nusabali

Terkendala Biaya, Pengerukan Danau Buyan Terhenti

  • www.nusabali.com-terkendala-biaya-pengerukan-danau-buyan-terhenti

Sebuah alat berat jenis eskavator amfibi tampak menganggur di Danau Buyan, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Senin (3/10).

SINGARAJA, NusaBali

Mesin bertenaga besar ini terparkir di tepi Danau Buyan yang memiliki luas 3,9 kilometer dan kedalaman 87 meter itu.

Sebelumnya, alat tersebut digunakan untuk mengeruk material pendangkalan danau yang terakumulasi sejak lima tahun terakhir. Karena keterbatasan anggaran, saat ini pengerukan material dengan alat berat itu terpaksa dihentikan sementara.

Menurut Putu Mawa, salah seorang penduduk setempat, pemberhentian aktivitas pengerukan endapan Danau Buyan ini sejak sebulan lalu. “Sudah tidak dipakai lagi, setelah festival, kurang lebih sebulanan,” kata dia yang ditemui di sekitar lokasi.

Ia menambahkan, sebelumnya alat berat tersebut sangat membantu mempercepat pengerukan gulma yang bertumbuh pesat di danau, dan langsung membawanya ketepian.

Saat ini pembersihan gulma hanya dilakukan secara manual oleh pegawai kontrak Pemkab Buleleng yang khusus dipekerjakan untuk membersihkan gulma tersebut. Sejak berhenti beroperasi, gulma yang sebelumnya nampak mulai lengang, mulai terlihat rimbun kembali dan menutupi sebagian permukaan Danau Buyan.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Buleleng drh Nyoman Surya Temaja, saat dikonfirmasi terpisah, membenarkan pemberhentian pengerukan gulma di Danau Buyan. Ia menjelaskan, hal tersebut terjadi karena keterbatasan anggaran yang dimiliki pemerintah. Alat berat milik Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida ini dipakai mengeruk pengendapan Danau Buyan pada Juni 2016 karena permintaan Pemkab Buleleng. Namun kewenangan dalam pemeliharaan danau ada di pemerintah Pusat, melalui BWS Bali-Penida. Saat itu permintaan Pemkab Buleleng langsung dikabulkan dengan menerjunkan langsung eskavator amfibi tersebut ke Danau Buyan. Dalam pengoperasian alat berat tersebut pihak BWS pun menyiapkan anggaran Rp 200 juta. Tetapi nilai tersebut tidak cukup digunakan untuk mengeruk gulma secara keseluruhan di danau karena biaya operasional alat berat itu juga sangat tinggi.

Usai melakukan pengerukan, karena kehabisan biaya operasional, BWS Bali-Penida tetap memarkir alat berat ini di Danau Buyan. Menurut Surya Temaja, pihak BWS kembali akan melakukan pembersihan danau pada awal tahun mendatang. “Sebelumnya kami juga sudah berkoordinasi, karena tahun depan akan dilakukan pengerukan lagi, maka masih diparkir di Danau Buyan. Maklum saja, biaya operasional dan mobilisasi alat berat itu juga menelan anggaran yang besar,” kata dia.

Dalam pengerukan gulma di tahun 2017 mendatang juga akan dilakukan dengan bantuan alat penyedot lumpur yang juga milik BWS. Dengan itu, pembersihan gulma-gulma itu dapat lebih cepat teratasi. Untuk sementara pembersihan gulma di Danau Buyan dilakukan secara manual oleh 20 tenaga kontrak Pemkab Buleleng. Mereka juga dapat memanfaatkan gulma tersebut untuk pakan ternak atau pupuk organik perkebunan masyarakat sekitar. “Karena membersihkan gulma yang sudah terakumulasi bertahun-tahun tidaklah gampang dan secepat kilat, perlu waktu bertahap. Anggaran BWS juga untuk banyak kepentingan bukan untuk pemeliharaan dan pelestarian danau saja,” ungkap dia. * k23

Komentar