nusabali

PON Remaja Pertandingkan 23 Cabor

  • www.nusabali.com-pon-remaja-pertandingkan-23-cabor

Atlet PON Remaja dibatasi usia 17 tahun dan mempertandingan 23 cabang olahraga misun sepakbola.

Sepakbola Tidak Dipertandingkan

DENPASAR, NusaBali
Pekan Olahraga Nasional (PON) Remaja di Jawa Tengah Tahun 2017 mendatang dipastikan hanya mempertandingkan 23 cabang olahraga. Hanya saja, dari 23 cabor tersebut, cabang olahraga favorit sepakbola justru tidak dipertandingkan. Kabar tersebut sesuai keputusan KONI Pusat Nomor 99 Tahun 2016 tertanggal 15 Juli 2016. Dan, usia maksimal yang boleh berlaga di PON Remaja adalah 17 tahun.

"Selain sepakbola, dansa dan cricket juga tidak dipertandingkan," ungkap Bidang Prestasi KONI Bali, Nyoman Yamadhiputra di Denpasar, Jumat (7/10).

Pada PON 2016, cabor cricket menjadi penyumbang dua medali emas bagi kontingen Bali. Namun dengan tidak adanya cricket pada PON Remaja, KONI Bali tak bisa menyebut ‘kehilangan’ medali emas. “Kalau di kategori senior, Bali memang unggul, tetapi di kategori remaja kita perlu lihat lagi potensinya,” akunya soal event yang diprediksi digelar Juli 2017 tersebut.

Yamadhiputra berharap, dengan adanya kejelasan cabor yang dipertandingkan tersebut, agar seluruh cabor melakukan persiapan sedini mungkin untuk dapat meloloskan atlet ke PON remaja. Dia berharap Bali meloloskan atlet sebanyak-banyaknya. “Tapi nanti yang dikirim hanya lolos minimal peringkat 5 nasional. Karena itu proyeksi meraih medali. Lebih daripada itu agar dibina terlebih dulu,” kata dia.

Sementara itu menyikapi tak adanya sepakbola, Ketua Asprov PSSI Bali, Putra Wirasana sangat menyayangkan. Menurut mantan Wakil Bupati Tabanan di era Nyoman Adi Wiryatama itu, semestinya dalam pembinaan olahraga dilakukan dengan komitmen tinggi. Apalagi, demi kemajuan dunia sepakbola di Indonesia. "Secara pasti kami memang belum mengetahui dipertandingkan atau tidak. Dan sejak awal memang tidak pernah diajak komunikasi," ucap Putra Wirasana Jumat (7/10) saat ditemui di sela-sela menonton semifinal Piala Soeratin Provinsi Bali Tahun 2016.

Dia justru mempertanyakan kenapa tidak dipertandingkan. Apakah itu dari KONI Pusat atau Panitia PON Remaja, kenapa tidak dilibatkan PSSI dalam penentuan cabang olahraga yang dipertandingkan. "Jika hanya soal dana sangat disayangkan. Semestinya intens dilakukan. Jika berada lurus pembinaan di generasi muda, semestinya harus komit menggelar pertandingan sepakbola. Apalagi ini PON Remaja," tandas Putra Wirasana.

“Jadi, siapa yang menentukan sampai tidak dipertandingkan itu sangat disayangkan. Justru disini bangsa Indonesia komit membina generasi muda. Semestinya sanggup dan mau. Dari segala bidang cabor, terlebih sepakbola olahraga rakyat,” sesalnya.

Bidang Kompetisi Asprov PSSI Bali, Putu Sugi Darmwan juga menyayangkan cabor sepakbola itu biasanya dipertandingkan mendahului, dan selalu ramai dibicarakan. Apalagi masuk kategori olahraga rakyat. Termasuk biasa menjadi cabor penutupan nantinya. "Waktu PON Jabar, sepakbola selalu ditayangkan dengan live. Ada bobot beritanya di sana. Sementara yang lainnya mengikuti misalnya futsal. Ini sama saja hambar jika tidak dipertandingkan. Ibarat sayurtanpa garam," kata Putu Sugi Darmawan. * dek

Komentar