nusabali

Iptu Wayan Suteja Akhirnya Meninggal

  • www.nusabali.com-iptu-wayan-suteja-akhirnya-meninggal

Keluarga korban di Peguyangan Kaja, Denpasar Utara, tampak terpukul dengan meninggalnya Iptu Wayan Suteja yang menjabat sebagai  Kanit Lantas Polsek Kintamani.

Sementara terkait prosesi upacara ayahnya, ia hanya mengungkapkan, almarhum akan diaben pada 4 Desember mendatang bersamaan dengan penghormatan militer terhadap almarhum atas jasanya sebagai abdi negara. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Iptu I Wayan Suteja diduga hendak melakukan percobaan bunuh diri dengan menenggak cairan berbahaya, Senin (23/11) sore.  
Informasi yang dihimpun di Mapolres Bangli, kejadian itu berawal pada Senin sekitar pukul 14.00 Wita. Saat itu, istri korban, Ni Made Sastradi, 52, melihat suaminya Iptu Suteja pulang dari kantor dengan kondisi jalan sempoyongan, sementara dari mulutnya keluar bau menyengat, seperti bau minyak tinner. “Melihat kondisi suaminya seperti itu, istri korban langsung mencari buah kelapa muda dengan harapan agar suaminya bisa memuntahkan cairan berbahaya tersebut,” ujar sumber yang tidak mau disebutkan namanya.

Namun meski sudah diberi air kelapa muda, namun suaminya tidak kunjung muntah. Kemudian istrinya membonceng korban dengan menggunakan sepeda motor dibawa ke salah satu rumah sakit di Kabupaten Gianyar. Diduga korban nekat lakukan aksi percobaan bunuh diri lantaran ditimpa banyak masalah. Salah satunya, adalah masalah ekonomi. Bahkan sebelum yang bersangkutan melakukan percobaan bunuh diri, korban sempat dilaporkan ke bagian Propam, karena ada masalah dengan rekan kerjanya. “Mungkin karena persoalan tersebut, yang bersangkutan nekat melakukan percobaan bunuh diri,” ujar sumber yang wanti-wanti namanya tidak mau disebutkan.

Kelian Dinas Banjar Gancan, I Wayan Widana menuturkan, kalau Iptu Suteja, merupakan warga asal Desa Peguyangan, Denpasar dan membangun rumah di Banjar Gancan, sekitar tahun 1990-an lalu. Meskipun demikian, kata dia, korban memang dikenal sosok yang ramah dan humoris. Jadi, selama ini tidak ada persoalan apapun dengan masyarakat. “Beliau orangnya baik dan ramah,” katanya.

Bahkan ayah dua anak Ni Putu Lely Saptadewi,33 dan Kadek Sastra Lyandika,30, ini juga dipercaya menjadi pecalang di Banjar Gancan hingga kini, namun dalam kapasitas sebagai pecalang pembantu. Dalam artian ketika Suteja tidak ada tugas dinas, maka turut ngayah saat ada acara di banjar. “Selama ini beliau sangat aktif dalam kegiatan di masyarakat,” pungkas Widana.

Komentar