nusabali

Di Tengah Pandemi, Gerakan Dapur Darurat Terus Galang Donasi

  • www.nusabali.com-di-tengah-pandemi-gerakan-dapur-darurat-terus-galang-donasi

DENPASAR, NusaBali
Gerakan dapur darurat SOS Rescue Kitchen bukan satu-satunya gerakan yang dilakukan oleh Yayasan Derma Atas Pangan (Scholar of Sustenance).

Oktober lalu, yayasan yang bergerak untuk menyalurkan pangan kepada masyarakat Bali ini juga menggelar Million Meals Paddle, yakni ajang olahraga air paddle yang ditujukan sebagai ajang untuk menggalang dana dalam rangka membantu masyarakat Bali.

Melalui ajang kompetisi yang diikuti oleh sebanyak 57 orang ini, SOS berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp 900 juta, yang masih terus bergerak hingga akhir pekan ini, dengan harapan bahwa donasi akan mencapai angka Rp 1 miliar.

Donasi ini kemudian akan disalurkan melalui program SOS Rescue Kitchen, yakni program dapur darurat oleh Scholar of Sustenance. Program Rescue Kitchen ini sendiri merupakan program yang telah berjalan sejak bulan Mei lalu, yang setiap harinya menyalurkan kurang lebih 2.000 bungkus makanan sehat ke masyarakat Bali yang membutuhkan.

“Semuanya akan disalurkan SOS ke Rescue Kitchen,” tegas Freddy Dumais, Fund Raising Manager Scholar of Sustenance. Disalurkannya donasi yang jumlahnya tak sedikit ini, selain digunakan untuk menjaga kelangsungan dapur Rescue Kitchen untuk membantu masyarakat Bali menghadapi pandemi ini, juga diharapkan untuk turut mendukung program SOS selanjutnya, yakni pembuatan dapur kedua Rescue Kitchen oleh SOS.

“Target kita kan di tahun 2025 ini untuk bisa menyediakan makanan sebanyak 25 juta makanan. So far kita di Bali dan Thailand itu baru mencapai 7 juta. Jadi kita masih jauh untuk bisa mencapai target tersebut. Cuma kita ada waktu dan obviously dengan adanya bantuan ini kita bisa selain masak saja kita ada rencana untuk buka Kitchen kedua. Dengan adanya kitchen kedua, obviously makanan yang bisa kita siapkan di Bali ini jadi dobel,” lanjut Freddy Dumais.

Berawal dari Pantai Jerman, para peserta harus mendayung sejauh 10 kilometer sambil berjuang dengan waktu, arus, angin, dan cuaca sampai ke titik akhir di Old Man’s Canggu. Ajang olahraga paddle ini pun rupanya cukup menarik minat dan antusias masyarakat, terbukti dengan banyaknya para peserta yang mengikuti kompetisi ini.

“Tidak ada batasan peserta, cuma karena Covid-19 ini, kita turunkan jadi 50 orang saja. Dari 50 orang itu ujung-ujungnya masih banyak yang ingin ikut, padahal sudah memenuhi targetnya 50 orang. Akhirnya kita terpaksa menambah sampai 62 orang, tapi setelah itu sudah tidak bisa lagi karena perjanjian dengan Satgas Covid bahwa tidak boleh lebih dari 60 orang. Untungnya yang datang itu 57 orang,” paparnya. *cr74

Komentar