabali

Hari Ini, Keluarga Kapten Laut I Gede Kartika Ritual Ngulapin di Celukan Bawang

  • www.nusabali.com-hari-ini-keluarga-kapten-laut-i-gede-kartika-ritual-ngulapin-di-celukan-bawang

AMLAPURA, NusaBali
Keluarga besar Kepala Departemen Operasi (Kadepops) Pelayaran Kapal Selam KRI Nanggala-402, Kapten Laut I Gede Kartika, 33, yang tinggal di Banjar Lebu Gede, Desa Lokasari, Kecamatan Sidemen, Karangasem tengah sibuk mempersiapkan upacara ritual ngulapin (memanggil secara niskala) atas musibah tenggelamnya kapal selam berisi 53 prajurit TNI AL tersebut.

Upacara ngulapin rencananya akan dilaksanakan di tepat Purnamaning Desta pada Soma Pelabuhan Celukan Bawang, Desa Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Buleleng Paing Langkir, Senin (26/4) ini.

Rencana ini diungkapkan I Wayan Darmanta, paman dari Kapten Laut I Gede Kartika, saat dihubungi NusaBali di kediamannya kawasan Banjar Lebu Gede, Desa Lokasari, Kecamatan Sidemen, Minggu (25/4). "Ritual ngulapin ini muncul dari niat keluarga besar secara mendadak, memohon agar Ida Bhatara Baruna sebagai penguasa lautan, memberkati keselamatan supaya keponakan kami (Kapten Laut I Gede Kartika, Red) dan kru KRI Nanggala-402 lainnya tidak disembunyikan," jelas Wayan Darmanta.

Menurut Darmanta, untuk ritual ngulapin dengan banten pejati, suci, rayuan, dan dan-danan tersebut, pihak keluarga berjumlah 20 orang rencananya akan berangkat ke Pelabuhan Celukan Bawang, Senin pagi ini pukul 06.00 Wita. Upacara ritual ngupalin akan diantarkan Jro Mangku Bajra, pinandita yang sehari-harinya sebagai pamangku di Pura Dalem, Desa Adat Lebu, Desa Lokasari.

Darmanta menyebutkan, seluruh anggota keluarga besar dikerahkan, agar keperluan upacara ngulapin tersebut cepat tuntas. Sebelumnya, pihak keluarga telah menggelar upacara guru piduka di segara Pantai Watu Klotok, Desa Tojan, Kecamatan Klungkung pada Sukra Wage Kuningan, Jumat (23/4) lalu.

Disebutkan, upacara guru piduka dilaksanakan setelah ngewacakang (mohon petunjuk niskala) kepada pintar, Kamis (22/4), yang mana diperoleh petunjuk bahwa latihan perang yang dilakukan TNI AL di perairan Bali Utara dilakukan tanpa lebih dulu menggelar upacara matur piuning kepada penguasa laut Ida Bhatara Baruna. Itu pula yang menyebabkan penguasa laut menggah (marah), hingga menenggelami Kapal Selam KRI Nanggala-402 berisi 53 prajurit TNI AL, teramsuk Kapten laut I Gede Kartika.

Manurut Darmanta, sejak mendengar kabar KRI Nanggala-402 hilang kontak dan salah satu kru adalah keponakannya, Rabu (21/4) dinihari, keluarganya terus melakukan pemantauan perkembangan berita-berita pencarian. Hanya saja, karena belum mendapatkan informasi yang valid, maka pihaknya belum melaporkan mengenai keberadaan Kapten Laut I Gede Kartika dalam kapal selam yang tenggelam itu kepada Kodim Karangasem, Koramil Sidemen, dan lembaga terkait lainnya.

“Mengingat belum ada surat pernyataan resmi dari pemerintah, makanya kami belum melaporkan adanya kru kapal selam dari keluarga kami ke Kodim Karangasem dan Koramil Sidemen," terang Darmanta yang kini menjabat Bendesa Adat Lebu, Desa Labasari.

Selama ini, kata Darmanta, setiapkali hendak menjalani latihan bersama KRI Nanggala 4-02, Kapten Laut I Gede Kartika selalu berkabar kepada keluarganya di Desa/Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, serta keluarga besarnya di Banjar Lebu Gede, Desa Lokasari, Kecamatan Sidemen. Namun, kali ini tumben yang bersangkutan tidak berkabar, karena buru-buru berlatih di perairan Bali Utara bersama 52 kru KRI Nanggala-402 lainnya.

Darmanta pertama kali dapat kabar adanya musibah tersebut dari adik kandung Kapten Laut I Gede Kartika, yakni Ni Made Yuniati, yang tinggal di Desa/Kecamatan Marisa, Pohuwato, Gorontalo melalui pesan WhatsApp (WA). “Sejak itu pula, saya aktif mengikuti perkembangan berita pencarian Kapal Selam KRI Nanggala-402,” papar Darmanta yang juga menjabat Bendesa Alitan Majelis Desa Adat (MDA) Kecamatan Sidemen.

Selanjutnya, keluarga besar di Banjar Lebu Gede, Desa Lokasi, Kecamatan Sideen yang dikoordinasikan Wayan Darmanta ngewacakang di salah satu orang pintar, Kamis (22/4), sehingga diperoleh petunjuk niskala bahwa KRI Nanggala-402 tenggelam usai menabrak ikan besar, karena tanpa izin penguasa lautan untuk menggelar latihan di perairan Bali Utara.

Sehari sebelum peristiwa naas menimpa KRI Nanggala-402, Darmanta mengaku mimpi aneh dicari dua ayam jantan hitam, Selasa (20/4). Sedangkan adik kandungnya, I Wayan Jaya Negara, mimpi aneh kehilangan seorang cucu.

Kapten Laut I Gede Kartika sendiri merupakan anak sulung dari 3 bersaudara pasangan I Nengah Renes dan Ni Wayan Sudarmi. Nengah Renes merupajan sepupu dari Wayan Darmanta. Pasutri Nengah Renes-Wayan Sudarmi transmigrasi mandiri ke Desa/Kecamatan Marisa, Pohuwato, Gorontalo tahun 1988. Kapten Laut Gede Kartika pun lahir tahun itu juyga di daerah transmigran.

Kapten Laut Gede Kartika tamat di Akademi Angkatan Laut di Surabaya tahun 2011, dengan predikat 10 besar terbaik. Menurut Darmanta, keponakannya ini terakhir kali [pulang kampung ke Desa KLabasari, Kecamatan Sidemen tahun 2018 lalu ketika sudah berpangkat Kapten. Saat itu, dia pulang bersama istrinya, Ni Made Suandari, perempuan asal Singaraja, Buleleng yang kini sedang hamil anak kedua. *k16

Komentar